25

3.2K 208 9
                                    


Usahakan tinggalkan vote dan koment setelah membaca❤

Suasana yang masih sama. Menyakit kan. Hati yang sudah hancur tertimpa berat nya musibah dengan meninggal kan jejak luka yang begitu mendalam. Siapa yang merasakan hal itu?, apakah seseorang yang masih menangis dibalik pintu kamar, atau seseorang yang merasakan hal sama di luar kamar dan ditambah harapan agar pintu kamar tersebut dibuka oleh sang pemilik pintu.

Sayatan kecil merambat terus dengan perlahan membuat hati terasa terbelah menjadi dua. Air mata yang tak kunjung selesai mereda, dan tidak sedikit pun membuat perasaan jadi tenang. Apakah ini juga arti dari definisi 'sakit tak berdarah'?.

"Sayang.. Aku mohon buka pintu nya. Aku ingin menjelaskan semua nya"

Diam. Hening. Masih hanya itu jawaban dari ucapan nya tadi.

"Kamu tau?, sebenarnya aku tadi nya ingin menuju kesini, tapi aku sempat pergi untuk membeli bunga untuk mu. Tapi.. Entah apa yang terjadi, aku merasa langsung tidak sadarkan diri. Dan tiba tiba, saat terbangun aku sudah berada di kamar itu. Kamu harus percaya.. Hiks"

Dengan terpaksa Adam bercerita cepat. Bercerita tentang yang memang terjadi pada nya tadi.

Tapi penjelasan itu pun sama sekali tidak membuat Ocha percaya. Tanpa tau kebenaran, hal itu juga membuat Ocha rasa bukanlah suatu yang masuk akal. Kepercayaan habis tak tersisa untuk suami nya.

Sudah lumayan lama tidak ada reaksi apa apa dari dalam. Heri sudah menyangka Ocha hanya mendengar sambil menangis. Lalu Heri menghampiri Adam yang masih sama sama menangis.

"Sudah, Dam. Tidak ada gunanya lagi. Sepertinya Ocha tidak akan pernah keluar. Pulanglah, biarkan Ocha untuk sendiri terlebih dahulu. Semoga nanti Ocha mau bertemu dengan mu" Ujar Heri memegang pundak kanan Adam.

Adam sempat menolehkan sedikit kepala nya ke arah Heri saat ia berbicara. Lalu ia kembali melihat pintu kayu berwarna coklat seperti gula merah yang berdiri tegak di hadapan nya. Adam juga mengira Ocha tidak akan membuka pintu nya. Dan ia lebih baik menuruti apa kata Heri mertua nya.

Adam pun lalu merubah posisi nya. Dan Heri mengantarkan Adam keluar rumah.

Heri sempat melihat keluar, ia heran karna tidak melihat mobil atau motor Adam dihalaman rumah nya. Sehingga ia pun bertanya pada Adam.

"Kamu kesini bawa kendaraan apa? " Tanya Heri.

"Adam gak bawa kendaraan apapun Bi. Adam lari kesini. Karna itu lebih pantas buat Adam. Biar serasa jadi perjuangan"

Teguh nya membuat Heri luluh.

"Ya sudah kalo gitu biar Abi antar pulang ya"

"Tidak usah, Bi. Adam sendiri aja, jalan kaki. " Berhenti sejenak menghela nafas pelan. "Adam cuma minta jaga Ocha ya, Bi"

Heri mengangguk menyakini. "Iyah, Dam"

Adam tersenyum. "Kalo gitu, Adam pulang. " Adam mengulurkan tangan nya hendak meraih tangan Heri untuk menyalami nya.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

Adam segera keluar dari rumah dan pergi. Sebelum pergi, ia masih menatap sendu sebuah rumah yang di dalam nya ada seseorang yang ia cintai itu. Tapi kenyataan nya, seseorang tidak ingin melihat kehadiran nya saat ini. Adam mengalah. Ini sudah wajar terjadi.

Adam mulai berjalan dengan pelan nya. Tatapan nya kosong memandang aspal hitam yang ia sedang langkahi. Kelamaan kedua mata nya berkaca kaca. Dua tetesan air mata keluar tanpa kejapan. Rasa nya hati nya hancur sehancur hancur nya. Perasaan nya seakan ingin mengangkat berdera putih bertanda kan ia ingin menyerah. Tapi ia tidak ingin.

Cintaku Badboy[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang