🍒🍒🍒
Kavin melajukan mobilnya ke luar area kampus, ia mengemudikannya ke kafe, tempat yang dimaksud oleh Zuya. Sesampainya di sana, saat ia masuk, matanya mengedar mencari sosok gadis dengan rambut terurai itu, ketika ia menemukan Zuya, lengkungan senyum tidak terasa tampak pada bibir, Kavin pun berjalan menghampiri.
"Hai," sapa Kavin sambil duduk tepat di depan kursi Zuya.
Zuya mendongak dan menyahut, "hai juga, Pak." Gadis itu menatap Kavin dengan kening mengernyit lalu bertanya, "Bapak ngapain ke sini, kan biasanya bawa bekal dari rumah."
"Saya bawa bekal itu untuk sarapan, itu pun kalau saya harus pergi cepat, bukannya membawa setiap hari."
Zuya reflek mengangguk, "terus, kenapa nelpon saya terus nyusul ke sini?"
Kavin menghela napasnya pelan sambil menyandarkan punggungnya ke kursi, matanya masih menatap Zuya lekat namun ada yang berbeda dari cara menatapnya kali ini. Kavin seolah meneliti Zuya dari ujung rambutnya hingga batas meja.
Merasa kalau dirinya ditatap intens oleh Dosennya, Zuya langsung menutup dadanya dengan menyilang dengan tangan. "Tolong ya, Pak, matanya dijaga!"
Kavin sontak tertawa, "enggak usah geer, saya cuma aneh lihat kamu pakai terusan, biasanya kamu pakai kaos oversized dan celana."
Tiba-tiba, perasaan insecure datang menghampiri Zuya, Kavin menyebutnya aneh saat memakai terusan berhasil membuat dirinya merasakan perasaan tidak nyaman.
Mengerti jika ucapannya diartikan salah oleh Zuya, Kavin pun dengan cepat meluruskan, "bukan aneh yang seperti itu maksud saya," pria itu terlihat bingung menjelaskan, ia bahkan memajukan tubuhnya agar bisa lebih dekat berbicara dengan Zuya, "I think you look amazing."
Zuya kembali mendongak, kali ini ia tidak bisa menahan tawanya, "Do I really look amazing in this outfit?"
"Yes."
"Kalau begitu, saya enggak bakal lagi pakai pakaian kayak ini."
"Why?" Kavin membulatkan matanya mendengar sahutan Zuya.
"Saya lebih suka terlihat samar di tengah kerumunan, lebih cocok untuk saya kayaknya, dari pada jadi cewek mencolok, merepotkan."
"Setuju, being famous is suck."
"Tapi saat ini, Bapak terkenal di kampus."
Kavin mengangguk dengan ekspresi malas, "makanya saya bilang ke kamu, itu menyebalkan."
Mereka akhirnya makan siang bersama, menghabiskan waktu berbincang dengan topik-topik di luar dari pembahasan dunia perkuliahan.
"Jadi, kamu punya rencana melanjutkan kuliah di London?" Tanya Kavin di sela ia menyesap Caramel Macchiatonya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovenemy
Romance(FOLLOW SEBELUM BACA!) 🍒🍒🍒 Zuya bertemu Kavin secara tidak sengaja. Pertemuan yang diawali dengam kejadian tidak mengenakkan itu berlanjut karena Kavin mendapati Zuya adalah salah satu mahasiswanya. Bagaimana kelanjutan cerita Kavin dan Zuya? E...