15. Ares

3K 419 42
                                    

🍒🍒🍒

Dua hari setelah berlalunya kedatangan Kavin ke rumah Zuya, gadis itu berusaha menghindar ketika ia berada di kampus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua hari setelah berlalunya kedatangan Kavin ke rumah Zuya, gadis itu berusaha menghindar ketika ia berada di kampus. Beberapa kali dikontak oleh Kavin untuk membantunya menyiapkan materi mengajar, tapi Zuya menolak dan berdalih sedang sibuk mengerjakan tugas kelompok bersama temannya.

Pagi ini, ketika kamis tiba, hari dimana mata kuliah Kavin ada di kelas Zuya. Gadis itu tadinya berniat untuk membolos, tapi saat ia berusaha mangkir dari kelas, Ares memanggil dan mengajaknya berbincang. Alhasil, disinilah ia, masuk kelas tanpa terasa.

"Res, bukannya kita enggak boleh ya duduk berdua," ujar Zuya mengingatkan.

Ares menepuk dahinya tanda lupa, "iya ya, hari ini mata kuliahnya Pak Kavin." Pria itu sudah hendak berdiri, tapi tangannya ditarik pelan oleh Zuya.

"Enggak usah pindah, di sini aja, tapi kita jangan ngobrol."

"Kalau dimarahin gimana? Kalau aku sih udah biasa dimarahin dosen, aku tuh kasian kamu, kalau harus kena marah sama Pak Kavin."

"Udah, gampang, nanti kalau disuruh pindah, baru pindah."

Ketika Ares hendak duduk, Kavin masuk ke dalam kelas dan tanpa sengaja melihat Zuya masih memegang tangan Ares. Mood buruk Kavin yang ia dapat karena masalah di luar kampus kini semakin memperburuk keadaannya. Ia terlihat mengeraskan rahangnya beberapa detik, begitu pun dengan wajah dinginnya.

Kavin memulai kelas dengan sangat serius, beberapa kali ia menegur mahasiswa dengan tegas namun tidak sesuai dengan kesalahannya. Biasanya, Kavin selalu memberi keringanan saat ada mahasiswanya yang lupa membawa paper dengan perjanjian ia harus pulang dan menyerahkan hari ini juga, tapi tidak dengan hari ini, mahasiswa yang kebetulan sedang sial itu tidak ditolerir sama sekali oleh Kavin, pria itu bahkan menyuruh mahasiswanya menutup pintu dari luar.

"Untuk materi yang sudah saya jelaskan, apakah ada pertanyaan?" tanya Kavin pada mahasiswanya sambil ia edarkan tatapan matanya ke seluruh penjuru kelas.

Mata Kavin sempat bertemu dengan Zuya, namun tidak lama, pria itu langsung memutusnya dengan ekspresi dingin.

Saat semua kelas diam ketika ditanya, Kavin terlihat mengangguk pelan sambil melepas kacamatanya, "kalau semuanya paham dengan apa yang sudah kita pelajari hari ini, sediakan kertas dan pen kalian, kita kuis dadakan."

Semua sontak terkejut, "Hah! Kuis? Serius?" Ares menoleh reflek ke arah Zuya.

"Kamu paham, Res?"

Ares jelas menggeleng. "Pak Kavin menjelaskannya terlalu cepat, materi hari ini aku enggak paham."

Zuya ikut mengiyakan, ternyata bukan hanya dirinya yang merasa jika aura dingin Kavin kali ini mempengaruhi cara mengajarnya, semua tidak berani mengeluh walau sama-sama terkejut dengan kuis dadakan.

LovenemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang