"Jika sudah bertemu, jika akhirnya nyaman. Tetep saja tidak dapat di pisahkan, aku tidak akan membiarkan jika ada yang mau merebut!"
~ Dirgantara ~
Apa benar Dirgantara sempat-sempatnya menyalakan alarm? agar tak kebablasan...
Saat alarm berbunyi, kemudian Dirga terbangun dari tidurnya. Lalu mematikan alarm yang sedari tadi berdering. Di ambang pintu terlihat ada Ibu disana, sejak kapan Ibu disana?
"Sempet-sempetnya nyalain alarm." Kata Tari yang masih berdiri di depan kamar Dirga.
"Gak apa-apa Bu, biar gak kelewatan aja tidurnya," kata Dirgantara.
"Ya udah, siap-siap sana." Tari pun langsung menutup pintunya lalu pergi dari kamar Dirga. Berniat menunggu di luar.
Dirgantara yang masih berbaring di kasur pun, dengan lesu ia berjalan ke arah kamar mandi untuk membasuh muka. Setelah semuanya selesai, lalu ia mengambil kunci motor dan langsung keluar menemui ibunya.
Beruntung saja ibu menunggu dengan sabar sambil duduk di sofa. Setelah itu mereka langsung keluar dan mengunci rumahnya. Lalu, berangkat mereka berangkat ke supermarket.
Setelah mereka sampai di supermarket. Saat baru saja mereka akan memasukinya, tiba-tiba ada yang memanggil mereka dari belakang. Udah gitu suaranya cempreng, teriak pula. Bisa sakit nih telinga.
"Dirga, Bu Tari." Panggilnya dari belakang.
"Kerlyn?" ucap bu Tari menyakinkan.
Kerlyn sahabat Dirgantara waktu SMP. Dan tempat tinggalnya pun di samping Dirga, bisa di bilang mereka tetanggaan. Tapi karena dulu setelah lulus SMP dia pindah ke Bandung. Alhasil mereka jarang ketemu dan saling komunikasi. Dirgantara pun bersahabat dengan Kerlyn sama dengan yang lain, ia selalu cuek. Kecuali sama Ibunya.
Dirgantara dulu juga menolak bersahabatan dengan Kerlyn. Tapi, karena dia maksa dan iya udah di terima. Namun, ia selalu cuek sama Kerlyn. Sungguh.
"Iya bu, saya Kerlyn." Kerlyn merasa senang bisa bertemu mereka berdua lagi. Terutama Dirga.
"Dirga apa kabar?" tanya Kerlyn.
"Baik." Jawabnya begitu cuek.
"Masih sama aja lo kayak dulu, tetep cuek." Ujar Kerlyn begitu sedih.
"Kapan kesini kamu?" tanya Tari mengalihkan topik pembicaraan.
"Baru aja sampe tadi jam enam. Oh ya tante, nanti Kerlyn mau pindah sekolah di SMA Aksara Bangsa lho," ucap Kerlyn memberitahunya.
"Itu kan Sekolahnya Dirgantara, berarti satu sekolah dong." Ucapnya merasa bahagia.
"Oh ya, boleh dong nanti berangkat bareng," pikir Kerlyn.
"Gak!!" jawab Dirga ketus.
"Dirga." Tari pun membujuknya.
Dirga pun menghela napas berat, dan kesel juga dengan Kerlyn bisa-bisanya dia berpikir begitu. "Iya bu," jawab Dirga pasrah.
"Yeayy, " sorak Kerlyn merasa senang.
"Ya udah, temenin Ibu yuk sama Dirga." Tadinya berbincang panjang di depan supermarket. Akhirnya, mereka mulai masuk juga.

KAMU SEDANG MEMBACA
MAAF, GLADISTA (END)
Teen FictionPergi, kembali, dan pergi selamanya. Takdir hanya mempertemukan, tanpa kebersamaan. Hanya ada kata maaf, yang lelaki itu ucapkan, sebelum pergi. Hanya sebuah surat, yang lelaki itu tinggalkan, tanpa menemuinya. Bertemunya, bersama dia sosok lelak...