Part 9

117 7 4
                                    

Masih kangen nggak nih sama Elang?

Atau sama Divia?

Atau pun Elang dkk juga Divia dkk?

Yukk lanjut baca kisah mereka..😉

Jangan lupa voment nya yah....😊🤗

Happy reading......





















"Mama!"

"Elang!"

*****

Mereka saling pandang beberapa detik, hingga suara Amira Ibu Divia menginterupsi kegiatan Ibu dan anak itu.

"Loh Rain, dia anak kamu?" tanya Amira.

Rain mengangguk, "Iya, dia anak aku. Namanya Elang" jawab Rain.

"Elang kenalin, ini temen lama Mama. Namanya Amira" lanjut Rain memperkenalkan Amira pada Elang.

Elang tersenyum kemudian mencium tangan Amira, "Elang, Tante" ucap Elang sopan. Amira tersenyum kemudian mengangguk.

Divia? Gadis itu hanya mematung menyaksikan semua ini. Ia tak menyangka, bahwa teman Ibu nya adalah orangtua dari Elang kakak kelasnya.

"Divia, sini sayang" kata Amira pada putrinya. Divia masih dengan tampang cengo nya mengangguk kemudian duduk di samping sang Ibu.

Amira tersenyum pada Elang, "Nak Elang ayok duduk, silahkan silahkan" ucapnya ramah. Elang mengangguk kemudian duduk di samping Mama nya.

"Maaf ya nak Elang, kalo rumah nya jelek. Maklum, kami orang nggak punya" ucap Amira yang merasa tak enak pada tamunya.

Elang tersenyum, "Nggak apa-apa Tante, yang penting masih bisa di tempati" jawab Elang. Amira tersenyum.

"Keharmonisan keluarga itu nggak di lihat dari bagus atau jelek nya rumah yang mereka tempati Tante, tapi dari kebaikan dan ketulusan keluarga itu sendiri" lanjut Elang.

Semua yang ada disana mengulum senyumnya, mendengar perkataan Elang yang sangat sederhana. Namun bisa membuat mereka bangga akan isi dalam rentetan kata itu. Terutama Rain, yang bangga pada putranya. Ia sangat bangga sekali karena anak muda ini tidak membeda-bedakan kasta keluarga disini.

Lalu Divia? Ekspresi gadis itu bertambah cengo mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Elang. Ia kira Elang adalah cowok yang akan pandang buluh terhadap orang miskin seperti dirinya, namun ternyata perkiraan itu salah. Lihatlah bagaimana lelaki itu tadi membalas ucapan Ibu nya yang merendahkan derajat mereka.

Tapi dengan kata-kata nya Elang malah mengangkat derajat mereka tanpa merasa malu atau pun segan. Bahkan lelaki itu berbicara sangat lembut sekali pada Ibu nya. Ah, Divia jadi jadi terharu dengan ucapan kakak kelasnya itu.

Divia masih cengo menatap Elang yang kini tengah tersenyum padanya. Ia sampai tak menyadari itu, hingga..

"Divia?" panggil Amira seraya menepuk pipi Divia pelan.

Divia mengerjap, "I..Iya Bu?" tanya Divia setelah sadar, matanya menatap Elang yang tengah terkekeh melihat tingkah laku nya.

"Kamu kenapa melamun sayang?" tanya Amira.

"Divia nggak ngelamun kok Bu" jawab Divia. Amira mengangguk.

Rain berdehem, "Mira, kamu nggak ada niatan gitu, ngenalin putri kamu sama aku?" sindir Rain lalu terkekeh.

Amira menepuk dahi nya, "Oh iya astagfirullah, aku lupa" balas Amira ikut terkekeh.

"Kenalin ini Divia, putri aku satu satu nya" kata Amira memperkenalkan Divia pada Rain.

ELANG [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang