"Dek, lo enggak keluar malam minggu?"
Alisku terangkat. Otakku berusaha mencerna apa yang baru saja kudengar. Alih-alih menjawab, aku malah heran dengan penglihatan Kak Alia. Bisa-bisanya dia mempertanyakan hal-hal yang sudah ada jawabannya.
Aku, di sini, di ruang tengah keluarga sedang memainkan ponsel. Mengenakan daster biru. Belum mandi dari sore hari. Dan, dia menanyakan pertanyaan bodoh itu?
"Enggak."
Aku berusaha sopan. Hubunganku dengan Kak Alia memang tak pernah baik. Dia selalu mengatur, menilai dan merecoki hidupku. Mendikteku agar A, B dan C! Membuatku muak setiap bertemu dengannya. Apalagi masa-masa libur lebaran seperti ini. Jangankan saat liburan, saat hari biasa pun dia sering datang dengan ke kontrakanku! Benar-benar si menyebalkan! Memang sih dia mengajar daerah Jakarta Pusat juga. Tetapi, yaaa, aku benar-benar malas bertemu dengannya.
"Di Jakarta juga lo enggak pergi kemana-mana selain di kosan deh kayaknya."
"Enggak usah rese deh," balasku tanpa menunggu jeda, aku masih sibuk menjadi admin social media karena malam ini akan ada flash sale besar-besaran. Hari yang tepat untuk lembur karena semua diskon itu akan dimulai pada pukul 00.00 WIB.
"Makanya Gi, cari pacar, biar hidup lo berwarna."
Dia sepertinya benar-benar ingin ribut denganku.
"Berwarna gimana? Hitam maksud lo?" Balasku cukup sabar.
Aku tidak akan terpancing karena dia memang menyebalkan. Tanganku sibuk mengatur jadwal postingan dengan santai. Setelahnya, aku mengambil toples kerupuk di depanku, memakan seolah ucapan Kak Alia tidak menggangguku sama sekali. Saat aku akan meletakkan toples kerupuk, mataku tanpa sengaja menatap sebuah undangan yang belum sama sekali kusentuh.
Tidak perlu kulakukan, aku sudah tahu siapa yang menikah.
Ayuna dan pacar sepuluh tahunnya, Mas Aresta, akhirnya menikah. Aku dan tiga temanku yang lain akan menjadi bridesmaid dan melakukan foto ala-ala untuk memeriahkan acara, kami juga rencananya akan mengupdate bridesmaid on duty! di Instagram. Ayuna sudah berjanji untuk tak meminta kami menjadi panitia yang berdiri didekat stand makanan karena mendapatkan bahan baju darinya.
Orang-orang mungkin tidak tau bahwa maksud dari bridesmaid adalah pengiring pengantin wanita yang bisa dimintai bantuan yang bekaitan dengan logistik. Di antaranya adalah mengurus undangan, menemani belanja gaun pengantin, mengatur dekorasi, makanan, dan urutan acara. Bukan hanya make up cantik dan duduk-duduk sepanjang acara. Intinya ketika kami mendapat seragam aku langsung bertanya apa yang harus kami lakukan, Ayuk tentu saja langsung menjawab dengan sabar, 'Tugas kalian cuma dua, ngisi album nikahan gue dan heboh nanti pas nanti lempar bunga.'
Well, suaminya seorang Angkatan Udara ... yang benar saja tidak menyewa Wedding Organizer?
"Undangan siapa lagi nih?" Kak Alia kembali bersuara.
"Ayuk," jawabku singkat. Ayuk panggilan kami kepada Ayuna, sahabatku dari SMA.
Kak Alia menganggukkan kepala membuat firasatku semakin buruk. "Sahabat lo aja udah nikah loh, Gi."
Nah kan.
"Terus kenapa?" balasku cepat.
"Lo enggak pengin nikah juga?"
"Lo bayarin resepsinya?" aku mengucapkan tanpa berpikir
Kak Alia memutar bola mata. Sudah kukatakan bukan? Dia sangat rese menjadi seorang kakak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Allure | ✓
Ficción GeneralF-Universe #1 Gianny Andin Jovanca percaya bahwa sebenarnya perempuan dan laki-laki bisa 'hanya' sebatas sahabat. Setidaknya sampai Hardi datang kembali ke kehidupannya dan menawarkan sesuatu yang lain. Masalahnya bukan pada Hardi, tetapi pada dirin...