🍒🍒🍒
"Kita mau ke mana, Bandara apa ke pesta?" pertanyaan dari Zuya membuat Kavin melengkungkan senyum. Masih di posisi yang sama, saat pria itu hendak mendaratkan tangannya pada puncak kepala Zuya, gadis itu langsung menghindar. "Jangan di sini, ini masih kampus," katanya memperingatkan.
Kavin mendesah pelan, ia berjalan mendahului gadis itu lalu membukakannya pintu. Sebelum masuk ke dalam mobil, Zuya sempat memperhatikan banyak mahasiswi yang berjalan melalui mereka sambil berbisik.
Bagaimana tidak, dosen hot mereka kini tiba di kampus diluar dari jam mengajar, ditambah dengan style yang membuatnya jauh lebih tampan dari hari-hari biasa.
Masih diperjalanan menuju bandara, Zuya menoleh pada Kavin beberapa kali hingga ia bertanya, "kenapa jemputnya harus di parkiran kampus sih, kan bisa di luar, enggak enak tau dilihat sama mahasiswa lain, apalagi kalau beritanya sampai ke kantor dosen."
Kavin terkekeh mendengar keluhan gadis di sampingnya, "kita enggak melanggar peraturan apapun, kenapa harus takut, lagi pula, aku sama kamu sudah cukup umur untuk berhubungan, ditambah lagi kita memang sama-sama sendiri, dimana letak salahnya?"
"Aku enggak bilang kita salah, tapi-"
"Tapi..." Kavin menoleh setelah ia tiba di parkiran sebuah butik, "dari pada mikirin apa kata orang, mending kita sibuk bahagia, sebelum Mama berangkat, katanya mau makan-makan dulu sama kamu, sekalian kenalan, jadi kamu enggak keberatan kan kalau harus ganti baju?"
Zuya menatap pakaian Kavin, lalu setelahnya tatapannya beralih pada dirinya yang memang hanya memakai kaos oversized dan celana jeans sesuai stylenya kuliah sehari-hari. "Tahu gini kenapa enggak dari tadi pagi suruh aku ganti baju." Gadis itu kembali menggerutu.
Kavin menuntun Zuya untuk masuk ke dalam butik tersebut, "kalau aku suruh kamu ganti tadi pagi, nanti aku dipelototin sama Papa kamu, masa anaknya baru selesai siap-siap malah disuruh ganti baju, kan enggak sopan."
Zuya tidak menanggapi ucapan terakhir Kavin, saat memasuki butik, Kavin membebaskannya untuk membeli apapun yang dia mau, karena pada dasarnya Zuya adalah anak yang berkecukupan, ia pun tidak pernah tergiur untuk membeli banyak hal meski ada jaminan ia tidak harus membayarnya sendiri.
Zuya masuk ke dalam ruang ganti setelah memilih terusan selutut berwarna pink. Kavin menunggunya sambil membaca artikel kesehatan di sofa tepat di depan ruang ganti Zuya. Tidak menunggu lama, kekasihnya itu kini selesai mengganti pakaiannya. Saat Kavin mendongak, tidak ada lagi sosok gadis boyish yang tadi memakai jeans dan kaos kebesaran, yang ada hanya gadis cantik berambut panjang yang terurai dengan indah.
Kavin berdiri lalu berjalan dan berhenti tepat di depan Zuya, matanya berbinar menatap gadis di depannya. Senyum lebarnya bahkan sulit luntur dari wajahnya.
Melihat ekspresi Kavin saat ia keluar dari ruang ganti, Zuya reflek meninju pelan bahu kekasihnya tersebut, "lebay," ujarnya karena malu.
Kavin menarik pelan tangan Zuya lalu membawanya ke dalam pelukan, Kavin bahkan mencium puncak kepala Zuya beberapa kali karena gemas, "kok bisa sih kamu cantik banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovenemy
Romance(FOLLOW SEBELUM BACA!) 🍒🍒🍒 Zuya bertemu Kavin secara tidak sengaja. Pertemuan yang diawali dengam kejadian tidak mengenakkan itu berlanjut karena Kavin mendapati Zuya adalah salah satu mahasiswanya. Bagaimana kelanjutan cerita Kavin dan Zuya? E...