BAB 10. Siapa?

149 31 4
                                    

Pukul 06.30 pagi

      Aku memasuki kolidor kelas sambil menyanyi lagu buatanku sendiri, semua orang belum banyak yang datang, jadi aku sangat gembira bernyanyi sepuasku.

🎶pagi ini mengapa ku sangat gembira...
Karena kemarin malam.....
Aku bermimpi indah....
Mimpi yang menjadi kenyataan.... Mimpiku untuk terbang.....
Melihat dari atas, memegang awan, melihat matahari dan pemandangan... Ini mimpi yang indah...🎶

 Nadanya bisa kalian buat sendiri sesuai imajinasi kalian ya, yang penting lagunya bikin happy.

"Lagi nyanyi ya ?" Kata seseorang dari belakangku yang masih berjalan untuk menuju kekelas.

"Eh ?" Kataku yang malu karena ditegur seseorang saat aku sedang bernyanyi, dan aku pun berputar kebelakang untuk mengetahui siapa orang itu.

"Lagu buatan sendiri nih ?" Sapa kak Hasan.

"Hehehe!" Balasku yang hanya tertawa malu.

Lalu kami berdua duduk di bangku panjang di depan kelas. Bukan kelasku dan bukan kelas kak Hasan.

"Kenapa kak hasan kayak beda belakangan ya?" Tanyaku yang pelan, agar tidak kedengaran kak Hasan.

"Beda kenapa? Gara gara aku tak jadi orang yang hanya dingin dan jarang bicara lagi? " Kata kak Hasan yang langsung bicara setelah mendengar bisikku sendiri.

"Eh! Maaf ya kak!" Kataku yang hanya tertunduk malu sekaligus merasa bersalah.

 "Nggak usah tertunduk gitu! Bukan kamu aja yang bilang seperti itu !" Kata kak Hasan supaya bisa menghiburku kembali dari rasa bersalah ku.

"Oh" Jawabku singkat.

"Aku begini karena ingin berbaur saja sama semua orang, bisa menyapa, tersenyum, dan tertawa bersama teman teman. Aku udah capek dibilang es batu oleh saudara, kerabat, teman satu kelas, dan bahkan tetangga tetangga dekat rumah" Jelas kak Hasan.

 "Alasan nya itu !" Kataku sambil mengangguk anggukkan kepala setelah mendengarkan kata kata kak Hasan. Aku pun kembali tertunduk, bingung akan bicara apa lagi.

"Itu bukan lah alasan utamaku!" sambung kak Hasan, yang membuatku tercengah.

"Hah? Terus apa dong?" Tanyaku penasaran.

"Karena aku ingin dekat dengan orang yang telah merebut hatiku dan membuatku merasakan apakah itu namanya cinta" katanya sambil bicara fokus menatap kemataku. Namun tak lama, ia pun kembali tertunduk.

"Benar kah? Jadi cinta pandangan pertama nih !" kataku sambil tersenyum, selagi hati bertanya tanya siapakah orangnya, aku? Atau orang lain.

"Mana mungkin aku! Udah nggak usah ngayal Najwa! Masih banyak cewek yang cantik dan terpandang diluaran sana" Kataku dalam hati. Lalu aku pun langsung mengucapkan salam untuk pergi menuju ke kelas ku.

"Aku duluan kekelas ya kak!, assalamualaikum" Kataku sambil berdiri dari duduk dan tersenyum.

"Waalaikumsalam" Jawab kak hasan yang juga berdiri saat aku berdiri.

     Aku yang kembali bernyannyi menuju kekelas, melewati rute yang akan dilewatiku tadi. Sedangkan kak hasan yang masih berdiri mengarah kearahku dengan tangan dimasukan kedalam kantong celana yang berwarna abu abu itu.

      Hasan kembali menuju kekelasnya yang berada berlawanan dari arah kelasnya Najwa. Dia yang berjalan dengan gagah dan terlihat sangat tegap, yang sambil memasukkan kedua tangan nya ke dalam saku celana nya.
       
        Dari alasan cinta pun dapat membuat es batu menjadi cair. Dapat membuat perubahan dari seseorang, perubahan sifat, cara berfikir dan bahkan mungkin juga kebiasaan.

      Dari adanya cinta, dapat merubah kak Hasan menjadi berlawanan dari sifat nya yang dulu. Mulai dari, sifat yang sekarang sangat sering tetsenyum dan bahkan mulai dapat membaur keteman teman yang lainnya. Walau juga, kak Hasan masih mengenal batas dalam pergaulan, dan membatasi cara dia berteman.

Siapa cinta pertama mu itu, Hasan? Penasaran deh!

Vote dan komentar dibawah ya!

HASAN [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang