2. Reunited

4K 475 24
                                    

🍒🍒🍒

Senin selalu menjadi hari yang membuat hormon malas Zuya mencuat lebih tinggi dari hari biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senin selalu menjadi hari yang membuat hormon malas Zuya mencuat lebih tinggi dari hari biasanya. Pasalnya, ia harus bertemu dengan mata kuliah yang tidak dia sukai, yaitu kedokteran forensik.

"Untung aja sksnya cuma 2, coba kalau 5, botak kali kepala." Zuya bergumam sambil memasang atasan Guccinya.

Keluar kamar dengan membawa 3 sampai 4 buku, Adrian menatap putri sulungnya dengan mata melebar. "Banyak banget Kak bawa bukunya, tumben."

Merasa disinggung masalah kejengkelannya, Zuya pun mendengus pelan. "Dosen Zuya baru Pa hari ini, jadi Zuya enggak berani masuk enggak bawa buku."

"Memang harusnya kayak gitu kan, kuliah itu bawa buku, jangan cuma bawa iPad." Kayara ikut bersuara.

Melewati waktu sarapan dengan keluarga harmonisnya, kini gadis 21 tahun itu mulai menjalankan mobilnya. Membelah jalanan padat dengan Mustang birunya, tidak sampai setengah jam, Zuya pun tiba di Kampusnya, Universitas Angkasa.

Zuya berjalan dengan santai mengingat masih ada waktu sekitar 20 menit lagi sebelum kelas pertamanya di mulai. Sesampainya di kelas, Zuya sengaja memilih kursi di depan dengan harapan walaupun dia tidak begitu menyukai mata kuliah forensik, dia masih bisa memahami pelajaran tersebut.

Menunggu selama 5 menit setelah jam masuk di mulai, semua mahasiswa terdiam kontan saat melihat seseorang masuk ke dalam kelas.

Pria dengan tinggi yang diperkirakan lebih dari 180, gaya rambut belah tengah dan rupa wajah yang tampan itu kini tegap berdiri di depan kelas sambil memasang ekspresi datar.

"Selamat pagi teman-teman, perkenalkan, nama saya Kavin Ardana Abiputra, saya yang bertanggung jawab menggantikan Bapak Aswar untuk mengampu mata kuliah Kedokteran Forensik, saya harap kita bisa saling bekerja sama dalam proses belajar mengajar."

Zuya pada awalnya bersipan biasa saja saat semua teman perempuannya bersorak kegirangan dapat Dosen muda. Namun, ketika Kavin sudah mulai mengabsen satu-persatu mahasiswanya, sebelum namanya disebut, Zuya berseru pelan terkejut karena dia mengenali Kavin.

"Om yang kemarin bukan sih?" gumamnya sambil berusaha mencuri—curi pandang pada Kavin.

Menyadari jika dugaannya benar, Zuya pun menepuk keningnya, "sial, kenapa dunia harus sesempit ini."

"Azura Kayouna Alterio." Kavin menyebut nama Zuya.

Takut jika Dosen baru itu mengenalinya, Zuya pun mengangkat tangan sambil mengalihkan wajahnya dari Kavin.

"Azura Kayouna Alterio," panggil Kavin lagi sambil menatap datar pada mahasiswinya yang tidak melihat ke arahnya.

Zuya semakin meninggikan tangannya, ia juga masih menunduk sambil membiarkan rambutnya menutupi sebagian wajahnya.

LovenemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang