30

3.9K 213 6
                                    


Beberapa hari setelah meninggalkan kota Bandung dan menetap di Kota Medan, rasanya tidak ada bedanya. Semua kenangan indah terus terbayang di kepala nya. Setiap kali kenangan itu hadir di ingatan nya. Apalagi setiap hendak tidur, tak ada lagi yang Ocha pikirkan selain Adam.

Dan biasa nya, Adam selalu menyapa nya tiap hari lewat pesan Whatsapp. Tapi sekarang tidak pernah lagi, ia tidak pernah di hubungi oleh Adam lagi. Hati nya benar benar sepi dari biasa nya.

Adam lagi apa ya sekarang?

Apa dia sudah tandatangani surat itu?

Atau bahkan dia sudah menikah terlebih dahulu dengan Aurel?

Beribu pertanyaan yang di benak nya terus berjajar tanpa berhenti. Ocha merasa takut jika memang Adam dan Aurel sudah menikah. Entah kenapa hati nya khawatir, dan tidak mau itu terjadi. Padahal dia sendiri yang meminta nya pada beberapa waktu yang lalu.

"Kenapa melamun terus, nak? " Tanya seorang wanita lansia berhijab sambil menghampiri Ocha di tempat duduk di halaman rumah nya.

"Eh.. Nenek, kagetin Ocha aja" Ocha tersadar dari lamunan nya.

"Ya lagian kenapa dari tadi Nenek perhatiin kamu bisa nya melamun terus"

Nenek dari Ocha pun sebenarnya sudah tau kesimpulan dari kedatangan Ocha dan yang bahkan memutuskan untuk tinggal bersama nya itu. Tentang Adam suami nya, tentang semua permasalahan nya, Nenek sudah tau karna Heri sendiri yang bercerita. Karna bagaimana pun sebagai orang tua juga berhak untuk tau apa yang terjadi pada cucu nya.

"Gak kenapa napa kok Nek" Alibi Ocha.

"Memikirkan suami mu itu? "

Mendengar pertanyaan itu Ocha hanya diam bingung menjawab, karna merasa tebakan sang Nenek benar.

"Hmm.. Nenek jadi penasaran, bagaimana sih sosok Adam itu?, mungkin dia ganteng banget kali ya sampai kamu terus lamunin dia"

Ocha tertawa kecil. "Ihk, apa sih Nek?"

"Tapi benar kan? " Balas Nenek terus menggoda nya.

Ocha hanya menunduk serta tersenyum malu. Memang benar, setiap kali ia selalu dilanda rindu untuk menatap wajah tampan Adam. Ia selalu membayangkan bagaimana Adam terlihat senyum padanya. Sungguh, senyuman nya itu lebih manis dari madu, sampai membuat Ocha sangat kecanduan untuk melihat nya.

Apalagi Ocha sangat rindu mendengar suara Adam yang memanggil namanya, apalagi dengan sebutan 'Sayang'. Setiap kali Adam memanggil nya dengan sebutan itu, membuat tubuh Ocha merasa geli dan merinding, benar benar membuat nya tegang, padahal hanya sebatas memanggil nya seperti itu. Jika di pikir pikir memang lebay menurut dia sendiri.

"Iya sih, Nek" Ocha terkikuk malu.

Nenek tertawa kecil.

"Adam emang dibilang tampan banget, Nek. Waktu SMA nya saja dia banyak suka" Lanjut Ocha.

Nenek berkerut kening dan mengangguk perlahan mengerti.

"Nenek mau liat tidak foto nya? " Tawar Ocha serasa antusias.

"Boleh, memang nya ada? "

"Ada di handphone Ocha, Nek"

Ocha masuk ke dalam untuk membawa benda pipih itu. Setelah nya ia kembali duduk di tempat nya dan memberikan handphone nya kepada sang Nenek dengan layar yang sudah menampilkan sebuah foto Adam.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cintaku Badboy[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang