3

4.5K 592 89
                                    

"Winwin!!!" Taeyong tersenyum lebar saat melihat sosok yang sudah bertahun tahun ia rindukan memasuki ruangan. Mereka kini berada di sebuah ruangan VIP di salah satu restaurant langganan keluarga Jung.

"Ya tuhan Tae!" Winwin memeluk Taeyong.
"Sudah lama sekali... kabarmu bagaimana? Masih sering main dengan Ten?" Winwin tampak sangat bahagia.

Jaehyun yang mendengar nama Ten, suami dari Johnny Seo hanya mendengus kesal. Ia sejujurnya tidak suka persahabatan antara suaminya dan suami Johnny. Tapi apa boleh buat, mereka teman lama dan Jaehyun tidak berani melawan Taeyong merecoki urusan pribadinya.

"Masih dong. Kau harus bergabung dengan kami lagi Win! Kami sangat merindukanmu" Taeyong melepas pelukan Winwin.
"Tentu! Sekarang kami sudah menetap di Korea. Aku akan sering sering bergabung dengan kalian!" Winwin tampak sangat senang.

"Kalian berdua duduk dulu, kita masih punya banyak waktu untuk saling melepas rindu" Yuta.
Winwin dan Taeyong baru menyadari hanya mereka yang masih berdiri sementara suami suami dan anak anak mereka sudah duduk di kursinya masing masing.
"Maafkan kami. Sudah bertahun tahun kami tidak bertemu" Taeyong dan Winwin segera duduk di kursi mereka.

"Kenalkan ini Renjun. Putra semata wayangku yang waktu itu aku ceritakan" Yuta memperkenalkan Renjun.
"Perkenalkan saya Renjun" Renjun memperkenalkan dirinya dengan sopan.
Jaehyun menyikut Jeno yang ada di sampingnya
"Saya Jung Jeno. Salam kenal"

"Jeno sudah tahu kan tujuan pertemuan kita ini?" Tanya Yuta pada Jeno. Jeno mengangguk.
"Sudah tuan Nakamoto" jawabnya.

"Panggil saja Otosan" Yuta tersenyum.
"Renjun juga panggil saya Papa saja ya" Jaehyun dan Yuta kemudian tertawa.
"Baik Otosan" Jeno tersenyum
"Tentu Papa" Renjun pun tersenyum.

"Yasudah... kalian kami tinggal disini ya. Silahkan saling berkenalan. Kami mau melepas rindu dulu" Jaehyun mengajak Yuta, Winwin dan Taeyong keluar dari ruangan.

"Pa... ma.... " Jeno menarik jas Papanya.
"Ih kamu tuh. Udah sanah kenalan sama calon suami. Papa sama mama mau lanjut temu kangen sama orang tuanya Renjun" Jaehyun menyingkirkan tangan Jeno.

"Selamat bersenang senang Papa, Mama, Otosan dan mama juga" Renjun berdiri dan membungkuk sopan saat semua orang kecuali Jeno meninggalkan ruangan.

"Kalian juga cepat akrab ya" pesan Yuta sebelum menuntup pintu ruangan.

"Hhhh" Renjun menghela nafas saat akhirnya para orang tua pergi.

"Ini baru pertama kalinya kau di jodohkan?" Renjun menatap Jeno yang hanya duduk diam. Ia merasa pernah melihat wajah Jeno. Tapi ia tidak ingat kapan dan dimana.

"Hhh tentu. Tidak seperti kau yang sudah berpengalaman" Jeno menyeringai.
"Cih... Otosan pasti sudah cerita. Tak masalah. Aku tak berniat menolak kali ini" Renjun berbicara dengan santai.

Jeno membelalakkan matanya kaget dengan jawaban pria yang lebih kecil darinya itu.
'Brakk'
"Ya! Kenapa kau tidak menolakku?!" Jeno memukul meja dihadapannya dengan keras.
Renjun biasa saja, nampak tidak terkejut.

"Aku butuh..." Renjun terdiam sesaat sebelum melanjutkan.
"Aku butuh kau agar jadi tamengku dari perjodohan lain" Matanya kini menatap lurus pada mata Jeno.
Jeno dapat melihat sorot putus asa dari mata Renjun. Entah mengapa ia jadi merasa tidak enak pada Renjun.

"Maksudmu?" Tanya Jeno setelah kembali lebih tenang. Kedua tangannya masih berada di atas meja.
"Otosan akan terus berusaha menjodohkanku. Aku tak ingin menikah. Tapi jika aku denganmu, otosan janji tidak akan memaksa aku menikah dan membiarkan kita mengenal satu sama lain secara perlahan. Berkencan terlebih dahulu. Itu akan memberikanku waktu sendiri tanpa mengkhawatirkan kemungkinan perjodohan lain. Meskipun hanya untuk sementara. Tapi tak masalah. Yang penting aku punya waktu" tangan Renjun dibawah meja mengusap usap cincin hitam di jari tengah tangan kanannya.

[END] UNEXPECTED [NORENMIN|NOMINREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang