Part 12

110 6 2
                                    

Hai hai semuanya....

Masih pada kangen Elang, Divia, sama teman-temannya belum nih?

Pastinya kangen kan yah,,hehe lanjut deh kisah mereka..🤗

Vote sama komen nya jangan forget ya..😁
















HAPPY READING......

































Divia sedari tadi di buat cemas dengan pemikiran nya sendiri. Memikirkan ucapan Elang semalam yang akan menjemputnya membuat ia panik sendiri.

Kenapa harus panik?

Bukankah seharusnya ia senang karena bisa berangkat bersama cowok yang ia suka?

Tapi untuk sekarang, entahlah Divia jadi bingung sendiri.

"Duh, kenapa aku jadi kayak gini sih?" Divia bergumam cemas.

Divia memang senang bisa berangkat sekolah bersama Elang. Namun di sisi lain ia pun merasa takut jika sesuatu terjadi padanya karena berdekatan dengan Elang.

Bagaimana reaksi Mona dan Angel saat melihat ia datang bersama Elang? Divia tidak bodoh. Divia tahu, jika kedua gadis itu menyukai Elang. Dan akan bermasalah jika mereka tahu, Divia berangkat bersama Elang.

Soal Angel, Divia tidak terlalu takut dengan gadis itu. Tapi Mona? Kakak kelas nya itu, Divia akan berpikir dua kali untuk tidak berurusan dengan nya. Namun sayang, sepertinya Divia akan berurusan dengan gadis itu sekarang. Mengingat Monalisa Adinda yang sangat terobsesi pada Elang. Darimana Divia tahu hal itu? Tentu saja dari sahabatnya.

"Apa aku duluan aja ya ke sekolahnya?" tanya Divia pada dirinya sendiri.

Tapi jika Divia pergi, lalu bagaimana dengan Elang?

Divia yang asyik dengan pemikiran nya tak menyadari seseorang tengah memperhatikannya dengan dahi berkerut.

"Lo kenapa?"

Divia terperanjat kaget mendengar suara yang sudah tak asing di telinganya. Di depannya Elang tengah berdiri menatapnya bingung.

Divia mengerjap, "Hah? Eh, a..aku nggak apa-apa kok Kak".

Elang memicingkan matanya, "Lo yakin?" tanya Elang.

"I..Iya Kak, aku gak apa-apa kok" balas Divia lalu tersenyum. Elang mengangguk.

Sebenarnya Elang merasakan ada yang berbeda dengan gadis di depannya ini. Tapi ia menepis semua itu.

"Berangkat sekarang?" tanya Elang. Divia mengangguk.

Sebelumnya Elang memakaikan helm yang ia bawa kepada Divia, kemudian membantu gadis itu naik ke motornya.


*****

Divia berjalan dengan langkah yang terburu-buru menuju kelas nya. Setelah mengucapkan terimakasih pada Elang, Divia langsung meninggalkan cowok itu tanpa banyak berkata.

Di belakang sana Elang tersenyum tipis, saking tipis nya, hanya dia dan Tuhan saja yang tau. Elang tau gadis berkuncir satu itu kesal kepadanya karena tak menuruti keinginannya.

ELANG [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang