Part 17

100 7 3
                                    

Hallo, Assalamu'alaikum semua..

Yang muslim pasti jawab😊

Apa kabar semua?

Semoga selalu baik-baik aja yah🤗

Ada yg nunggu kalian kasih vote sama komen nih? 🤭

Oke makasih❤






















...HAPPY READING...

Sudah seminggu sejak kejadian dimana nyaris saja Divia tidak bisa menikmati indah nya dunia ini karena seseorang yang hampir merenggut kehidupannya. Sekarang gadis itu sedang duduk di taman belakang rumahnya di temani segelas coklat hangat.

Divia hanya duduk diam saja menikmati cuaca pagi yang begitu cerah ini. Matahari bahkan tak malu malu untuk menunjukkan cahaya hangat nya juga kicauan burung yang turut andil menemani sang mentari.

"Divia?"

Gadis itu menolehkan pandangannya kala seseorang memanggilnya. Ia tersenyum begitu mengetahui siapa orang itu.

"Ada apa, Bu?" tanya Divia.

Wanita itu menghampiri Divia kemudian duduk di samping putrinya.

"Kamu kenapa sayang? Kok coklat nya masih utuh?" tanya Amira seraya mengelus rambut Divia lembut.

"Divia gak apa-apa kok Bu, iya nanti Divia minum" jawab Divia lalu tersenyum.

"Keburu dingin loh nanti?"

Divia menoleh lalu tersenyum. Tak ada niatan untuk menyentuh maupun meminum coklat hangat buatan Ibu nya itu. Divia hanya menatap langit yang cerah, seolah itu lebih menarik di banding segelas coklat hangat itu.

Amira menghela nafas kasar. Semenjak pulang ke rumah, terjadi sedikit perubahan terhadap putrinya itu. Divia yang dulu cerewet, ceria, banyak tertawa dan periang itu kini berubah menjadi gadis yang lebih banyak diam. Bahkan untuk tertawa saja gadis ini sangat susah. Jangan kan tertawa, untuk tersenyum pun jarang.

Wanita paruh baya dengan baju daster bunga-bunga itu mengerti mengapa putrinya menjadi seperti ini. Semua ini salahnya. Salahnya yang tak menemani sang putri saat sedang sendiri. Dan berakhir lah dengan sikap baru putrinya ini. Ia sangat menyesal sekarang.

Namun untuk apa menyesal?

Toh semuanya sudah terjadi. Ia hanya bisa berharap dan berdo'a kepada Tuhan, semoga harta paling berharga dalam hidupnya ini selalu bahagia dimana pun ia berada bersama orang yang ia sayang. Semoga Tuhan selalu melindungi Divia, berlian hidup nya.

Maafin Ibu sayang, karena kelalaian Ibu kamu jadi seperti ini. Ibu janji, suatu saat nanti semua yang kamu rasakan akan terganti dengan kebahagiaan yang penuh. Batin Amira.

"Oh iyah, tadi nak Elang telpon Ibu" ucap Amira memecah keheningan diantara mereka.

Mendengar nama kekasih nya di sebut, sontak saja Divia langsung memfokuskan dirinya menghadap sang Ibu.

"Kenapa?" tanya Divia.

"Dia tadi nanyain kabar kamu. Katanya dia udah nelpon kamu, tapi kamu gak angkat. Makanya dia nelpon Ibu" jelas Amira.

ELANG [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang