4

3.5K 374 16
                                    







Taehyung memalingkan wajahnya saat cahaya matahari tanpa permisi seakan ingin menusuk matanya. Jelas itu karena gorden kamarnya yang sengaja di buka oleh seseorang.




"Bagun Tuan muda Kim." Ucap seseorang yang tentunya sangat dikenal oleh Taehyung.




"Astaga ini hari sabtu, Hyung." Ucap Taehyung setengah frustasi karena dia masih sangat mengantuk. Salah sendiri tidur jam 3 pagi.





"Ternyata kau punya rasa malas juga hm?"




Tak ada jawaban selain pergerak dari Taehyung yang justru bersembunyi dibalik selimut tebalnya.



"Baiklah kuberi waktu kau tidur lagi. Kau harus sudah bangun saat aku selesai membuat sarapan untuk kita."





"Hm. Saranghae Hyung." Balas Taehyung meskipun suaranya teredam oleh selimut namun masih bisa didengar jelas oleh Seokjin, suami Kim Namjoon.





"Katakan itu pada kekasihmu. Yang Hyung mau hanya kau segera bangun dan membersihkan kamarmu yang sudah seperti kandang babi ini. Bagaimana jadinya jika ku foto kamarmu ini lalu kusebarluaskan huh? Pasti besoknya akan ada berita 'Pemimpin The Victory Company yang terkenal sempurna ternyata memiliki kamar seperti kandang babi'. Belum lagi jika pacarmu tau, sudah pasti dia akan memilih kabur dan mencari orang lain."





Sudah bukan sesuatu yang baru jika akhir pekan Taehyung dimulai dengan celotehan Seokjin yang selalu menyempatkan diri menemui Taehyung. Bahkan Taehyung tak tau bagaimana Seokjin bisa masuk ke apartemen barunya.






"Nah bocah nakal kau punya waktu 30 menit mulai dari sekarang atau tidak ada kimchi lobak lagi untukmu."





Oke. Taehyung menyerah. Kimchi lobak buatan Seokjin adalah makanan favorit Taehyung sejak dua tahun ini. Dua tahun sejak Seokjin resmi menjadi suami Namjoon.




"Ya ya ya aku bangun bangun." Ujar Taehyung malas sambil mendudukkan dirinya.





"Good boy." Ucap Seokjin lalu melangkahkan kaki keluar dari kamar Taehyung.





"Tsk. Cerewet sekali."





"Aku mendengarnya bocah!"





Ya ya ya, selain memiliki kemampuan berbicara cepat macam raper, Seokjin juga memiliki telinga yang super tajam. Taehyung mengakui itu.



























Selesai mandi namun belum sempat membersihkan kamar, Taehyung kini telah duduk manis di kursi meja makan sambil melihat Seokjin yang memunggunginya nampak sangat konsen dengan kegaiatan memasaknya.






"Namjoon Hyung tidak ikut, Hyung?" Tanya Taehyung akhirnya. Sebenarnya Taehyung tak suka suasana sepi dan canggung.





"Tidak. Dia pergi golf dengan ayahku. Ngomong-ngomong aku hampir tidak pernah melihat pacar pucatmu itu, Tae. Apa kalian sudah berpisah?" Ucap Seokjin tanpa menghentikan kegiatannya.






"Um-----molla. Aku merasa hubungan kami tidak ada nyawanya sejak awal."





"Lalu kenapa tidak akhiri saja? Toh kalian hanya punya status saja."





Taehyung memang sempat berfikir untuk mengakhiri hubungannya dengan Yoongi sejak lama. Tapi jika Taehyung pikir-pikir lagi, Yoongi tidak melakukan kesalahan apapun jadi tidak adil jika tiba-tiba Taehyung memutuskan hubungan mereka sepihak.





Taehyung menghela nafas lalu meletakkan kepalanya di atas meja.




"Apa kau berniat menikah dengannya? Aku membayangkan akan seperti apa keluarga kalian nanti. Kau butuh seseorang yang aktif bukan pasif seperti halnya dirimu."







Taehyung mengangkat kepalanya saat mendengar ucapan Seokjin yang nampak mendekat dan benar saja Seokjin sudah berdiri di samping meja makan dengan dua piring di tangannya.





"Fried rice with beef katsu and radish kimchi special for Prince Kim." Ucap Seokjin jenaka sambil menaruk dua piring di hadapan Taehyung membuat Taehyung tersenyum lebar dengan mata berbinar.





"Tidak pedas dan tanpa daun bawang." Lanjut Seokjin lalu duduk di kursi seberang Taehyung.






"Hyung memang terbaik!" Ujar Taehyung terlihat sangat senang dan begitu menggemaskan.






Andai saja Taehyung bisa bersikap seperti ini pada semua orang, mungkin saja saat ini ada ratusan yeoja atau namja yang datang untuk melamarnya. Daripada menunggu Yoongi yang tak ada kepastian. Seokjin memang tidak mendukung hubungan Taehyung dan Yoongi namun dia memilih diam dan mencoba mendukung apapun keputusan Taehyung. Kebahagiaan Taehyung adalah prioritasnya.















💜💜💜






Jimin memutar bola matanya malas pada Jungkook yang tersenyum bodoh hanya karena ponsel yang di pegangnya.





"Yeoja mana lagi huh?" Tanya Jimin yang sudah hafal dengan tabiat sahabatnya itu.





"Akhirnya aku menemukan apartemen Kim Taehyung. Kabar baiknya adalah dia tinggal sendiri." Jawab Jungkook nampak senang.






"Yak! Kau menguntitnya? Benar-benar gila kau Jeon."





Oh ayolah~~Jimin tak pernah melihat Jungkook seniat ini untuk mengenal seseorang karena biasanya hanya butuh waktu sehari saja Jungkook bisa menaklukan lawannya. Apa Jungkook benar-benar serius kali ini?






Jika iya sudah pasti Jimin akan mendukung Jungkook karena Kim Taehyung adalah namja berkelas yang cocok mendampingi Jungkook walaupun Jimin tidak yakin jika Taehyung memiliki ketertarikan pada Jungkook. Tapi cinta bisa datang kapan saja bukan?






"Apa kau serius untuk kali ini?" Tanya Jimin kemudian.





"Entahlah. Tapi kali ini aku benar-benar menginginkan untuk kumiliki seutuhnya." Jawab Jungkook dan Jimin tak melihat kebohongan di mata bulat Jungkook.




Oke. Jimin akan membantu Jungkook untuk mendekatkan diri dengan Taehyung. Jimin berharap Taehyung memanglah pelabuhan terakhir untuk Jungkook.













Tbc

CHANGED (Discontinue)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang