Tak terasa sudah sebulan Jungkook menjadi tetangga Taehyung dan kabar baiknya hubungan mereka pun semakin dekat karena Jungkook selalu memiliki ide curang. Contohnya setiap pagi Jungkook selalu menyuruh anak buahnya melakukan sesuatu agar Taehyung tak bisa memakai mobilnya. Entah dengan mengempeskan bannya, merusak spionnya atau sengaja menaruh mobil box di depan mobil Taehyung dan anehnya semua tak terekam cctv. Tak perlu tanya kenapa karena sudah jelas tak ada yang tidak bisa bagi Jungkook. Berakhir Taehyung berangkat bersama Jungkook.
"Aku heran kenapa ada-adanya hal aneh. Aku kan jadi merepotkanmu terus setiap hari." Keluh Taehyung yang tidak sadar kini dia sedang mempoutkan bibirnya. Tentu itu tak luput dari mata tajam Jungkook yang sudah meremas stir mobilnya, menahan gemas.
"Mungkin ada haters yang memata-mataimu. Ku sarankan kau lebih berhati-hati. Tenang saja ada aku yang akan selalu siap mengantarmu 24 jam." Jawab Jungkook. Sudah pasti ini gombal mengingat kesibukan Jungkook yang tak main-main.
"Berlebihan. Lagi pula aku bisa menyuruh salah satu supirku untuk mengantar jemput." Dan jangan lupakan fakta jika Taehyung bukanlah orang biasa.
Jungkook berandai jika saja Taehyung hanyalah pegawai biasa dan dia jadi bosnya, pasti mendapatkan Taehyung adalah yang mudah. Cukup buat drama opera sabun dan beri perhatian lebih. Sayangnya semua tak seperti yang Jungkook harapkan. Bahkan sudah sebulan hubungan mereka hanya sebatas tetangga baik yang saling membantu dengan memberi tumpangan setiap pagi dan tak ada sapaan formal lagi antara mereka. Tapi sungguh itu sudah sangat beruntung bagi orang asing seperti Jungkook.
"Apa nanti kita bisa pulang bersama?" Tanya Jungkook saat Taehyung melepas seatbeltnya karena mobil telah berhenti di lobby perusahaan Taehyung.
"Kau tidak bosan bertanya seperti itu setiap hari? Jujur saja aku bosan menjawab tidak." Jawab Taehyung lalu membuka pintu mobil namun gagal karena tiba-tiba Jungkook menahan tangannya.
Deg
Seketika jantung Taehyung bekerja tak senormal biasanya saat mata hazelnya bertemu dengan mata tajam Jungkook. Ini pertama kalinya bagi Taehyung. Dulu saat dengan Yoongi rasanya tak sekacau ini.
"Wae?" Tanya Jungkook lembut namun tatapan tajamnya seakan mampu melumpuhkan akal sehat Taehyung.
"A-aku hanya tidak biasa. T-tolong mengertilah." Sial kenapa Taehyung jadi gagap hanya karena tatapan Jungkook.
"Kalau begitu biasakan, Tae. Aku ingin lebih dekat denganmu. Bisakah kau percaya padaku?"
Tak ada jawaban dari Taehyung namun mata mereka masih tetap saling memandang seakan saling berkata.
Jungkook merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. Meski dia termasuk golongan player namun percayalah jika ini pertama kalinya Jungkook merasakan debaran yang terasa menyenangkan hingga membuatnya hampir gila.
"Percayalah padaku Taehyung." Ucap Jungkook sebelum Taehyung memutuskan kontak mata lebih dulu lalu keluar dari mobil Jungkook dengan tergesa.
Jungkook kembali ke posisinya lalu menghembuskan nafasnya pelan dan mulai menjalankan mobilnya keluar dari kawasan The Victory Company.
"Sial! Kenapa sesusah ini menaklukan Taehyung." Gumam Jungkook terdengar frustasi.
💜💜💜
"Tae kulihat kau makin dekat dengan Jeon itu. Kalian berpacaran?" Tanya Hoseok saat meletakkan beberapa map di atas meja kerja Taehyung.
"Kami hanya berteman, Hyung. Kuharap hanya sebatas itu." Jawab Taehyung sambil memeriksa salah map yang diberikan oleh Hoseok.
"Benarkah? Kurasa dia tertarik padamu sejak awal pertemuan. Biar ku luruskan ya, kubilang tertarik bukan jatuh cinta." Hoseok duduk di sofa sembari menatap Taehyung dari sana.
"Aku belum siap untuk berhubungan lagi."
"Asal kau tau saja. Cinta dan sakit itu sudah satu paket. Kau mau cinta maka kau juga harus mau sakit. Lagipula jika kau tidak cinta mana mungkin kau merasa sakit hati bukan? Sakit muncul karena ekspetasi-ekspetasi kita sendiri."
Taehyung bukannya tidak mau berhubungan lagi dengan seseorang namun dia hanyalah seorang pengecut yang takut merasa sakit jika mencintai. Tiba-tiba kalimat Jungkook tadi pagi kembali teringat oleh Taehyung. Tentang kepercayaan dan Taehyung yang sangat ragu walau hanya sekedar mengiyakan.
"Ku pikir tak ada salahnya mencoba. Kau tak akan pernah tau jawabannya jika hanya menerka-nerka." Sahut Hoseok seakan tau yang sedang dipikirkan Taehyung.
"Begitukah?" Gumam Taehyung lalu memijit pangkah hidungnya.
"Akan kutanyakan pada Seokjin Hyung nanti. Aku butuh saran yang lebih meyakinkan. Hyung kan jomblo jadi aku tidak yakin padamu. Mianhae." Lanjut Taehyung yang membuat Hoseok berdiri dari duduknya merasa tak terima dengan ucapan Taehyung.
"Ya! Jomblo itu pilihan asal kau tau. Biar begini juga banyak yang menyukaiku asal kau tau." Protes Hoseok namun seakan bagai angin lalu karena Taehyung sibuk dengan pemikirannya sendiri.
Tbc