Part 16

99 7 20
                                    

Assalamu'alaikum semuanya.. Muslim wajib jawab!

Pada kangen Elang nggak sih? Author aja kangen, apalagi sama Effan😁

Yokk lanjut...!

















...HAPPY READING...

Pagi ini Divia tengah sarapan di temani Amira Ibu nya. Di ruangan Divia hanya ada dirinya juga Amira. Karena Elang dkk dan teman-temannya sudah berangkat ke sekolah beberapa menit yang lalu.

"Udah, Bu" ucap Divia.

"Loh, baru aja beberapa suap sayang? Masa udah?" tanya Amira.

"Aku udah kenyang" jawab Divia.

"Masa udah kenyang aja, baru juga sepuluh suap?" heran Amira.

"Tapi aku beneran udah kenyang, Bu" rengek Divia.

"Satu lagi aja, habis itu minum obat terus istirahat" ucap Amira lembut. Divia menggeleng tanda tak mau.

"Ibu serius ini yang terakhir, habis itu minum obat terus istirahat" bujuk Amira.

Divia menutup mulutnya menggunakan tangan, "Nggak mau Ibu!" keukeuh Divia.

Amira tersenyum misterius membuat Divia was-was apa makna dari senyuman Ibu nya itu. Wanita itu kemudian mengambil ponselnya yang ada di tas, lalu menekan beberapa tombol. Sepertinya ia akan menghubungi seseorang.

Ibu mau nelpon siapa?. Batin Divia bingung.

Divia masih memperhatikan gerak-gerik Ibu nya yang sedikit mencurigakan itu.

"Hallo assalamu'alaikum Tante"

"Iya waalaikumsalam, nak Elang"

"Hah? Elang?" gumam Divia.

Sepertinya gadis itu masih belum mengerti maksud sang Ibu yang menelpon Elang. Tujuan Amira menelpon Elang hanya lah agar Divia mau menghabiskan sarapan nya. Karena ia tahu,  putrinya itu pasti akan menuruti permintaan Elang.

"Ada apa Tante? Divia baik-baik aja kan?"

"Divia baik kok nak Elang, cuma lagi agak manja nih"

Amira terkekeh sendiri begitu menyadari apa yang baru saja ia ucapkan.

"Divia kenapa Tan?"

"Divia nggak mau mak--"

Tuuttt...

Belum sempat Amira menyelesaikan ucapannya, Divia lebih dulu merebut ponsel sang Ibu kemudian mematikan sambungan telpon nya secara sepihak.

"Divia, Ibu belum selesai ngomong!" tegur Amira.

Divia mengerucutkan bibirnya, "Ibu kok ngadu sih sama Kak Elang?" tanya Divia yang sepertinya sudah sadar maksud sang Ibu.

Amira terkekeh, "Habisnya kamu di suruh makan aja susah, yaudah deh Ibu ngadu sama nak Elang" jawab Amira.

"Ish iya iya, nih Divia makan!" gerutu Divia lalu memakan bubur yang tadi sempat ia tolak dengan alasan kenyang.

ELANG [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang