BAB 40. Makanan

90 16 4
                                    

    Hari ini, hari pertama aku bekerja sebagai babysitter Kasim, anak kandung Hasan Ahmad. Bayi lucu nan ganteng, sangat mirip dengan Hasan. Aku harap dapat membuat Hasan percaya bahwa aku adalah Najwanya. Namun bukan hal yang mudah, karena Hasan adalah tipe orang yang sulit mempercayai orang lain, apalagi jika ia sudah berubah menjadi DINGIN  kembali, pasti akan sulit.

    Pagi ini aku bangun pukul 04.00 pagi, cuaca dingin dipagi ini. Aku tidak tinggal dirumah orang tua Hasan melainkan dirumah Hasan, rumah minimalis berwarna cokelat. Pagi ini aku sudah mandi dan turun kebawah, saat dibawah pandanganku tertuju kepada seseorang yang tengah berolahraga di taman samping rumah.

"Hasan..." kataku memperhatikannya dari jauh didekat tangga.

"Hmm... Sangat tampan...!!" batinku.

Lalu setelah olahraga ia pun masuk dengan mengelap keringatnya dibalik kaos berwarna putihnya itu. Masuk dengan merapikan rambut basah akibat keringat deras akibat olahraga. Dari balik kaos putih basahnya itu terlihat jelas otot dada Hasan yang terbentuk sempurna.

"Sudah bangun" kata Hasan mengagetkanku.

"Ya pak" kataku

"Panggil saja Hasan" katanya

"Baik" kataku

"Saya akan mandi untuk ke restoran, saya titip Kasim" kata hasan sambil menaiki tangga.

"Baik, itu memang tugas saya" kataku

    Hasan menaiki tangga dan masuk kekamarnya sedangkan aku lebih menemui Kasim dikamarnya yang berada dibawah didekat kamarku. Kamar berwarna biru aqua itu dikelilingi banyak mainan kulihat di tempat tidurnya, ia masih tidur dengan lelapnya dengan posisi tengkurap, aku menaikan kembali selimutnya karena cuaca yang masih dingin.

"Hmm dia masih tidur, terus aku ngapain ya? Disini ada pembantu nggak ya?" tanyaku sendirian

"Nggak ada kak" jawab seseorang dari pintu kamar

"Eh, Nayan. Terus kalian makan gimana?" tanyaku

"Biasanya Kak Hasan yang masak kan dia jago"

"Nggak akan telat?" tanyaku

"Biasanya kalau kakak ada meating, lumayan telat lah" katanya

"Yaudah aku yang masak sekarang, kamu tolong sesekali lihatin kasim bentar ya!" kataku.

"Siap kak !" katanya sambil masuk duduk dan memainkan ponselnya.

Aku menuju dapur untuk masak sarapan, Hasan masih mandi diatas. Aku mengambil bahan masakan di kulkas besar didapur lalu menyiapkan alat untuk memasak.
Aku akan masak makanan kesukaan hasan yaitu Nasi goreng yang lumayan pedas dengan jus mangga susu.

"Nah siap deh!" kataku

"Hmm wangi banget kak!" kata Nayan yang datang dengan sambil membawa Kasim.

"Mau makan langsung saja sekalian ajak Hasan! Aku mau mandiin Kasim dulu" kataku sambil mengambil kasim dari tangan Nayan.

"Kakkkkk!! Yok turun.... MAKAN....!" teriak Nayan.

Tidak lama aku kekamar mandi untuk memandikan Kasim, Hasan turun dengan memakai kemeja dan celana dasar hitam dengan dasi biru tua.

"Kamu masak?" tanya Hasan

"ANCOR... Kalau aku yang masak kak! Ngada-ngada !" kata Nayan yang asik melahap makanannya

"Terus siapa? Karim?" tanya Hasan

"Makin tua makin ngada ngada lo kak! Masa Karim baru umur 9 bulan bisa masak!" kata Nayan sebel.

"Terus?" tanya Hasan kembali, dan duduk dikursi makan.

"Udah makan aja kak" kata Nayan yang sambil menyodorkan Nasi goreng itu ke mulut Hasan. Hasan pun langsung mengunyah makanan yang sudah dimasukan Nayan kemulutnya tadi.

"Nasi ini? Seperti buatan..." kata Hasan saat mencoba suapan pertama.

"Ini buatan Kak Najwa!" kata Nayan sambil menghabisi makanannya.

"Nasi ini mengingatkan ku dengan nasi buatan Najwaku... Persis sekali" kata Hasan meninggalkan meja akan keluar setelah meminum segelas jus mangga susu nya.

"Haaaa? Na...j..waaa... Nya kakak? Bagaimana bisa sama persis? Ada yang tidak beres! Aku harus menyelidiki siapa wanita itu!" kata Nayan kaget dan merencanakan sebuah rencana.

Pukul 14.00 siang

    Siang ini aku sedang mengajak karim bermain ditaman depan, saat kami sedang bermain ditaman Nayan pulang dari kantor dengan mengajak Nadia pacarnya.

"Hai Karim" sapanya

"Nadia kan? Pacarnya Nayan" kataku

"Iya, kok kakak tau?" tanyanya. Aku hanya tersenyum kearahnya.

"Ooh, mungkin Nayan yang beri tahu"
     lalu Nadia pergi menghampiri Nayan yang sedang makan siang didalam, ia duduk didepan Nayan dan mengambil apel yang ada di meja.

"Kamu kasih tau babysitter itu nama aku?" tanya Nadia sambil melahap buah apel bersih yang ia ambil tadi.

"Enggak" jawab Nayan

"Terus kak Hasan?"

"Mana mungkin, kak batu es itu bilang"

"Terus dari siapa dong. Btw namanya siapa?"

"Najwa"

"lah?" tanya Nadia kaget

"Jangan kaget, kagetmu nggak seberapa sama kaget aku!" kata Nayan sambil mengambil koran disampingnya.

"Maksud nya?" tanya Nadia yang tidak mengerti.

"Najwa ini tau makanan kesukaan kak Hasan, terus dia bisa masak nasi goreng yang sama persis dengan kak Najwa dulu. Anehkan?"Jelas Hasan

"kebetulan aja kali. Misal gua yang bisa masak, apakah gua juga Najwa?" kata Nadia meyakinkan bahwa itu hanya kebetulan.

"Iya juga ya" kata Nayan.

"Ehg, tapi nama kamu tadi gimana?" susul kata kata Nayan.

"Kan aku atlet pasti terkenal lah!" kata Nadia sambil mengayunkan tangannya menggunakan tangan.

"SOMBONG AMAT LU!"

"Udah gua mau makan laperrrrr.....!" kata Nadia mengambil piring yang berada didepannya.

"Nggak boleh. Kak Najwa cuman buat untuk orang rumah aja!" kata Nayan sambil memeluk wadah Nasi.

"Enak aja lu... Kan dikit lagi kita nikah. Jahat amat lo ama calon istri..." kata Nadia.

    Disini terjadi pertengkaran hebat mengenai perebutan makanan. Identitas sebenarnya Najwa asli belum diketahui oleh Nayan maupun orang lain.

•••••

Baca, Vote dan Komentar !
Thanks yang udah baca

HASAN [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang