BAB 7. Sedang Mengagumi

221 37 18
                                    

     Saat aku menuju ke kantin, kantin dengan warna serba putih ini aku mendapati temanku Dinaya sedang bercerita kepada Joan dan Nara dengan duduk didekat dinding. Entah apa yang mereka bicarakan, sampai sangat fokus dengan topik yang dibicarakan. Aku menghampiri mereka dengan penasaran. Mereka yang sedang bicara, sambil menyantap makanan mereka, tak tahu bahwa aku akan menghampiri.

"Hey! Lagi ngomongin apaan nih?"kataku sambil duduk di sebelah Dinaya.

"Kami lagi mengagumi seseorang nih, mau ikutan nggak?"ajak Dinaya.

"Enggak ah, nggak tertarik!"kataku sambil melihat muka Dinaya.

"Eh lo Musang, kenapa kumpul sama kami? Kami kan cewek!"tegas ku dengan pandangan mengarah ke Joan.

"Males gua kumpul ama cowok, mereka kalau kumpul ceritanya masalah berantem mulu, entar gua lagi yang di hajar!"kata Joan.

"Dasar e lo musang banci!"kata Nara sambil menepuk punggung Joan.

   Kami pun tertawa atas respon dari joan, yang merajuk meninggalkan kami dan meninggalkan mangkuk kotornya itu. Di pergi dengan melangkahkan kaki bersuara dentuman yang sangat kuat.

"Hahaha, merajuk dia!"kata Dinaya.

"Ngomong-ngomong kalian tadi mengagumi siapa?"tanyaku penasaran.

"Katanya nggak mau ikut-ikutan!"kata Dinaya yang mengembalikan pertanyaan ku.

"Hmm, cuman penasaran aja!" kataku.

"Gini y..."kata Nara mencoba menjelaskan.

"Bentar gua pesan makanan dulu ya, gua laper!"kataku yang langsung meninggalkan meja dan menuju ke penjual bubur ayam.

"Etdah, baru mau ngomong udah dipotong segala"kata Nara yang langsung meminum minumannya kembali memakai sedotan berwarna kuning.

     Saat selesai memesan, dan langsung menuju ke meja kembali, aku mulai menanyakan lagi topik yang akan kami mulai tadi.

 "Sudah, ayo cerita!"kataku sambil mengaduk bubur ayam.

"Oke. Kami tadi lagi ngomongin Kak Hasan!"jelas Nara kembali.

"Kak Hasan? Kenapa naksir?"tanyaku sambil mengunyah makananku.

"Siapa sih yang nggak naksir sama Kak Hasan?"kata Dinaya yang langsung masuk kedalam obrolan.

"Iya nih, rata rata 98 % orang di SMA ini naksir sama Kak Hasan, termasuk gua!"kata Nara.

 "Iya sih, Kak Hasan kan ganteng, baik, rajin, soleh, segalanya deh!"sambungku

"Lo Naj, naksir juga ama Kak Hasan?"tanya Dinaya.

      Saat mendengar pertanyaan dinaya, aku langsung batuk batuk karena kaget atas pertanyaan nya. Aku menjadi salah tingkah, dan terus teringat masalah yang berada di mushola tadi.

"Ha...h ak...u?"kataku kaget.

"Iya, kamu"kata Dinaya.

"Iyalah... Tapi merasa mustahil jika Kak Hasan menjadi punya kita, pasti banyak orang yang naksir sama dia"kataku dengan jujur dan dengan  sengaja aku tundukan kepalaku .

"Iya sih, tapi nggak papah kan kalau cuman ngehalu sama pandangin nya aja"ujar Nara.

"Bener tu!"kata Dinaya yang mendukung Nana.

"Melihatnya boleh, tapi jangan kelewatan entar jadinya zina!"kataku.

"Oke dah, ustazah"kata Dinaya.

"Apaan sih!"kataku malu.

 Aku kepikiran akan, hal yang terjadi dimushola tadi, apakah aku akan menceritakannya kepada teman ku.

"Eh, gua mau cerita nih...."kataku yang masih ragu ragu.

"Sebaiknya aku tidak usah kasih tau yang dibagian dibantu Kak Hasan deh, entar mereka salah tanggap lagi "kataku didalam hati.

"Apaan?"tanya Mereka serentak.

"Kak Hasan tadi solat di mushola loh!"kataku.

"Beneran?"kata mereka terkejut.

"Soleh banget ya! Sampai sampai meleleh hati gua rasanya"kata Nara.

"Aduh, kenapa lagi gua hari ini PMS, padahal gua mau liat Kak Hasan"kata Dinaya kecewa.

"Ye elah lo din!"kata Nara.

Kami langsung menutup pembicaraan tentang kak Hasan, dan segera menghabiskan makanan kami, dan kembali kekelas. Saat akan berdiri dari kursi tiba-tiba kak Hasan melewati meja kami. Dengan tatapan nya yang sunggu dingin, dan sangat fokus kejalan membuat hati para wanita yang dia lewati meleleh dibuatnya.

"Haduh meleleh gua!"kata Dinaya yang langsung terduduk kembali.

"Kak Hasan seperti es krim deh, udah dingin, segar, dan manis lagi"kata Nara yang masih menatapnya, dan meletakkan kedua tangannya di pipinya.

Komentar dibawah ya jangan lupa vote ya !

Kalau mau beri kritikan dan saran boleh kok, komentar aja di bawah ! Tapi tetap dengan tata krama ya !

HASAN [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang