28

2.7K 171 3
                                    

Beberapa hari berikutnya, dan hari ini adalah hari berangkat nya Ocha dan Heri menuju Kota Medan yaitu tempat tinggal nenek nya sekaligus juga tempat lahir nya.

Hari ini hari Ahad yang dimana sudah pasti perkuliahan libur. Salah satu permintaan Ocha saat akan pergi ke kota kelahiran nya itu, ia meminta agar Heri Abi nya membuatkan surat perpindahan kuliah nya, dan Heri sudah membuatkan itu.

Ocha tidak berfikir lagi untuk melakukan hal ini termasuk berniat pindah tempat tinggal. Ia ingin tinggal bersama nenek kesayangan nya disana. Ditambah beberapa alasan yang membuat Ocha pergi dengan sebuah luka yang ia bawa.

Sedangkan Heri, setelah beberapa hari di Medan, ia akan kembali ke Bandung untuk melanjut pekerjaan nya disana, sekaligus.. menyelesaikan persidangan dimana persidangan itu akan menghilangkan status suami istri diantara Ocha dan Adam. Heri hanya bisa mengiyakan untuk hal itu, karna Ocha adalah putri nya, ia tidak akan mengekang putri nya pada saat dalam keadaan seperti ini.

Dan sebelum keberangkatan nya, Ocha dan Heri akan memberikan surat keputusan penceraian kepada keluarga Adam agar segala di tanda tangani oleh Adam sendiri.

Adam belum tau hal ini, termasuk niat Ocha yang akan pergi menuju Medan. Dan saat ini, Ocha sedang merangkai kata kata yang mungkin akan terakhir kali nya untuk Adam dengar dalam bayangan nya disebuah kertas lembaran. Ia menulis nya di kamar sembari mata yang tak henti mengeluarkan air mata. Tangan nya terus bergerak menuliskan kata kata yang ia akan sampaikan pada Adam.

Begitu terasa sulit bagi Ocha untuk menulis kata kata itu. Rasanya berat dan tidak mau menuliskan nya. Didampingi oleh air mata yang ikut bergerak keluar dari tempat nya. Keheningan yang mengiringi membuat suara isakan tangis Ocha serasa menjadi nyanyian dikala itu, di seluruh penjuru kamar nya terdengar.

Tidak terasa, sudah hampir satu halaman Ocha menulis di kertas itu. Ia segera melipat dan memasukkan nya ke dalam amplop putih. Hari ini juga ia akan menyerahkan surat ini pada Adam lewat Bi Lastri, ia akan mengantarkan surat nya pada Adam. Sedangkan Kang Asep yang mengantar nya dengan Heri menuju bandara.

Pandangan nya kemudian teralih pada sebuah foto yang terpanjang rapi di meja nya itu. Yaitu foto dimana ikrar suci dibacakan. Memang terlihat senyuman Adam yang seperti terpaksa, tapi senyuman itu membuat Ocha senang kala itu. Dan mulai saat ini kah, Ocha akan melihat senyuman orang itu hanya lewat sebuah foto tanpa melihat nya secara langsung?.

****

Pagi yang cerah namun tidak membuat suasana hati Adam seindah cerah nya pagi ini. Yang ia sedang lakukan saat ini hanya berbaring di atas kasur nya dengan meletakkan kedua telapak tangan nya dibelakang kepala dan pandangan yang lurus mengarah ke langit langit atap rumah.

Jalan buntu dari sebuah ide serasa menjadi bayangan terakhir yang Adam pikir. Sebelum nya Adam tidak menyangka akan seperti ini jadi nya. Ia pun bertanya kenapa ini harus terjadi pada nya. Di setiap sholat termasuk tahajjud nya, ia selalu meminta petunjuk dan pertolongan pada Yang Maha Kuasa.

Pikiran yang terus berkutik, namun segera Adam hentikan sementara lalu mengambil sebuah benda pipih berwarna hitam di atas nakas samping kasur dekat dengan nya itu.
Ia mulai memainkan nya dengan berbaring. Ia membuka aplikasi Whatsapp dan membuka Chat nya dengan Ocha. Terlihat Adam yang selalu mengirim kan pesan...

"Selamat pagi, Sayang. "

"Jangan lupa makan ya"

"Jangan terlalu sibuk sama tugas, kamu gak boleh kecapean"

Itu hanya beberapa, bahkan dalam satu hari bisa lebih dari sepuluh pesan yang ia kirim ke nomor Ocha. Tapi Ocha tidak pernah membaca pesan dari nya lagi semenjak foto yang terkirim ke nomor nya itu. Tapi Adam tetap melakukan nya meski seperti itu. Adam yakin, Ocha pasti akan melihat nya meski hanya di sebuah notifikasi nya saja.

Cintaku Badboy[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang