🍒🍒🍒
"Kenapa pesan, telpon dan semuanya yang berhubungan dengan saya, kamu hindari, apa karena sekarang kamu sudah punya pacar muda, seperti Ares, jadi kamu bisa mengabaikan saya seenaknya?"
Kunyahan Zuya pada spaghetti yang ia makan terhenti seketika. Matanya dengan jelas menangkap ekspresi marah dan wajah merah dari Kavin. Pria itu bahkan berbicara sambil mencondongkan tubuh ke arahnya.
Setelah sadar sudah melampiaskan kegelisahannya pada Zuya, Kavin lalu mengusap wajahnya pelan, ia berdiri dan membuat Zuya reflek bertanya, "mau ke mana?"
Kavin menoleh masih dengan wajah sinis, "ke toilet," sahutnya lalu langsung berjalan.
Zuya mengikuti Kavin dengan tatapan matanya hingga pria itu menghilang dari balik tembok yang berbelok. Seketika, Zuya meraba bagian dadanya yang terasa nyeri karena jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.
Lagi, perasaan aneh saat ia bersama Kavin kembali hadir. Perasaan nyaman yang menggelitik bagian perutnya terasa semakin menjadi-jadi saat melihat Kavin marah dengan alasan ia tidak menghiraukan semua pesan dan panggilan dari pria itu.
Zuya sempat mencerna ucapan Kavin saat pria itu masih belum kembali, "dia bilang Ares pacar aku? Hah? Berita dari mana itu," gumamnya pelan.
Saking larutnya berpikir, Zuya bahkan tidak menyadari jika Kavin sudah kembali duduk di kursinya. Melihat gadis itu melamun, Kavin pun menjentikkan jarinya di depan wajah Zuya. "Mikirin Ares?" singgung Kavin.
"Enggak, siapa yang mikirin Ares," sanggah Zuya tidak terima, "lagian ngapain juga mikirin dia."
Kavin terdengar mendecih pelan, "wajar kan, cewek mikirin pacarnya."
"Terus Bapak ngapain antar saya pulang? Kenapa enggak antar pacar Bapak aja?"
"Pacar saya?" kening Adrian mengerut mendengar sahutan dari Zuya.
"Iya, pacar, Bapak cowoknya Bu Rifka kan? Kalian cocok kok, Pak, semesta merestui, tenang aja." Jujur saja, Zuya terlanjur kesal dengan Kavin yang terus mengngkit tentang Ares, ia pun membalasnya dengan cara yang sama.
Kavin menyandarkan punggungnya ke kursi, ia mengembuskan napasnya perlahan dengan menatap Zuya intens sambil melonggarkan dasinya. "Tahu dari mana kamu, kalau saya dan Rifka pacaran?"
Zuya terdiam, konteks kalimat Kavin yang ambigu baginya membuat Zuya punya banyak arti dalam menyimpulkan. "Dari sumber terpercaya," sahutnya dengan tatapan tidak kalah tajam.
Kavin tertawa sinis setelahnya, "lalu kamu percaya begitu saja dengan si sumber terpercaya tadi? Tanpa konfirmasi dulu sama saya?"
Zuya meletakkan garpu di tangan kanannya lalu melipat tangan di atas meja, matanya lurus menatap Kavin kemudian berkata, "itu juga yang mau saya tanyakan sama Bapak, kenapa Bapak bisa menyimpulkan saya dan Ares pacaran tanpa mengkonfirmasinya terlebih dahulu dengan saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovenemy
Romance(FOLLOW SEBELUM BACA!) 🍒🍒🍒 Zuya bertemu Kavin secara tidak sengaja. Pertemuan yang diawali dengam kejadian tidak mengenakkan itu berlanjut karena Kavin mendapati Zuya adalah salah satu mahasiswanya. Bagaimana kelanjutan cerita Kavin dan Zuya? E...