47

3.5K 391 23
                                    

Berasa lama banget Lu ga update 😢
Lu belum sempet nulis chapter2 ending.. Jadi Lu keluarin aja deh yang udah ada...

Cuma kaya selingan. Maaf kalo agak lambat alurnya. Soalnya kalo langsung jadi aneh jalan ceritanya

✨jangan lupa vote dan comment✨

***

"Nanti malam Njun balik ke apartemen ya?" Renjun meminta izin kedua orang tuanya saat mereka selesai sarapan.
"Tidak mau kembali besok sekalian?" Winwin membawa piring kotor dan menyerahkannya pada Yuta yang kebagian tugas mencuci piring di sabtu pagi ini.

"Ini sudah hampir satu minggu sejak kita semua berkumpul di rumah Jaemin, Ma..." Renjun memanyunkan bibirnya sambil mengelap meja makan.
Winwin mengangguk dan menepuk bahu Yuta, memberikan suaminya sinyal sebelum membuka kabinet dan mengeluarkan kotak bertuliskan 'green tea' dan cangkir teh.

"Kangen ya?" Yuta menoleh pada Renjun sambil tertawa pelan. Renjun mengangguk dan tersenyum.
"Padahal baru juga kemarin Jaemin main ke sini" goda Winwin.
"Ya kan Njun beberapa hari ini belum ketemu Jeno juga..." Renjun.
"Kan calon suami Njun ada dua, Ma..." Wajah Renjun bersemu merah saat mengatakan kalimat barusan.

Winwin tertawa melihat putranya tersipu malu. Beberapa hari ini Renjun, Jaemin dan Jeno memang menghabiskan waktu mereka di rumah orang tua mereka masing masing hingga para orang tua selesai berunding dan memutuskan bahwa mereka bertiga diperbolehkan tinggal bersama untuk sementara di apartemen Jeno dan Renjun sambil mempersiapkan pernikahan mereka bertiga. Atau mungkin sekarang bisa dibilang itu apartemen mereka bertiga, meski Jaemin mengatakan ingin pindah ke apartemen yang lebih besar nanti saat mereka sudah menikah. Jaemin berpendapat bahwa apartemen yang sekarang terlalu sempit jika mereka ingin segera punya anak bersama.

"Kita ngobrol dulu ya sebelum Njun kembali ke apartemen?" Yuta sudah selesai mencuci piring dan menghampiri Renjun di meja makan. Renjun mengangguk dan duduk kembali di kursinya, berhadap hadapan dengan Yuta. Winwin menghampiri suami dan anaknya lalu meletakkan dua cangkir teh hijau dihadapan mereka masing masing dan dua potong strawberry tart.

Renjun tersenyum melihat perpaduan teh dan tart di hadapannya.
"yí mā mengirimkan teh, Ma?" Tanya Renjun pada Winwin. Winwin memgangguk. Jika Winwin memasangkan Teh hijau dengan tart buah pasti teh yang Winwin sajikan merupakan teh dari saudara perempuannya yang tinggal di Zhejiang. Renjun suka rasa teh hijau dari bibinya yang lebih fruitty dibanding teh hijau pada umumnya dengan sedikit ada rasa manis.

"yí mā mengirimkan beberapa teh, nanti Injun bawa saja ke apartemen" Winwin.
"Mama tidak ikut minim teh?" Tanya Renjun lagi saat menyadari hanya ada dua cangkir teh dan dua potong tart di meja makan. Winwin menoleh pada Yuta dan saling memandang untuk beberapa saat.

"Mama mau langsung ke café" Winwin.
"Dan Otousan ingin bicara berdua bersama Injun..." Yuta tersenyum. Renjun menatap kedua orang tuanya bingung, tidak biasanya Otousannya ingin berbicara berdua saja dengan Renjun.

"Mama tinggal dulu ya.. Café sedang ramai akhir akhir ini" pamit Winwin. Café Winwin memang baru di buka beberapa hari ini, sebenarnya Winwin mengelola café tersebut bersama Ten dan Taeyong untuk mengisi waktu luang mereka. Namun kepemilikannya atas nama Winwin karena awalnya Taeyong dan Ten ikut mengurus café tersebut diam diam tanpa sepengetahuan suami suami mereka.

***

"Otousan ingin membicarakan apa dengan Injun?" Tanya Renjun saat Winwin sudah meninggalkan mereka berdua.
"Otousan hanya ingin mengobrol dengan Injun... kita sudah jarang sekali kan mengobrol berdua selain masalah pekerjaan?" Yuta mengusap gagang cangkir tehnya.

[END] UNEXPECTED [NORENMIN|NOMINREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang