~Parfois~

53 5 0
                                    

Ananta Killaputri William sangat jengah menatap suaminya yang tengah menelepon asistennya untuk membeli seluruh buku Ananta Killaputri karya Devan Mahendra.

"Kamu serius mau membeli buku sebanyak itu, Yeon? Apa tidak cukup tiga puluh buku yang kamu beli kemarin?" tanya Ananta ketika ia sudah melihat suaminya selesai dengan urusannya.

"Tentu saja. Aku akan membeli semuanya, Na."

Ananta mendengus sebal, "Posesif sekali, suamiku" kata Ananta dengan sinis.

"Bukan posesif. Aku hanya tidak suka dengan akhir yang ditulis si brengsek itu." Ryeon duduk dan membawa Ananta masuk ke dalam rengkuhannya.

"Apa? Tapi, akhirnya tidak terlalu buruk, Yeon."

Ryeon menggeleng dan memeluk Ananta dengan erat lalu menyerukan wajahnya pada ceruk leher Ananta—tempat favorit-nya.

"Tetap saja aku tidak suka," lirih Ryeon yang kini sudah mencium-cium leher Ananta.

"Tidak hari ini, Yeon." Ananta dengan tegas melepaskan pelukan mereka ketika tahu akal bulus suami mesumnya itu.

Sedangkan Ryeon menatap Ananta dengan sendu, "Please, kalau kamu izinkan aku hari ini. aku akan membatalkan niat aku membeli tiga perusahaan toko buku di dunia ini, bagaimana?" tawar Ryeon dengan manja.

Ananta berdecak dan mengangguk, "Baiklah. Cukup sekali saja, ya?" Ananta tahu itu hanya pertanyaan lewat bagi Lee Nam Ryeon.

Ryeon menyengir, "Satu klimaks sama dengan pembatalan tiga perusahaan bagaimana?" Ryeon masih mencari peruntungannya.

"Ryeon!" Ananta memukul dada Ryeon dengan keras. "Memangnya berapa banyak perusahaan yang mau kamu beli?" tanya Ananta.

"Oke dulu, oke? Baru aku jawab."

"Oke."

Ryeon tersenyum lebar mendengar perkataan Ananta. "Tiga ratus perusahaan buku yang akan aku beli."

Ananta memekik dan memelotot terkejut, "Astaga, Ryeon! Kamu sudah gila?!" pekik Ananta keras dan memukuli suaminya itu.

Ryeon dengan mudah menangkap kedua tangan Ananta dan membalik keadaan mereka. Kini, Ananta yang berada di bawah kungkungan Ryeon yang tengah menyeringai. Ananta menghela napas, ia pasrah karena sepertinya perjalanan akan sangat panjang karena ia dengan mudahnya menyetujui pertanyaan bodoh itu.

Ryeon yang melihat Ananta sudah pasrah langsung memulai aksinya. Mencium kening Ananta lama, turun ke kedua mata, hidung, pipi dan terakhir bibir Ananta yang sudah menjadi candu seorang Lee Nam Ryeon.

Ryeon memekik kesal dan hampir mengumpat ketika suara tangis bayi mereka terdengar yang membuat Ananta mendorongnya lalu segera menghampiri box bayi berwarna pink pastel.

Princess Abba kenapa kamu bangun di saat yang tidak tepat sih, sayang?!

"Chaca haus, sayang?" tanya Ananta sambil mengambil putrinya dari box bayi.

Ananta membawa Chaca menuju kasurnya dan Ryeon. Menidurkan Chaca di samping Ryeon yang masih menatap langit-langit kamar mereka sambil meredakan gejolak hasratnya.

Setelah tenang, Ryeon mengubah posisi tidurnya mengahap Chaca yang tengah menyusu. Ryeon tersenyum dan membelai pipi mungil putrinya, "Jangan cepat besar ya, sayang. Abba tidak rela banyak pria yang akan merebutkanmu nantinya."

"Cukup Oppa kamu saja yang besar, kamu jangan." Ryeon mengusap pipi Chaca dan menatap sekilas box bayi berwarna biru di samping box pink.

"Sembarang!"

Ryeon mengaduh sakit, "Sakit, sayang."

Ananta tidak menanggapi dan fokus menyusui putrinya. Ananta tersenyum kasihan melhat Ryeon yang berjalan menuju keluar kamar mereka untuk ke dapur.

Ananta mengambil ponselnya dan menelepon seseorang untuk membantunya menjaga Chaca dan Bara malam ini. ya, bukan hanya kedua anaknya saja yang harus ia urusi, tapi suaminya pun mempunyai kebutuhan dan itu sudah menjadi tanggung jawabnya.

...

Ketika mau tidur, Ryeon keluar dari dalam kamar mandi. hari ini ia harus tidur dengan nyenyak dan membantu istrinya mengurusi putra dan putrinya sebelum pergi ke rumah sakit.

Tapi, semua itu batal ketika melihat pakaian istrinya yang seperti ingin menguji imannya.

"Anna, jangan nguji aku. Aku nggak mau seperti tadi siang."

Ananta tersenyum dan mengalungkan lengannya pada leher Ryeon ketika Ryeon sudah duduk di sampingnya.

"Bukan hanya Chaca dan Bara yang mempunyai kebutuhan dan perhatian dari aku, bukan? Tapi bayi besarku juga butuh perhatian dari aku dan sudah menjadi kewajibanku untuk memenuhi kebutuhan kamu, Yeon."

Ryeon diam mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut istrinya.

"Chaca dan Bara sudah aku titipkan ke Eomma. Jadi, malam ini aku milik kamu. Dan terserah kamu ingin apa saja. Kasihan suamiku sudah puasa selama tiga bulan setelah melahirkan kembar. Tapi, hati-hati ya! Aku nggak mau hamil lagi dalam waktu dekat."

Tanpa kata dan membalas perkataan Ananta, Ryeon segera melahap bibir Ananta dengan lamat-lamat tidak menggebu-gebu. Ananta membalas dan menyeimbangkan permainan Ryeon.

Ryeon melepas pautan mereka dan menyatukan dahinya ke dahi Ananta ketika kedua napas mereka sudah hampir habis.

"I love you, Na. please, jangan tinggalin aku dengan anak-anak. Mari menua bersama."

Ananta tersenyum, "I love you too, Yeon."

~END~

Ananta Killaputri [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang