Taehyung melangkahkah kaki jenjangnya mantap memasuki sebuah restoran mewah yang nampak sepi. Sudah pasti tempat ini sengaja di booking sepenuhnya oleh Jeon Jungkook. Berlebihan memang tapi Taehyung tak mau ambil pusing.
Seluruh orang tertunduk saat Taehyung melewati mereka yang sudah berjajar rapi bagaikan pagar betis bahkan pakaian mereka nampak serasi. Entah itu pelayan restoran atau orang-orang si Jeon Jungkook itu tapi lagi-lagi Taehyung tak peduli. Yang Taehyung pikirkan hanyalah cepat melakukan pertemuan yang membuang waktu ini dan kembali mengerjakan berkas-berkasnya yang seakan tak ada habisnya.
"Dia sudah menunggu sejak lima menit lalu, Tae." Bisik Hoseok yang berjalan beriringan dengannya.
"Aku tau." Taehyung masih berjalan dengan kepala sedikit mendongkak dan tatapan tajam pada sekitarnya seakan pisau yang siap menusuk kapanpun.
Di tengah ruangan sudah ada Jungkook yang bediri di balik meja yang sudah dihias semewah mungkin atau justru terkesan romantis mengingat bangunan ini beralakan bangunan perancis.
Jungkook terpesona. Untuk pertama kalinya dia terpesona dalam artian sesungguhnya pada keindahan seorang Kim Taehyung yang malam itu nampak formal dengan jas hitamnya namun tak menghalangi keindahan paras Taehyung.
"Hei hampiri dia bodoh. Tidak sopan sekali." Bisik Jimin yang tadinya berdiri di belakang Jungkook namun karena gemasnya dengan Jungkook yang justru diam saja tak menyambut sang tamu akhirnya dia berdiri di sebelah Jungkook.
Jungkook tersentak lalu tersenyum singkat, merasa malu karena menyadari kebodohannya sendiri. Tentu itu tak luput dari mata tajam Taehyung.
"Selamat malam Tuan Jeon. Saya Kim Taehyung." Ucap Taehyung terkesan dingin saat sampai di hadapan Jungkook yang justru tertawa pelan sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Oke ini aneh tapi Jungkook tak bisa menutupi kesalahtingkahannya saat ini.
"Bisa kita mulai sekarang?" Tanya Taehyung yang jujur saja tak berniat untuk berlama-lama.
"A-ah tentu saja Tuan Kim. Mari."
Tak ada perbincangan lebih. Suara dentingan pisau dan garpu lebih mendominasi restoran mewah itu. Taehyung yang memang tak ada niatan memulai pembicaraan dan Jungkook yang sibuk dengan euphorianya sendiri.
"Jadi Tuan Jeon, aku akan menerima penawaran kerjasama itu namun hanya 3 bulan. Jika semua berjalan sesuai plan maka kita bisa melanjutkan sampai waktu yang disepakati." Ucap Taehyung akhirnya setelah menyelesaikan makannya. Oh ayolah, Taehyung hanya ingin cepat kembali ke meja kerjanya.
"Terima kasih Tuan Kim. Kami akan memberikan yang terbaik dan memastikan The Victory Company tidak akan menyesal menjadi patner dari The Jeon Company." Balas Jungkook yang mulai bisa menguasai dirinya.
"Good. Terima kasih untuk jamuan malam ini Tuan Jeon. Kurasa karena sudah tidak ada keperluan lagi kami undur diri. Tentang surat perjanjian akan kuserahkan pada tangan kananku, Tuan Jung."
Hoseok pun membungkukkan punggungnya memberi salam karena merasa namanya tersebut.
"Perkenalkan saya Jung Hoseok." Ucap Hoseok ramah membuat Jimin ikut tersenyum.
"Baiklah. Tuan Jung lusa kau bisa menemui Park Jimin untuk mengurus segala sesuatunya." Lanjut Jungkook.
"Lusa? Aku mau besok pagi perjanjian itu sudah beres. Time is money Tuan Jeon jadi jangan membuang waktu. Kalau bisa kita lakukan lebih awal kenapa tidak?"
Jungkook tak marah apalagi tersinggung. Taehyung memang menawan dengan caranya sendiri dan membuat Jungkook makin merasa tertantang menaklukkan makhluk indah dihadapannya saat ini.
"Baiklah Tuan Kim. Apapun untukmu."
Memang Taehyung akui jika Jeon Jungkook itu memiliki ketampanan di atas rata-rata. Bahkan Taehyung yakin jika Jungkook memiliki tubuh yang bagus dibalik jas hitamnya itu. Tapi Taehyung tak begitu peduli. Toh Yoongi lebih menarik. Mungkin.
Tbc