Part 11

112 5 0
                                    

Masih pada kangen Elang and Divia dkk nggak?

Kalo kangen yuk sambung kisah mereka🤗

Voment nya jangan lupa yah😁😘









HAPPY READING......














Piagam penghargaan, piala kemenangan, serta foto-foto keluarga menghiasi lemari beserta dinding rumah yang kokoh nan bersih ini.

Seorang gadis masih asyik melihat-lihat benda berharga di depannya. Sesekali mulutnya bergumam membaca tulisan yang tertera disana. Bahkan ia tak menyadari, seseorang tengah memperhatikannya dengan intens.

"Kamu siapa?"

Gadis itu terkejut kala mendengar suara seseorang di belakang nya. Ia langsung berbalik dan mendapati seorang pria dewasa yang wajahnya persis seperti kakak kelasnya tengah menatap nya heran.

"Sa..Saya Divia, Pak"

Ya memang gadis itu adalah Divia yang tengah mengamati seisi rumah Elang. Sampai suara seseorang membuyarkan kegiatannya. Saat melihat orang itu, Divia jadi berfikir, apakah pria di hadapan nya ini adalah ayah dari kakak kelasnya?

"Kamu temannya Elang?" tanya Bagas begitu melihat seragam sekolah nya yang melekat pada tubuh Divia.

"I..Iya Pak, saya temannya Kak Elang" jawab Divia lalu tersenyum.

Bagas balas tersenyum membuat Divia menundukkan kepalanya karena malu. Pria itu meneliti dari atas sampai bawah penampilan Divia. Divia yang memang sedang menunduk tak mengetahuinya.

Pria itu tersenyum. Sepertinya putranya itu membawa wanita yang benar ke rumahnya. Karena Bagas tahu, ini adalah kali pertamanya Elang membawa seorang perempuan ke rumah mereka, kecuali Shasha keponakannya.

"Ayok duduk!" ajak Bagas yang sudah duduk lebih dulu.

Divia mengangkat kepalanya kemudian tersenyum. Ia berjalan beberapa langkah menuju kursi yang ada di hadapan Bagas. Gadis itu masih belum merasakan kenyamanan benda yang ada di sampingnya.

"Kamu nggak mau duduk?" tanya Bagas heran saat gadis itu hanya berdiri saja di samping kursi.

Divia mengerjap, "Eh i..iya" jawab Divia kemudian duduk.

Bagas terkekeh, "Kamu jangan takut sama saya, saya nggak gigit kok" ucap Bagas.

Divia tersenyum kikuk, "I..Iya Pak" jawab Divia.

"Kamu kelas berapa?" tanya Bagas memulai obrolan.

Sifat Bagas yang dulu masih sama, yaitu dingin dan cuek terhadap orang yang belum di kenal nya. Tapi entah kenapa, dengan gadis ini ia tidak bisa bersikap dingin maupun bersikap acuh.

"Saya masih kelas 10, Pak" jawab Divia se ramah mungkin.

Bagas mengangguk, "Kamu sekolah di Adhitama?" tanya Bagas meskipun ia mengetahui jawaban gadis ini.

Divia mengangguk kemudian tersenyum.

"Kamu sudah kenal lama dengan Elang?" tanya Bagas lagi.

Divia mengangguk, "Belum terlalu lama, Pak" jawab Divia. Bagas tersenyum.

Kemudian keadaan hening, mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Bagas pada koran yang ia baca dan Divia yang masih asyik menelaah rumah Elang.

"Divia?"

Gadis itu menoleh saat seseorang memanggil namanya, begitu pun dengan Bagas. Disana Divia melihat Elang yang tengah berdiri di dekat tangga menatapnya. Lalu pandangan lelaki itu jatuh pada seorang pria yang duduk di hadapan Divia. Kemudian ia bergabung bersama keduanya.

ELANG [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang