ELANG [SLOW UPDATE]

Part 22

Assalamu'alaikum

Hai, apa kabar?

Masih penasaran sama Elang nggak?

Pada kangen sama siapa nih?

Oke lah, skuyy maraton Elang🤗

Vote sama komen juga yah❤

...HAPPY READING...

Saat ini Divia dkk tengah duduk manis di perpustakaan. Entah ada angin darimana, Rina, Riri dan Shasha mau menemani Divia di perpustakaan. Biasanya ketiga cewek itu akan banyak beralasan jika Divia mengajak mereka ke ruangan dengan segudang buku ini.

"Kalian kok tumben sih mau aku ajak kesini?" tanya Divia yang sedang memilih buku yang akan ia baca.

Shasha tampak berfikir, "Hmm, kenapa ya?"

"Iya juga, kenapa ya?" sambung Riri dengan telunjuk di pelipisnya.

"Loh, kalian ini kenapa sih?" heran Divia.

Kedua cewek itu menggeleng, "Kita juga nggak tau kenapa" ucap nya kompak.

Rina mendengus, "Temen gak waras emang!" celetuk Rina.

"APA LO BILANG??!!!" seru Shasha dan Riri heboh.

Otomatis semua fokus penghuni perpustakaan langsung tertuju ke meja Divia dkk. Semua yang ada disana menatap horor tiga cewek itu, sedangkan yang di tatap hanya bisa menyengir tak berdosa.

"Itu yang di pojok kenapa berisik?" tegur Pak Imam, penjaga perpus.

"Ng..Nggak papa Pak" jawab Rina.

"Yasudah jangan berisik, kasian teman kalian terganggu" tegas Pak Imam.

"Baik, Pak" ucap Rina.

Rina memandang Shasha dan Riri horor, lalu dengan tak berdosa nya mereka mengalihkan pandangan mereka seolah tak tahu. Divia yang melihat itu terkekeh sendiri.

"Udah tau lagi di perpustakaan, masih aja berisik!" cibir Divia polos.

Rina mengangguk membenarkan, "Ya gini, kalau mereka keluar dari habitat nya. Gak tau diri" ucap Rina santai.

"Lo kira kita monyet apa!" kesal Shasha.

"Bagus lah kalau nyadar" ucap Rina enteng.

"Sialan emang!" ketus Riri.

"Eh udah udah!" lerai Divia.

Lalu keadaan hening. Divia kembali berjalan melewati rak rak buku untuk mencari buku bacaan, sedangkan tiga temannya hanya duduk-duduk saja dengan kegiatan masing-masing.

Langkah kaki Divia terhenti tepat di depan rak buku khusus novel, dongeng, cerita anak, dll. Divia meneliti setiap buku yang tersusun rapi disana, hingga pandangannya jatuh pada sebuah buku bersampul hitam dengan judul Kisah Misteri.

Tangan Divia terulur untuk mengambil buku itu, namun sebelum itu sebuah tangan lebih dulu mengambil buku itu.

"Eh?" kaget keduanya.