Chapter 27

32 3 0
                                    

Killa meminum obatnya setelah operasi yang membuatnya seperti dokter gila. Ia berjalan mengambil ponselnya di meja kerjanya dan mengangkat telepon dari Harziq yang ia yakini akan membuat keributan tak berguna dan sekarang ia sangat malas untuk berdebat.

"Halo?"

"Kau?! Kenapa tidak pernah mendengarkanku? Aku sudah bilang jangan pernah pergi dari Rumah sakit sampai seminggu, La. Apa kau mau aku ganti dokter?" tanya Harziq langsung tanpa basa-basi dengan nada marah-marah.

Killa tertawa, "Aku sudah meminum obatnya, Dok. Don't worry, aku tidak seceroboh kamu. Dan aku tidak mungkin meninggalkan pasienku," kata Killa sambil beranjak untuk duduk di sofa yang berada di ruangannya.

"Dan pasienku sangat sulit untuk di atur," ucapan sarkas Harziq membuat Killa tertawa.

"Aw, kau membuat jantungku sakit, Dokter."

"Kau baik-baik saja?" tanya Harziq yang kembali panik. "Kembalilah segera ke Aachen, aku tidak mungkin bolak-balik untuk menjemputmu, La."

"Mulai besok, kau harus mendengarkanku dan aku akan mengenalkanmu pada dokter barumu, La."

"Apa kau sudah menyerah denganku, Har?" tanya Killa dengan sedih.

Harziq menghela nafas, "Tidak, aku harus kembali ke Hamburg dan bekerja. Sedangkan kau, harus berada di Aachen. Aku tidak mungkin bolak-balik untuk memastikan kondisi selalu baik-baik saja. Ia bisa menjagamu untukku." Killa menghela nafas dan meniup pelan teh hijau yang tadi ia buat sebelum meminum obatnya.

"Aku cukup heran, kau mempunyai Rumah sakitmu sendiri dan mengapa kamu memilih kembali bekerja di Rumah sakit tempatku bekerja?" pertanyaan ini selalu ingin ia tanyakan kepada Harziq.

Harziq terkekeh, "Tentu saja, untuk menjagamu, La."

Killa tersenyum, "Jadi karenaku?" goda Killa yang mendapati dengusan dari Harziq. "Sayangnya aku hanya tiga minggu lagi di sana, Har" ucap Killa dengan nada yang sedih.

Harziq tentu saja terkejut dengan apa yang diucapkan Killa dan ia mengerti apa yang Satria ucapkan tadi kepadanya, "Apa yang kau rencanakan, La? Jangan mmebuat semua orang kembali panik," ucap Harziq dengan tegas.

Killa memejamkan matanya, "Aku tidak merencanakan apapun, Har. Aku hanya ingin menjadi pasien yang baik untukmu."

"Tidak mungkin kau akan menjadi pasien yang baik untukku. I know you, darling," ucap Harziq dengan curiga.

Killa masih memejamkan matanya, "Aku serius, Har. Apa aku kurang baik untukmu?" tanya Killa dengan jahil.

Harziq mendengus, "Tidak ada pasien yang hanya memanggil nama dokternya, La" ucap Harziq kepada Killa yang tengah tersenyum. "Dan kamu hanya perlu menuruti semua perkataanku dan kamu sudah menjadi pasien yang baik untukku."

"Baik, Dokter."

"La?!?!"

"Apa?" killa yang sangat lelah saat ini.

"Kau baik-baik saja?"

"Cukup baik. Dan aku harap dokter baru yang kau mau kenalkan kepadaku nanti bukan Kaka Pratama, Dokter Calixte."

"Kenapa?"

Killa menghembuskan nafasnya dengan masih memejamkan matanya, "Aku tidak menyukainya." Dan sambungan itu terputus secara sepihak oleh Killa.

Killa mengirim pesan kepada seseorang yang mungkin akan membantunya nanti.

Malam ini di Sea-salt, Dev.

Aku harap kau sendiri. Sebagai sahabat aku harap kau mengerti dan tidak membohongiku dengan berpura-pura tidak memberitahu Andra.

*

Ananta Killaputri [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang