22

2.6K 172 3
                                    


Dengan perasaan yang benar benar tidak nyaman, Ocha terduduk lemas di kursi panjang yang ada di ruang tunggu. Ocha cemas dengan keadaan Bi Rahmi yang masih dalam penanganan Dokter saat ini, tapi ia juga tidak tenang karna Adam marah pada nya saat ini juga, meski ia tau, dia benar benar tidak salah dalam hal ini.

Ocha menenangkan hati nya dengan berdzikir. Dan hati nya menjadi tenang saat ia mengingat ada yang lebih tau dari semua ini, siapa lagi kalau tidak Allah yang Maha Tahu segala nya. Allah tau ia tidak salah, dan Allah tidak akan membiarkan kebenaran bisa tersingkir kan oleh kejahatan.

Tidak lama, akhirnya keluarlah Dokter wanita berhijab dari ruang IGD yang berada tidak jauh dari hadapan Ocha. Ocha bangkit dari duduk dan menghampiri dokter itu.

"Dok, bagaimana keadaan nya? "

"Kondisi nya semakin membaik. Ia hanya keracunan makanan yang terkontaminasi oleh bakteri, virus, parasit, atau racun. Hal ini memang bisa menyebabkan kematian, tapi Alhamdulillah dia dibawakan kemari dengan segera, dan dengan tepat waktu kami bisa menangani nya. " Jelas Dokter.

"Alhamdulillah.. "

"Hanya saja dia belum pulih dengan sangat sempurna. Kita tunggu sampai beberapa waktu" Lanjut sangat Dokter.

Ocha mengangguk. "Terimakasih Dok"

Dokter membalas nya dengan senyum serta mengangguk sedikit. "Kalau begitu, saya permisi dulu"

Dokter itu pun pergi dengan beberapa perawat tadi. Lalu Ocha masuk dan dapat melihat Bi Rahmi yang masih belum sadarkan diri.

"Ya Allah Bi.. Maafkan Ocha.. Ocha tidak bisa menjaga Bibi dengan baik" Ucap sesal Ocha.

Kemudian Ocha teringat dengan salah satu keluarga Bi Rahmi yaitu Pak Indro suami nya. Lalu ia pun segera menelfon nya.

Setelah menelfon nya, dikabarkan Pak Indro akan segera menuju ke tempat dimana Ocha dan Bi Rahmi berada.

Setelah lama nya Ocha menunggu kedatangannya, pak Indro pun akhirnya datang.

"Ya Allah Bu.. Ibu kenapa bisa sampai seperti ini.. " Cemas Pak Indro.

"Maafkan saya Pak, saya tidak tau kenapa Bibi bisa sampai seperti ini. Tapi ini salah saya yang tidak bisa menjaga Bibi dengan baik" Ucap Ocha.

"Tidak apa apa, mbak. Saya mengerti, saya hanya berharap dia baik baik saja"

"Aamiin.. Bapak tenang saja, semua biaya tidak perlu bapak pikirkan. Itu semua biar saya yang urus. "

"Terimakasih mbak.. Terimakasih"

Ocha mengangguk dengan tersenyum.

****

Siang hari nya sebelum waktu dzuhur, Ocha pulang ke rumah. Ocha sudah meminta izin pada Pak Indro yang akan terus menemani Bi Rahmi disana. Sehingga membuat Ocha tenang. Tapi urusan nya sendiri kini membuat Ocha hilang semua rasa tenang itu. Ocha masih tidak menyangka Adam akan marah pada nya.

Saat pulang, Ocha dapat melihat Adam di kamar dan sedang memain kan handphone nya di sofa samping kamar dekat dengan pintu menuju balkon. Ocha sedikit takut untuk masuk. Tapi akhirnya ia memberani kan diri untuk masuk dan duduk di samping Adam.

Saat mengetahui Ocha baru saja mendudukkan diri disamping nya, Adam mencoba bangkit dari duduk nya. Namun lengan nya sudah terburu Ocha tahan.

"Duduklah dulu, Dam. Aku ingin menjelaskan semua nya" Ucap Ocha.

Adam tidak melirik ke arah Ocha sedikit pun. Adam diam. Tapi kemudian Adam menepis pelan lengan yang Ocha tahan. Adam berlalu menuju pintu kamar untuk keluar dengan wajah yang masih terlihat kecewa.

Cintaku Badboy[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang