18. Good Luck

2.8K 386 29
                                    

🍒🍒🍒

Langit pagi di hari minggu terlihat cerah, matahari bersinar hangat menuju permukaan, dan udara terasa sangat menyejukkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit pagi di hari minggu terlihat cerah, matahari bersinar hangat menuju permukaan, dan udara terasa sangat menyejukkan.

Kavin membuka gorden kamarnya dan berjalan menuju balkon, senyumnya nampak pada wajah setelah mengingat jika hari ini ia punya agenda pergi ke acara ulang tahun temannya.

Sebenarnya, bukan karena agendanya yang membuat pria itu bahagia, melainkan bersama siapa ia akan pergi yang membuat senyum di wajahnya seakan permanen terpasang di sana.

Kavin menggeliatkan tubuh setelah menguap, ia masuk kembali ke kamar dan membersihkan diri sebelum turun ke bawah.

Saat Kavin selesai dengan kegiatan bersih-bersihnya, pria itu kini melangkahkan kaki menuju dapur, di sana sudah ada Kartika, Mamanya, yang sibuk menyiapkan sarapan.

"Pagi, Ma." Kavin menyapa sambil memeluk dan mendaratkan ciuman singkatnya pada pipi kanan Kartika.

"Pagi, Vin, tidurnya nyenyak?"

Kavin mengangguk, matanya kini mengedar mencari Adiknya, "Russell mana, Ma?"

Kartika mendekat membawa sepiring nasi goreng, lalu meyerahkannya pada putra sulungnya. "Dia keluar tadi, mau beli bubur ayam, malas sarapan nasi goreng katanya."

Kavin terkekeh mendengar sahutan Mamanya, "apa Russell enggak bosan tiap pagi cari sarapan bubur terus?"

"Di Australi, dia sudah menahannya karena yang jual sesuai dengan seleranya enggak ada, Mama juga kalau buat selalu dia protes, makanya, mumpung di sini, katanya mau sarapan pakai bubur sampai dia bosan."

Kavin dan Kartika larut dalam pembicaraan ringan saat sarapan, keduanya membicarakan hal-hal kecil, karena memang sudah cukup lama sudah tidak bertemu dan duduk berdua berlama-lama.

Kartika memperhatikan Kavin yang sejak tadi sarapan sibuk sambil memperhatikan ponsel di sisi kirinya, tanpa ragu, ia pun bertanya, "nungguin pacar kamu balas chat, ya?" celetuknya sambil tersenyum ke arah Kavin.

Kavin sontak tersedak, "Ma, Mama ngomong apasih, aku enggak nunggu siapa-siapa kok." Terlihat terkejut, pria itu langsung memaingkan wajahnya dari Kartika yang masih menatapnya dengan curiga.

"ketemu doi di mana kali ini, Vin?"

"Mahasiswi Kav- aaahh, Ma!" Kavin secara tidak sadar menyahut jujur pertanyaan Kartika.

Heboh dengan respon reflek dari putranya, Kartika pun berseru, "Ciyeeee, yang sudah enggak pernah curhat lagi masalah cewek sama Mamanya." Jelas, itu adalah berupa sindiran untuk Kavin yang mulai tertutup pada Mamanya.

Kavin salah tingkah, terang saja, ia bahkan masih menutup rapat mulutnya tanpa menyadari jika telinganya sudah memerah. "Bukannya Kavin enggak mau cerita, Ma."

LovenemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang