Chapter 60

37 4 0
                                    

Killa terkekeh ketika ponselnya menampilkan wajah lelah kekasihnya. "Lelah? Berapa jam dan berapa operasi yang kamu tangani hari ini, Ryeon?" tanya Killa dengan lembut.

Killa bisa melihat senyum di wajah lelahnya—yang semakin membuat ia ragu untuk menjalani operasi yang waktunya seminggu lagi. "Kangen."

"Aku juga, ternyata kamu ngangenin juga ya, Ryeon." Killa terkekeh dan Ryeon pun terkekeh bersama dengan Killa.

"Kapan pulang? Aku kangen kamu. Mau peluk kamu. Kalau perlu aku mau nikahin kamu. Jadi, kapan pulang?"

Killa menggeleng, "Tidak tahu. Kamu mau tahu hari ini aku bertemu dengan siapa? Selain Mama aku juga bertemu dengan seseorang, Ryeon." Killa menahan senyumnya kala rahang pria itu mengeras dan sedang memikirkan sesuatu.

Ryeon berdecak, "Jangan bilang Aksara? Atau Devan? Aku cemburu! Na, kan udah aku bilang ke Indonesianya bareng aku saja, supaya aku bisa memberi tahu kepada mereka kalau kamu itu sudah jadi milikku," ucap Ryeon dengan kesal.

Killa tersenyum lebar dan Ryeon yang melihat itu tambah kesal dibuatnya. "Na! kamu serius?"

"Posesif, cemburuan, bossy, pemarah dan nyebelin. Apa ada yang kurang, Kim Nam Ryeon Soengsaengnim?" tanya Killa dengan senyum yang masih terpatri di wajahnya.

"Ada." Ryeon tersenyum nakal—rasanya seluruh lelahnya sehabis menjalankan Hepatektomi selama lima jam setelah melakukan berbagai macam operasi lainnya menghilang ketika melihat wajah Killa.

"Setia dan hanya mencintai satu orang keras kepala yaitu kamu."

Killa terkekeh dan menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan tingkah laku Ryeon. "Makin hari kamu semakin gombal dan narsis ya."

"Oh iya, tentang dua permintaan kamu waktu itu. Kamu mau apa? Aku tunggu lho, aku akan kabulin semuanya." Killa sengaja membahas ini.

"Nikah sama aku. Lahirkan anak-anak aku. Mudah, bukan?"

Killa terdiam. Bukan ini yang ia maksud, "Ryeon, apa tidak ada yang lebih mudah?" tanya Killa hati-hati.

Ryeon menghembuskan napasnya kasar. "Aku tahu kamu menyembunyikan sesuatu yang besar dari aku, Na. dan aneh saja kamu menanyakan hal yang aneh seperti ini. tapi, aku nggak akan memaksa kamu untuk cerita sama aku—karena, aku percaya kalau aku akan selalu menjadi tempat kamu pulang."

"I'm your home, Na. please, comeback home safely. Aku menunggu kamu di sini—rumah yang hangat dan tawa yang akan selalu menguar. Karena, aku yakin sejauh apapun kamu pergi—kamu akan kembali kepadaku—rumahmu."

Killa mengangguk, "Ya. Boleh peluk?" tanya Killa yang berusaha menahan agar air matanya tidak tumpah.

"Kamu percaya aku kan? Apapun keputusan yang aku ambil nanti—pesanku hanya satu. Berbahagialah. Kamu tahu, aku tidak ingin pasanganku seperti Ayah—jadi, apapun hasilnya jangan jadi Ayah yang membenci dan menyalahkan dirinya sendiri."

Ryeon mendengarkan semua apa yang ingin Killa ungkapkan kepadanya. Ryeon sangat ingin marah, tapi ia tahu bahwa Killa bukan perempuan yang dapat diluluhkan dengan mudah apalagi dengan kemarahan yang tidak masuk akal.

"Kamu adalah alasan aku bertahan saat ini. dan ketika nanti takdir berkata lain, bisa kamu pergi ke makam Se Ra dan sampaikan pesanku?" pinta Killa

"Apa?"

"Terima kasih sudah bertahan selama itu Rara. dan terima kasih sudah menginjinkan aku untuk meminjam bahu kakakmu selama aku hidup. Dan yang terakhir adalah kalau aku sudah mencintai Kakakmu yang super nyebelin itu."

"Bisa kamu sampaikan?"

"..."

"..."

"Ryeon, aku tahu apa yang ada di isi kepalamu itu—kamu tahu aku tidak akan meninggalkanmu, bukan? Tapi, aku tidak bisa melawan takdir untuk saat ini. firasatku mengatakan bahwa semuanya tidak akan baik-baik saja."

Ananta Killaputri [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang