21(REVISI)

2.5K 183 5
                                    


"Aku minta agar kita tidak membahas hal ini lagi ke depannya, Aurel" Ucap Adam dengan posisi nya yang duduk di kursi taman dan tatapan nya yang terus kedepan.

Raut wajahnya yang tidak terima, Aurel menghadapkan dirinya ke arah Adam di samping nya.

"Kenapa? "

"Pokoknya kita harus berhenti membahas hal ini lagi" Ucap ulang nya.

Aurel diam sejenak. Meratapi semua kekesalan nya. Karna tiba tiba Adam meminta hal itu. Sebelum nya Adam terlihat antusias dengan keinginan Aurel yang diam diam itu pun keinginan Adam sendiri. Tapi sekarang Adam sendiri pula yang berusaha menghentikan nya.

"Tapi aku ingin tau dulu kenapa kamu ingin memberhentikan ini semua? " Tanya Aurel.

Adam diam lagi sebentar. " Jika aku menikahimu, Ocha ingin aku melepas nya. Dan aku tidak ingin itu terjadi"

Alasan itu, sudah Aurel sempat dengar dari Ocha sendiri tadi. Faktor utama sudah terlihat jelas. Dan itu yang membuat Adam memalingkan niatnya.

"Kamu bujuklah dia. Suatu saat mungkin dia akan mengizinkan. Lagian kamu jangan terlalu mengekang keinginan kamu dengan keinginan orang lain. Kamu berhak memiliki apa yang memang berhak untuk kamu miliki. " Berhenti sejenak. "Aku itu sangat prihatin sama kamu. Emang kamu hanya ingin berdiam diri saja dengan status kamu ini?. Kamu hanya diam dengan status kamu yang masih menjadi suami. Dam, orang tua kamu itu butuh keturunan untuk mewarisi tahta mereka. "

"Aku mengerti. Tapi, biarlah ini berjalan dengan takdirnya. Aku akan menerima apa adanya. Karna aku mencintai Ocha, dan aku tidak mau kehilangannya" Jawab Adam membuat Aurel mendadak kesal kembali.

"Tapi selain itu apakah kamu ada rasa terhadap ku, Dam?."

Adam kaget. Karna sebelum nya ia belum pernah menyatakan perasaan nya pada Aurel.

"Dari semua tanggapan mu saat aku menyatakan perasaan pada mu, kamu terlihat tidak menolak, meski tidak sepenuhnya kamu terima."

Adam tidak menjawab. Ia bangkit dari duduk nya dan masuk ke dalam rumah. Tapi sebelum masuk ia berkata..

"Kita seharusnya tidak membicarakan hal seperti ini juga mulai sekarang"

Adam kembali berjalan masuk ke dalam rumah. Meninggalkan Aurel yang masih melihat Adam menuju kemana. Aurel kesal. Rencana nya dibilang gagal. Tapi Aurel benar benar tidak mau ini terjadi.

Disisi lain, Ocha tengah duduk melamun dengan tatapan kosong di balkon kamarnya. Dan sebuah mushaf berwarna ungu yang ia peluk erat. Ia baru membaca nya tadi. Tapi sekarang ia mungkin lagi ingin ingin nya berdiam diri, sampai melamun tidak mau memikirkan apapun. Karna pikiran nya sudah bekerja ekstra karna beberapa kejadian akhir akhir ini.

Ditengah itu, handphone nya yang tergeletak di atas meja didepan nya berdering menandakan ada yang menelpon. Ocha mengalihkan perhatiannya dan mulai mengambil benda pipih itu. 'Abi❤' nama yang tertera di bagian atas layar nya. Lalu ia segera menggeser tombol hijau nya ke atas.

"Assalamu'alaikum Abi.. "

"Wa'alaikumussalam, nak. Bagaimana kabar mu?. Baik? "

"Alhamdulillah baik Bi. Abi juga bagaimana kabarnya? "

"Alhamdulillah Abi baik baik saja, Cha"

"Bi, Ocha kangen sama Abi"

"Abi juga kangen sama Ocha. Mangkanya, kali kali kamu kesini dong bersama Adam"

"Iyah Bi, InsyaAllah"

"Tapi bentar Cha, suara kamu kedengaran berbeda. Kamu sakit? "

"Ti--Tidak kok Bi, Ocha baik baik aja. Ini cuma karna.. tenggorokan Ocha nya terasa kering, jadi suaranya ikut berbeda. "

Cintaku Badboy[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang