🍒🍒🍒
Zuya kini tengah fokus mendengarkan Kavin menjelaskan materi seminarnya. Pembahasan yang tentu tidak jauh dari serba-serbi dunia kesehatan itu menarik minatnya. Gadis itu dimudahkan menyimak bahasan karena duduk di depan, seolah tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan baik ini, Zuya langsung membuka iPadnya dan mencatat hal-hal yang penting.
Zuya beberapa kali mendapati Kavin menatap ke arahnya dengan senyum menghiasi wajah, entah apa maksudnya, gadis itu enggan untuk berspekuliasi macam-macam, ia berusaha mempertahankan ekspresi datarnya seolah tidak menyadari jika dosennya itu menatap ke arahnya.
Waktu berlalu dengan cepat, tidak terasa seminar Kavin berakhir. Pria itu turun dari panggung sambil menyalami beberapa dokter senior dan beberapa rekannya.
"Pembahasan yang menarik dokter Kavin," ucap Arkan sambil menepuk pundak anak dari temannya tersebut.
"Terima kasih dok, saya yang harusnya berterima kasih, dokter Arkan dan dokter Alvin banyak memberi saya materi untuk kelengkapan data saya." Kavin tersenyum canggung kearah keduanya.
Alvin dan Arkan lalu tertawa ringan. Saat Kavin berbicara dengan dua Kakeknya, Zuya mengulas senyum lebar saat melihat seseorang yang ia kenal berjalan mendekat.
"Tutuuuu." Zuya berseru sambil membuka tangan ke arah Angga.
Angga tertawa sambil membalas pelukan anak dari keponakannya tersebut. "Kenapa sekarang jarang main ke rumah, si kembar nanyain kamu terus sama Star."
"Semester 6 bikin Zuya enggak punya banyak waktu buat main, Tu." Panggilan Tutu disematkan untuk Angga ketika pria itu menolak keras ketika ingin di panggil Kakek.
Angga kini mendekat ke arah Alvin dan Arkan, matanya juga menatap intens Kavin seolah melakukan scanning terhadap pria tersebut. "Materi kamu bagus, penyampaian kamu juga lugas, saya yakin kamu dokter yang kompeten."
Kavin kembali tersenyum, ia sedikit menunduk sambil menyalami tangan Angga yang terulur. "Kavin, dok," katanya dengan gugup karena saat ini tengah berhadapan dengan beberapa orang terpenting di Rumah Sakit Medica.
"Kalian datang berdua?" tanya Angga menunjuk Zuya dan Kavin. "Kamu siapanya Zuya?"
"Pacarnya, Ngga." Arkan dengan kejahilan yang tidak pernah luntur selalu membuat siapa saja yang dekat dengannya, terutama Rose, sang istri dan seluruh anak-anak yang ada di keluarga besar mereka.
Mendengar sahutan salah satu Kakeknya itu, Zuya langsung bereaksi, "bukan, Tu," ia menoleh jengkel pada Arkan setelahnya, "Opa ih, ngarangnya enggak kira-kira!" seru Zuya.
Alvin, Angga dan Arkan tertawa renyah. "Enggak, tapi mukanya merah." Kali ini Angga yang bersuara.
Jengah dengan pembahasan yang mulai terlalu jauh, Zuya langsung menyeret Kavin agar segera pergi dan menjauh dari ketika Kakeknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovenemy
Romance(FOLLOW SEBELUM BACA!) 🍒🍒🍒 Zuya bertemu Kavin secara tidak sengaja. Pertemuan yang diawali dengam kejadian tidak mengenakkan itu berlanjut karena Kavin mendapati Zuya adalah salah satu mahasiswanya. Bagaimana kelanjutan cerita Kavin dan Zuya? E...