Haiii....
Masih kangen Elang dkk atau Divia dkk nggak?
Yakin pasti kangen yekan?
Soalnya kalo nggak baca sampe tamat nggak bakal tau gimana kisah mereka..hihi
Yukk lanjut, jangan lupa voment nya yah🤗
Happy reading........
Saat ini Divia dkk tengah berkumpul di taman kecil yang ada di belakang rumah Divia. Saat pulang sekolah tadi, teman-temannya memaksa untuk main ke rumahnya. Gadis itu tidak bisa menolak, karena memang mereka sering datang ke rumahnya.
"Silahkan di minum" kata Amira yang baru datang kemudian meletakkan beberapa jus jeruk di meja.
"Makasih Tante" ucap Shasha, Rina, Riri lalu tersenyum.
Amira ikut tersenyum, "Sama-sama. Maaf ya di dapur cuma ada ini, Tante belum sempat belanja" ucap Amira.
"Nggak apa-apa Tante, ini udah cukup kok" balas Rina.
"Iya Tante" sahut Riri.
Amira menganggukan kepalanya kemudian tersenyum.
"Lagian kita kesini cuma mau main kok Tante, Tante nggak usah repot-repot" timpal Shasha.
"Nggak papa kok. Yaudah kalo gitu Tante ke dalem dulu yah" pamit Amira. Divia dkk mengangguk.
"Sekali lagi makasih yah, Tan" ucap Rina.
Amira mengangguk, "Iya sama-sama" setelah mengucapkan itu ia pergi.
Setelah Amira pergi, keadaan masih hening. Keempat gadis itu sepertinya masih enggan untuk membuka mulutnya guna memulai percakapan. Shasha yang geram akhirnya membuka suaranya.
"Kok pada diem dieman gini sih?" heran Shasha.
"Lah iya iyah, kenapa dah?" timpal Riri.
Rina mendengus, "Oh iya Vi, gimana perasaan lo sekarang?" tanya Rina.
Ia sangat ingin mengetahui bagaimana perasaan sabahatnya ini. Karena sepulang sekolah, gadis ini jadi lebih banyak diam dari sebelumnya. Bahkan untuk berbicara pun jika perlu saja. Rina sempat berfikir, apakah virus irit berbicara Elang menular pada Divia?
"Aku nggak papa" jawab Divia setelah sekian lama.
"Lo yakin, Vi?" tanya Shasha yang mulai nimbrung. Divia menganggukan kepalanya.
"Lo beneran udah gak apa-apa kan, Vi?" tanya Riri lalu menangkup pipi gembul Divia.
Divia tersenyum, "Iya Riri, aku gak apa-apa kok. Kalian tenang aja yah" ucap Divia meyakinkan temannya.
"Syukurlah kalo emang lo baik-baik aja" sahut Riri. Divia tersenyum.
"Tadi nya mau gue labrak tuh cabe sekilo, berani-beraninya dia buat temen gue sedih!" seru Rina emosi.
"Kita juga!" timpal Shasha dan Riri.
Melihat temannya yang sangat perhatian padanya, Divia tersenyum penuh arti. Ia sampai tidak sadar, setetes air mata terjatuh dari pelupuk matanya. Beruntung sekali ia mempunyai sahabat yang sangat sayang padanya.
"Eh eh, kok lo nangis sih Vi?" tanya Shasha yang sadar temannya mengeluarkan air mata.
Dengan cepat Divia menghapus air matanya, "Aku nggak nangis kok" jawab Divia.
"Tapi itu mata lo?" tanya Shasha ragu-ragu.
Baru saja Divia ingin menjawab pertanyaan Shasha, suara Riri lebih dulu membuatnya diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELANG [SLOW UPDATE]
FantasyDeskripsi: Kisah tentang perjalanan cinta Elang, seorang cowok dingin bagaikan es. Memiliki gelar Most Wanted juga berlian di sekolahnya, dan menjadi incaran seluruh cewek di sekolahnya. Namun Elang tetaplah Elang, seorang cowok yang tidak akan pern...