Part 8

127 8 0
                                    

Sesuai ucapan aku, aku bakal double up. Tapi maaf yah kalo agak lambat dikit, soalnya tadi aku udah nulis panjang malah nggak ada😭

Tadinya kalo udah selesai mau langsung aku publish, tapi ya sayang malah....hmm

Oke deh, semoga suka sama cerita aku. Jangan lupa vote sebelum baca, juga komen di akhir membaca..🤗😊

Happy reading.........






















Seluruh siswa/i SMA Adhitama sudah kembali ke kelas nya masing-masing, setelah tadi menyaksikan pertandingan dadakan antara kelas XI IPA 1 dengan XI IPA 3. Semua nampak fokus dengan pelajaran yang tengah guru mereka berikan, meskipun dengan rasa kantuk yang menerpa.

Seperti di kelas Elang ini contohnya. Adrian dan Dimas sedari tadi tak berhenti menguap saking ngantuk nya. Bahkan kedua cowok itu sesekali memejamkan matanya menahan kantuk yang teramat sangat. Berbeda dengan Adrian dan Dimas, Effan malah sudah berada di mimpinya sejak setengah jam pelajaran di mulai.

Dimas menguap, "Sumpah, ngantuk banget njirr" ucap Dimas pelan.

"Sama gue juga" celetuk Adrian yang mendengar ucapan Dimas di depannya.

Dimas dan Adrian memang satu baris. Lalu di baris kanan ada Elang dan Dhika, nah di baris samping barisan Elang ada Effan dengan meja yang strategis di pojokan.

Karena tak kuasa menahan kantuk, akhirnya kedua cowok itu memilih untuk tidur menyusul Effan di alam bawah sadar. Namun hal itu tak terlaksana, saat suara Dhika menginterupsi keduanya.

"Jangan tidur lo pada!" ucap Dhika dingin.

Kedua cowok itu menatap tajam Dhika, kemudian mendengus. Dengan terpaksa mereka mengangkat kepala mereka lalu kembali fokus ke depan.

Mata tajam Dhika tak sengaja menangkap pemandangan yang sangat tak pantas di mata nya. Bagaimana tidak? Ia melihat seorang temannya tengah asyik menyelami mimpinya. Dasar.

"Lang?" panggil Dhika berbisik.

"Hmm" balas Elang.

"Effan" kata Dhika singkat.

Cowok dengan dasi di ikat asal itu menoleh ke arah Dhika temannya. Lalu cowok itu menunjuk Effan yang sedang tidur menggunakan dagu nya.

Seketika sebuah ide licik terlintas di otak jenius Elang. Cowok itu kembali menghadap ke depan. Lalu...

"Bu?" panggil Elang.

Wanita yang di panggil Ibu itu berbalik menghadap Elang, "Ada apa, Elang?" tanya nya.

Elang tak menjawab pertanyaan sang guru, melainkan langsung menunjuk Effan menggunakan dagu nya. Sang guru mengikuti arah tunjuk Elang, dua detik kemudian mata nya membola sempurna.

Dengan langkah seribu, guru yang kerap di sapa Bu Ayu itu berjalan menghampiri meja Effan. Seisi sekelas hanya bisa menahan tawa masing-masing, menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Effan" panggil bu Ayu.

Tak ada balasan dari orang yang sedang tertidur pulas itu.

"Effan" panggil Bu Ayu berusaha sabar.

Namun seakan hanya angin lalu, Effan bahkan tak bergerak sedikit pun dari tidur nyenyak nya.

"EFFAN BAYU PRADIPTA, BANGUUNN KAMU!!"

Braakkk.....

Teriak wanita itu tepat di telinga Effan, bersamaan dengan di pukul nya meja menggunakan penggaris kayu yang tadi wanita itu bawa.

ELANG [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang