Part 14

98 4 0
                                    

Masih bertahan sama Elang yah..

Yuk lanjut kisah mereka...🤗


...HAPPY READING...





























Saat ini kelas Divia dkk tengah mengalami jamkos (jam kosong), karena guru yang akan mengajar di kelas mereka berhalangan hadir.

Bahkan keadaan ruangan ini sangat tidak terkendali sekarang. Hamparan manusia yang tergelatak di lantai yang dingin menjadi pemandangan utama sekarang. Lantai kelas Divia sudah di penuhi oleh teman-teman Divia yang sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Keributan bahkan terjadi dimana mana.

Rama contohnya. Sedari tadi cowok itu tak berhenti mengerjai Riri yang notaben nya sedang dalam mode singa betina. Sesekali ia menarik rambut Riri, membuat sang empunya kesal setengah mampus.

"RAMA KAMPRET, SAKIT ANJIR!" kesal Riri saat Rama menarik rambutnya.

"Halah cemen lo, gitu aja sakit!" ejek Rama.

Riri langsung darah tinggi mendengar ucapan Rama. Darahnya sudah mendidih sekarang.

Tanpa babibu lagi, Riri bangkit dari duduk nya kemudian berbalik menghadap Rama. Kebetulan meja Rama tepat di belakang meja nya.

"APA LO BILANG? CEMEN?" sentak Riri.

Semua makhluk yang ada disana langsung menutup telinga masing-masing, kala mendengar suara menggelegar Riri. Termasuk teman-temannya.

Rama menjulurkan lidahnya, "Iya cemen. Kenapa, nggak terima?"

Riri tidak membalas pertanyaan Rama. Ia berjalan lebih dekat pada Rama, membuat cowok itu was-was takut hal buruk terjadi pada nya.

"Rambut lo bagus, Ram!" puji Riri dengan senyum devil nya sambil mengelus rambut Rama.

Rama tersenyum bangga, "Iya dong, gue perawatan seminggu 3 kali, makanya rambut gue bagus" ucap Rama bangga.

Masih terus mengelus rambut Rama, Riri tersenyum miring. Seisi kelas bahkan menatap takut ke arah Riri, termasuk Divia dkk.

"TAPI SAYANG, GUE NGGAK SUKA!" teriak Riri sembari menjambak rambut Rama kuat.

"ANJIRR!" umpat Rama histeris saat rambutnya tiba-tiba di jambak.

Riri tertawa puas, "Mampus lo! Lo kira di jambak itu nggak sakit apa?" semprot Riri.

Rama meringis seraya terus berusaha melepaskan tangan Riri yang menjambak kuat rambutnya.

"Sakit anjirr!" ringis Rama.

"Rasain lo. Seenak jidat ngatain gue cemen, sendirinya cemen pake ngatain orang lagi!" ketus Riri lalu menarik rambut Rama sekali lagi kemudian kembali duduk.

Rama misuh misuh tak jelas kemudian mengelus ngelus rambutnya yang seakan akan tercabut dari kepalanya.

"Kantin yok, laper nih!" ajak Shasha.

"Yok lah, sama gue juga. Tenaga gue terkuras habis buat nyiksa si Rama" sahut Riri.

Rina terkekeh, "Lo galak juga?"

ELANG [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang