BAB 36. Aku nggak mau

104 17 23
                                    

       Saat Najwa tengah makan siang, makanan seperti biasa, makanan khas rumah sakit yaitu bubur nasi, terlihat seorang laki laki menghampirinya, laki laki itu adalah Vano Bagastian.

"Hai, boleh aku bicara dengan mu" izin Vano.

"Tentu" jawab Najwa namun agak cemberut.

     Awal mula, pertanyaan belum dilontarkan ke Najwa, mereka hanya diam dengan Vano yang duduk dikursi sofa kamar ini. Mereka diam bak tidak terjadi apa apa disini, padahal mereka saling melihat satu sama lain.

"Kalau kamu bukan Lauren, kamu siapa?" tanya Vano sambil menyilangkan kakinya dan bersender ke sofa.

"Aku NAJWA NURDIYA putri satu satunya dari bapak SUFYAN" kata Najwa yang masih terus makan sampai tersisa suapan terakhir.

"Ooo" jawab Vano singkat yang dibebani dengan sedikit rasa kecewa.

"Gelang itu!!?" kata Vano yang terkejut karena melihat gelang yang sama dengan seseorang laki laki saat ia mengambil jenazah, yaitu Hasan.

"Ini gelang persahabatanku!" kata Najwa yang menepis pandangan Vano kegelang kesayangan nya ini.

"Bagaimana ini bisa terjadi? Apa kalian tidak menyesali tindakan kalian merubah wajahku?" kata Najwa sambil meletakkan piringnya itu ke meja samping kasur dan meraih jus mangga nya.

"Semua bermula dari pengambilan jenazah akibat kecelakaan. Ada seorang laki laki dan seorang ayah juga yang sedang mencari anak perempuannya, sama seperti kami, sehingga kami sempat berebut jenazah, namun perebutan itu mengakibatkan kalian tertukar, lelaki itu membawa jenazah kekasihku dan aku membawa mu yang satu satu nya korban hidup akibat kecelakaan itu". Jelas Vano yang dilanda berlinang air mata.

"Ini tisu!"

"Terima kasih"

"Setelah dipikir pikir, ini bukanlah kesalahan kalian, hanya saja kesalahanku, jika aku tidak koma dan bangun mungkin ini tak akan terjadi" kata Najwa sambil mengusap usap tangannya sendiri.

"Sudah, ini semua telah terjadi, jadi kita tidak bisa mengulangnya kembali kecuali kita sendiri yang bangkit dan mengubahnya!" kata Vano

"Benar, terima kasih kak Vano" kata Najwa tersenyum.

"Melihat senyum mu Najwa, aku menjadi teringat dengan kekasihku' batin Vano.

"Berapa biaya rumah sakit ini?" tanya Najwa.

"Kamu tidak usah bayar, biarkan saya yang urus semuanya sampai semua obat atau juga Vitaminmu!" kata Vano yang membuat Najwa bahagia.

"Bisakah nanti saat aku sembuh, aku mencari keluarga ku?" tanya Najwa kepada Vano.

"Tentu, nanti aku akan mengantarmu mencari keluarga mu sampai ketemu" kata Vano yang berdiri dari sofa dan mengeluarkan uang dari dompetnya.

"Untuk apa ini?" kataku yang melihat uang sebesar 200.000 rupiah itu.

"Ini untuk kamu, jika kamu bosan dengan makanan rumah sakit kamu bisa beli makanan di kantin rumah sakit atau memesan keluar" kata Vano yang masih berdiri didekatnya.

"Aku akan kembali kerumah orang tua lauren untuk memberitahu semuanya" kata Vano yang langsung keluar dan sempat untuk tersenyum.

     Tak sempat Najwa mengucapkan terima kasih Vano sudah keluar, itu sebabnya Najwa bangkit dari kasurnya dan berjalan menuju keluar. Saat ia akan menarik gagang pintu tersebut, Najwa sedang mendengar kan pembicaraan nya dengan suster Nabila yang sebenarnya akan menuju kesini mengambil piring kotor ku tadi.

"Jaga selalu Wanita itu, jangan sampai ia kabur dari rumah sakit ini!" kata Vano.

"Baik, tapi 1 minggu lagi mungkin ia boleh pulang!"

"Saya mau ia tetap disini! Kalau bisa cegah dia sampai 1 bulan" kata Vano.

"Tapi, dia ingin untuk segera pulih dan pergi mencari ayahnya!"

"Terserah, ini keputusanku jadi kamu tidak usah ikut campur, cukup laksanakan apa yang aku perintahkan" kata Vano yang sedikit marah.

"Baik"

    Najwa yang mendengar pembicaraan tersebut, langsung kembali duduk di kasur nya dan menghidupkan TV sambil pura pura meminum jus itu.

"Sudah makannya?" tanya suster Nabila yang baru masuk kekamar ini.

"Sudah"

"Sus, kapan aku boleh pulang?" tanya Najwa yang mengecek jawabannya, apakah ia akan menjalankan perintah dari Vano.

"Entahlah, saya tidak tahu pasti, mungkin 1 bulan lagi" kata suster Nabila.

"Ooh baik" jawabku

Setelah itu suster Nabila keluar kamarku dan membawa piring kotorku ke trolinya dan menyuruhku untuk meminum 3 jenis obat ini, serta satu jenis Vitamin.

"Ck, bukan 1 bulan lagi, lihat saja besok aku sudah tidak akan ada disini lagi" kata Najwa yang langsung meletakkan air putihnya ke meja samping kanannya.

•••••


Ikuti terus ya!
Makasih yang udah baca!

HASAN [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang