enam

1.7K 177 2
                                    


"Kenapa, sih? Mojal apaan?"

"Titisan monyet dajjal!" Alenza mengangkat ponselnya ke hadapan Lucas dan Doris, memperlihatkan apa yang telah Dewa kirimkan melalui WhatsApp.

Sebuah foto yang berisi empat orang manusia serta satu bayi yang digendong oleh satu gadis di tengah-siapa lagi kalau bukan Alenza. Fotonya cukup apik, tak amatiran seakan Dewa mengirimkan seseorang yang khusus untuk memata-matai mereka semua.

"Gue enggak cukup yakin dengan alasan tadi. Si Dewi pasti cari sampai ke akar-akarnya, sampai dia merasa puas dengan jawaban sebenarnya."

Alenza membuang napas kasar, kepalan tangannya memukul-mukul permukaan meja dengan rasa kesal memenuhi puncaknya.

"Dia bisa aja sebar di sosmed," celetuk Lucas.

"Terus caption-nya, inilah penampakan seorang istri beranak satu dengan tiga suaminya!"

Alenza memelototkan matanya. "Anjim, Lucas. Jangan ngada-ngada, deh, lagi pula angle fotonya dari belakang. Tapi tetap aja kalau dia sampai punya rencana posting foto kita, gue bogem abis-abisan."

"Mana sempat keburu telat." Doris menaruh ponselnya di meja, membiarkan Alenza serta Lucas untuk melihat sesuatu di dalam ponselnya. "Cuma instastory sih, tapi anying juga."

"Heh, Ris. Lo bilang 'cuma'? Lo enggak tahu vierws akun dia berapa? Paid promote, endorse aja bisa nyentuh jutaan."

"Lo kepo-in harga pp-nya?" tanya Alenza menautkan kedua alisnya.

"Ya..," Lucas menggaruk tengkuknya yang tak gatal, melihat ke samping menggantungkan pertakaannya. "Gue sih enggak kepo, cuma pengin tahu aja."

"Enggak ada bedanya dodol!"

"Segitu mahalnya?" Doris bertanya. Alenza berdecih.

"Katanya, sih, punya predikat selebgram... mukanya ganteng maksimallll, kayak Dewa Yunani. Udah kayak lagunya Andra and the Backbone, lah!" ucap Lucas dengan gaya nyinyirnya.

"Apaan?"

"SEMPURNA...," lanjutnya, dengan nada yang sama dari lagu tersebut.

"Cuih." Alenza berdecih untuk kesekian kalinya. Kini netranya memandang ponsel milik Doris yang menampilkan layar  instagram akun dari Dewa. "Followersnya aja lebih banyak gue! Tapi gue enggak merasa jadi dewi instagram di sekolah, tuh. Apalagi buka-buka jasa sokongan. Emang pada dasarnya dia itu....mojal!"

"Beda angka belakang doang." Lucas menyindir. "Dia 'kan aktif sosmed, jadi enggak aneh kalau engagement rate instagram dia bagus."

Alenza memutar bola matanya malas, sebenarnya ia pun mengakui bahwa Dewa memanglah rajanya sosial media. Walaupun pengikut akun instagram dirinya lebih besar—sedikit daripada Dewa, tapi Alenza tidak begitu aktif menggunakan aplikasi tersebut.

"Astaga...." Doris berdesah, lagi-lagi mengundang atensi Lucas dan Alenza.

"Kenapa?"

"Soon, ponsel kalian penuh notifikasi..," Doris menjeda ucapannya, memberi ruang napas sejenak, "dan tamat jiwa raga."

Doris memperlihatkan apa yang sempat mengguncangnya. Disaksikan oleh kedua teman, Doris memerhatikan raut wajah dari mereka terutama Alenza—yang sudah  terdiam beku tanpa ekpresi, namun tangannya mengepal di atas meja.

Doris tahu.

Lucas pun tahu.

Bahwa perang sesungguhnya akan dimulai.

Postingan di instagram kali ini begitu keterlaluan.

Karena apa yang terjadi....

Dewa telah melebih batas candaannya.

Foto mereka. Foto yang sama, namun berbeda angle. Telah ter-posting di akun milik sekolah. Wajah mereka terpampang nyata dan jelas di sana.

Serta yang menjadi perbincangan publik, adalah mengapa ada seorang bayi dan,

yang utama

Mengapa foto itu tiba-tiba diposting?



.
.
.
.

Hehe baru update.

Terima kasih yang sudah setia menunggu;)





Kaladuta [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang