Happy reading💙
• • •
Lala memberikan botol air mineral dingin pada Luna yang langsung diterima olehnya. Luna meminum air mineral itu dengan sekali teguk. Ia sangat haus. Baru saja, ia dan Lala melakukan lari keliling lapangan 5 kali. Jam hari ini adalah jam pelajaran olahraga.
"Ck, kalau boleh milih nih ya, gue pengen guru olahraga kita tetap pak Angga."Ucap Lala.
"Iya sih. Pak Nana killer. Galak juga. Luna gak suka."Lala mengangguk menyetujui.
Mereka berdua menatap Pak Nana, guru olahraga kelas 12. Ya, saat ini Luna, Lala dan yang lainnya sudah menginjak kelas 12. Gak kerasa ya? Tinggal beberapa bulan lagi Luna akan meninggalkan sekolah ini.
Luna sekelas lagi dengan Lala dan Davin di kelas 12 Ipa 1. Milka, Bella dan Shania di kelas 12 Ipa 4. Sedangkan Miko, Ethan dan Aidan di kelas 12 Ipa 3.
Tidak menyenangkan memang. Ada rasa sedikit sepi saat berada di kelasnya. Biasanya dulu, kelasnya akan heboh dan ramai sekali dengan ocehan tidak bermutu Miko, atau kericuhan Miko dan Milka yang sedang bertengkar.
Dan juga wajah Aidan yang selalu Luna lihat setiap harinya saat di kelas. Menyemangatinya saat sedang belajar atau Aidan sering sekali tidak memperhatikan guru yang sedang mengajar, tetapi sibuk memandangi wajahnya.
Ah, kenapa Luna jadi merindukan mereka? Padahal mereka tidak pindah sekolah, hanya pisah kelas saja.
Memang sulit bagi Luna untuk menerima orang atau suasana baru dalam hidupnya. Sekarang di kelas dua belas, Luna harus beradaptasi kembali dengan orang-orang yang sekelas dengannya. Padahal Luna sama sekali tidak mengenali mereka. Untungnya ada Lala dan Davin yang menemaninya.
Seseorang ikut duduk di samping Luna. Luna melirik sekilas cowok itu,"Kenapa disini? Gak main basket lagi?"Tanya nya.
"Nggak. Capek gue. Pengen istirahat dulu bareng kalian."Jawab Davin.
"Bagi minum, La. Gue haus."Lala pun memberikan pada Davin yang langsung diminum olehnya.
"Kalian masih betah mantanzone? Gak ada niatan buat balikan gitu?"
"Gue udah ngajak balikan. Tapi Lala gak mau."Sahut Davin.
Luna menatap Lala kemudian,"Kenapa gak mau?"
"Gue pengennya langsung dilamar. Gue trauma pacaran. Ntar gue diputusin lagi."Jawab Lala.
Davin tersenyum lalu mengacak rambut Lala,"Iya nanti gue langsung lamar lo setelah kita lulus SMA."
Luna menghela nafasnya,"Tuhkan. Luna jadi nyamuk lagi."
Lala dan Davin terkekeh.
"Mau gue panggilin Aidan kesini?"Tawar Davin.
Luna menggeleng,"Gak usah. Kasian kelasnya Aidan lagi belajar. Luna gak mau ganggu."
Davin tersenyum saat orang yang sedang mereka bicarakan sudah ada dibelakang Luna. Aidan mengisyarakatkan padanya untuk diam. Davin pun mengangguk.
"Kata siapa aku lagi belajar? Buktinya aku ada disini sama kamu."Ujar Aidan membuat Luna menoleh padanya kaget.
"Aidan? Sejak kapan kamu ada disini?"Kaget Luna.
Aidan terkekeh lalu duduk di depan Luna, menatap gadis cantiknya,"Barusan."
"Berarti kamu denger pembicaraan aku sama Davin dong tadi?"Aidan mengangguk.
Luna menghela nafasnya,"Kamu kenapa bolos?"
"Aku gak bolos sayang. Kelas aku free. Guru yang ngajar sekarang lagi berhalangan hadir. Daripada aku bosen di kelas, mending aku kesini nyamperin kamu."Jawab Aidan sambil mengelap keringat di wajah Luna dengan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aidan: Not Perfect Boyfriend [✓]
Novela Juvenil[HARAP FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Kisah cinta seorang Aidan Dareeno yang ingin menjaga seorang gadis cantik bernama Aluna Claretha. Pertama kali mereka bertemu saat 7 tahun yang lalu di rumah sakit. Mereka dipertemukan kembali di sekolah dan kelas...