Hari ini, adalah hari dimana aku diminta untuk pergi ke Belanda. Aku akan pergi untuk melaksanakan kuliahku, dengan jurusan ahli masak. Sore yang dingin karena hujan ini adalah latar belakangnya. Dan hanya baru terdengar suara jangkrik dari halaman. Dengan memakai sweeter abu abuku membuat tubuhku terasa hangat serta memakai celana jeans. Orang tuaku tengah sibuk mempersiapkan perlengkapanku.
"Tabungan sama ATM ada?" tanya ayahku yang mondar mandir kesana kemari.
"Sudah!" jawabku yang sedang duduk santai disoffa dengan meminum kopi panas ini. Mungkin aku yang paling santai disini, yang lainnya sedang membereskan perlengkapanku. Kopi hitam dengan sedikit gula, persis seperti yang aku suka.
Sudah satu jam sudah aku menunggu semuanya mempersiapkan perlengkapanku, dan tepat jam 17.25 aku pun langsung berangkat menuju bandara soekarno-hatta, karena penerbanganku pada pukul 18.15 dengan menaiki pesawat Garuda indonesia. Lama perjalananku sekitar 14,5 jam. Aku di Amsterdam akan tinggal dengan pamanku dari ibu ku, yaitu paman Ali. Dia ialah seorang pengusaha kuliner disana, sangatlah tepat dengan jurusan kuliahku, jadi mungkin akan terasa lebih mudah saat aku menjalankan kuliahku nanti.
"Hati hati dijalan ya nak!" kata ibuku yang sedang melambaikan tangan.
"Salamkan salam papi dengan pamanmu nanti!" teriak ayahku saat aku sudah masuk kedalam mobil. Saat aku pergi agak jauh dari rumah, barulah adikku bicara.
"Mudah-mudahan dengan kakak kuliah disana dapat menjadikan kakak lebih baik ya" kata Nayan kepada orang tua nya. Ibunya hanya menggosok punggung Nayan, dan mengajak nya masuk kedalam rumah.
Aku tak menjawab perkataan mereka secara nyata, namun didalam hatiku aku telah mengatakan iya. Saat sampai didepan bandara, banyak sekali orang orang yang akan pergi dengan tujuan mereka. Sebelum masuk ke pesawat kami akan diperiksa terlebih dahulu, bahkan koper kami akan dimasukan kedalam bagasi pesawat. Aku duduk dikursi tunggu, untuk menunggu penerbanganku. Tepat pukul 18.15 akhirnya kami diminta untuk masuk kedalam pesawat. Pesawat dengan tujuan Amsterdam, tidak begitu banyak orang, sehingga banyak kursi yang masih kosong. Akupun duduk di kursi yang telah aku pesan dengan nomor 31A dizona 5. Setelah duduk aku membaca buku yang disediakan di pesawat ini. Aku mengambil buku yang bertema tentang negri kincir angin itu. Isi buku tersebut berupa keindahan negara Belanda serta kuliner yang terkenal disana.
Tempat dudukku didekat jendela sehingga aku bisa melihat pemandangan dari ketinggian saat pesawat telah terbang.
Vano pov
Aku masih setia menunggu kekasih ku, lauren untuk siuman dari komanya. Ia sudah koma selama 1 tahun 1 bulan. Tidak ada kemajuan apa apa, tapi dari kesehatannya semuanya baik. Semuanya menunggu laura siuman, mulai dari orang tuanya, aku, bahkan orang tua ku.
"Kesehatannya sejauh ini, semakin membaik!" ujar dokter yang selama ini merawat lauren selama koma dirumah sakit.
"Kapan dia akan siuman, Dok?" tanya ibunya Lauren, yang sedang menggenggam tangannya Lauren.
"Saya belum tau pasti, sebab pasien belum menunjukkan gerakan nya sama sekali!" kata dokter lalu meninggal kan kami di ruang rawat VIP ini.
Perban lauren telah dilepas dari kepalanya, namun untuk infusnya sama sekali belum dilepas. Wanita yang memakai pakaian khas rumah sakit ini, masih terbaring lemas dengan keadaan badan yang lebih kurus. Setiap sore sampai malam aku menjenguk dan menjaganya dirumah sakit. Dan disaat pagi orang tuanya lah yang menunggu nya. Setiap hari setiap malam kami selalu berdoa supaya ia lekas sembuh dan segera siuman.
Vote dan komentar dibawah ya!
Makasih yang udah baca!
KAMU SEDANG MEMBACA
HASAN [END] ✔
RomanceGENRE : Percintaan [12+] • END • Sedang Revisi • Completed ✔ Aku Najwa Nurdiya, Anak SMA berkulit sawo matang, mata cokelat, tinggi semampai, dan berhijab. Aku menemukan cinta pertamaku saat SMA dimana lelaki itu adalah kakak kelasku HASAN, laki lak...