BAB 49. Melihat mu dan dia

100 10 5
                                    

   Hati ini hancur melihat Hasan yang lupa tentangku, hati ini retak setelah ia kecelakaan. Kenangan manis kami kini terkubur, hanya ada kenangan bersama Clara.

    Dokter yang akan menangani Hasan masuk keruangan dan mengecek keadaannya, aku menunggu kabar dari luar. Saat setelah Hasan diperiksa dokter pun keluar dan menjelaskan semuanya.

"Apakah pasien pernah mengalami kecelakaan beberapa tahun yang lalu?" Tanya dokter.

"Ya dok, kakak saya pernah kecelakaan 2 tahun yang lalu!" Jawab Nayan.

"Bagaimana keadaan pasien dok? Kenapa ia tak ingat tentang saya?" Tanyaku.

"Seperti yang dilihat, pasien mengalami amnesia sebagian, dimana ia kembali pada kecelakaan 2 tahun lalu" jelas dokter.

"Apakah ingatannya akan pulih dok?" Tanya ibunya Hasan.

"Ya. Itu bukan amnesia secara permanen, tapi..." Kata dokter.

"Tapi apa dok?" Tanya Nayan.

"Tapi kami tidak tau sampai berapa lama ia akan amnesia, namun jika ingatannya dipaksakan untuk mengingat, itu akan sangat fatal" Jelas dokter.

"Jadi kami tidak boleh memaksakan ia mengingat sesuatu dok, tapi hanya secara alamiah saja?" Tanya Nayan.

"Bisa dibilang seperti itu" Jawab dokter.

   Didalam pikiranku sekarang hanya kesembuhan Hasan, walau ia tak mengingatku tidak masalah. Kalau perlu aku akan berpura pura menjadi baby sister Kasim saja, dan tidak memaksakan dia untuk mengingatku.

"Nayan, tolong kamu jangan paksakan kakak mu untuk mengingat sesuatu, apalagi tentangku!"

"Seperti di film-film kita dapat menekankannya supaya ia ingat kak!"
"Film hanyalah sebuah naskah rekayasa, tapi ini adalah kenyataan Nayan. Jika kakak mu kenapa napa bagaimana?"

"Apakah kakak sanggup melihat kak Hasan bersama mantan istrinya yang sudah menyakitinya !"

"Biarkan saja. Mungkin aku akan sanggup, jika itu demi Hasan!"

"Tapi kak!"

"Berjanji lah demi aku!"

   Nayan terpaksa berjanji karena tekananku, aku akan berada dirumah Hasan sebagai babysitter nya Kasim bukan sebagai istri sah nya Hasan. Aku harap ia segera sembuh dan mengingat segalanya.

Sudah sekitar satu minggu Hasan dirawat, dan akhirnya ia pulang kerumah. Dari tadi ia menanyakan Clara, mantan istrinya. Apakah dia mencintai nya? Tidak, dari penjelasan Nayan selama pernikahan Hasan dan Clara, Hasan hanya menganggapnya sebagai sahabat sebelum clara menghianatinya.

"Segera telepon Clara!" Perintah Hasan.

"Iya kak. Kak Clara sudah aku hubungi" Jawab Nayan.

Lalu Hasan terus melihat ku yang sedang mengendong Kasim. Ia menghampiri kami, dan mulai bertanya.

"Apakah ini anakku?" Tanya Hasan.

"Iya" Jawabku.

"Huh, ternyata banyak sekali memoriku yang hilang, bahkan aku tak ingat bahwa anakku sudah tumbuh sebesar ini!" Katanya.

"Kamu yang mengaku sebagai istri ku kemarin kan?" Pertanyaan Hasan.

"Ti...tidak! Mungkin bapak salah mendengar! Saya hanyalah babysitter nya Kasim" Jawabku.

"Ooo, baiklah" Kata Hasan yang langsung masuk kedalam mobil yang sudah menunggu didepannya.

Aku berbeda mobil dengan Hasan, aku naik mobil bersama Nadia dan Nayan. Sedangkan Hasan naik mobil bersama orang tuanya.

"Kak gawat!" kata Nayan yang sedang
Mengendarai.

"Apa?" Tanyaku.

"Saudari kakak!" Kata Nayan panik.

"Iya, jika ia melihat wajah kak Najwa lama maka akan muncul pertanyaan baru yang akan menyulitkan kita" Jawab Nadia.

"Oh Iya, baik aku akan menelpon Naswa supaya ia keluar rumah" Kataku.

    Aku pun menelpon Naswa, ternyata Naswa sedang kepasar jadi tidak ada masalah sampai Hasan tak melihatnya. Tanpa basa basi, Nayan meminta supaya Naswa selama ingatan Hasan belum pulih, untuk tinggal di Hotel.

"Sudah, aku sudah menyuruhnya tinggal dihotel" Jawabku.

Sampai didepan rumah, sudah ada Clara yang berpura pura menjadi istri Hasan kembali, tengah menunggu di rumah dan tengah menyiapkan masakan.

"Clara! Kenapa kau tak menjenguk ku?" Tanya Hasan.

"Aku sedang sangat sibuk!" Jawab Clara.

"Oh, baiklah!" Jawab Hasan.

"Mau makan?" Tanya Clara.

"Tidak. Aku akan istirahat saja" Jawab Hasan.

   Namun saat ia menaiki tangga, ia mulai pusing akupun memeganginya, ia mulai mengingat sedikit kejadian namun belum jelas.

"Siapa wanita itu? Apakah kamu?" Tanya Hasan yang mengagetkan ku.

"Maaf pak. Wanita?" Tanyaku yang pura pura tak tahu.

"Ya, aku mengingat sesuatu. Ada seorang wanita yang memegang i ku seperti tadi. Apakah kamu? Soalnya aku rasa mengenal pegangan tadi, yang sama seperti kamu!" Jelas Hasan.

"Ti..tidak pak. Mungkin itu istri bapak" jawabku.

    Aku masuk ke kamar Kasim untuk menidurkannya. Hari ini telah banyak kebohongan, hari ini telah ku tahan rasa sakit dan pura pura untuk tak terluka. Tapi yang sebenarnya aku sedang terluka namun tak berdarah, yanga ku luapkan dengan cara menagis disini.

  Sudah sekitar 7 hari atas pulangnya Hasan kerumah. Telah kulalui hari demi hari dengan melihat ia dan Clara bersama, namun kenapa begitu sakit padahal ini hanya pura-pura saja. Apakah aku akan kuat menerimanya, ataukah aku harus mengatakan yang sebenarnya bahwa aku adalah Najwa, istrinya?

    Nayan yang sudah tak sanggup melihat ku terluka, ingin sekali memberikan keterangan yang sebenarnya namun ia sudah berjanji dengan ku. Aku tinggal melihat ia yang semakin lama semakin ingat kejadian demi kejadian yang terjadi. Bahkan ia ingat penghianatan Clara, namun karena Clara yang berada disini, ia menggap bahwa Clara sudah berubah dan kembali demi Kasim. Setiap hari ku bertanya saag melihat dia dan Clara. Apakah ada cinta di antara mereka?

•••••

HASAN [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang