01: Came Back Home

11.8K 838 15
                                    

"GULF!!! BANGUN SEKARANG !!! HAMPIR jam 12" teriak ibunya dari dapur.

Gulf Kanawut atau biasa orang memanggilnya Gulf  adalah seorang anak laki-laki berusia 17 tahun yang berada di tahun terakhir sekolah menengahnya.  Dia adalah anak terakhir dalam keluarganya.  Gulf memiliki kakak laki-laki.  Namanya Mew Suppasit tapi dia tidak ada di sini bersama mereka.  Tidak, dia juga tidak ada di sini di Thailand.  Dia melanjutkan studinya dalam pendidikan sains di Jepang dan mungkin dia akan kembali tahun ini tetapi tidak ada yang tahu kapan.

Hari ini adalah akhir pekan, jadi Gulf memutuskan untuk bangun siang.  Tapi dia tahu dia tidak bisa tidur sampai lebih dari jam 12 atau dia harus mempersiapkan telingan untuk mendengar ibunya mengomel.

"Ya bu! Aku datang!"  Kata Gulf.  Dia menguap dan mengusap matanya yang masih mengantuk.  Dia bangkit dari tempat tidurnya dan keluar dari kamar.  Setelah itu dia turun tangga dengan hati-hati karena dia masih dalam mode mengantuk.  Dia akan selalu menguap sampai matanya berkaca-kaca.

Tanpa disadarinya, ada sesosok orang di hadapannya.  Tapi Gulf yang mengantuk tidak mengetahuinya dan dia menabrak sosok itu.

"Auu ~" rengek Gulf kesakitan.  Dia mengusap bahunya yang menabrak seseorang.  Dengan mata mengantuk, dia menatap orang di depannya.

Matanya membesar.

"Hei Garfield ~" kata orang yang menggunakan nama panggilan yang paling dia benci karena Garfield adalah kucing paling malas di dunia dan itu berarti dia juga.

"P'MEWWWWW !!!!"  Gulf melompat ke atas Mew dan membuat Mew mengangkat tubuh kurusnya yang tinggi.  Gulf memeluk Mew dengan erat dan mencium pipi Mew berulang kali.  Mew menertawakan reaksi adiknya.

"Ya Tuhan !! Hentikan! Kamu belum menggosok gigi, benar kan?"  Tanya Mew.  Gulf memandang Mew dengan tangannya masih memeluk leher Mew dan kakinya melingkari pinggang Mew.

Gulf menyeringai dan perlahan menganggukkan kepalanya.  Dia turun dari tubuh Mew.

"Kapan kamu tiba ?! Kenapa kamu tidak memberi tahu kami bahwa kamu akan kembali ?! Dan WOW ... bagaimana P'Mew bisa menjadi lebih tampan ?!"  Gulf membombardir Mew dengan pertanyaan dan Mew tidak tahu harus menjawab yang mana terlebih dahulu.

"Oke tenanglah sayang. Aku tidak akan kemana-mana lagi jadi kamu bisa menanyakan pertanyaan itu nanti. P lapar na ~" kata Mew.  Gulf mengangguk setuju.  Dia ingin berjalan bersama dengan Mew ke dapur tapi Mew menghentikannya.

"Kamu tidak akan menyikat gigi?"  Meminta Mew ke Gulf.

"Aku melakukannya!"  Kata Gulf.  Mew bingung.

"Kapan?"

"Dalam mimpiku! Hahahaha" dan kemudian Gulf berlari ke dapur dan mulai makan pagi.  Mew terkekeh melihat tingkah adiknya.  Sudah 2 tahun tidak melihat saudaranya di kehidupan nyata dan Gulf masih tidak pernah berubah.  Dia masih Gulf yang dia kenal sebelum dia pergi ke Jepang.  Satu-satunya hal yang berubah dari Gulf adalah tinggi badannya.  Tingginya hampir sama dengan Mew sekarang ketika sebelumnya Gulf hanya setinggi bahu.

Mew mengikuti Gulf ke dapur.  Sesampainya disana, dia bisa melihat semua anggota keluarganya sudah berkumpul di meja makan.  Mew duduk di samping Gulf dan di depan ibu mereka.

"Wow ... Kamu memasak makanan favoritku!"  Kata Mew.  Ibunya tersenyum.

"Aku senang makanan favoritmu tidak berubah meskipun kamu sudah tinggal di Jepang selama 2 tahun."  Ucap ibunya.

"Benar. Siapa tahu tiba-tiba kamu kembali dan meminta ibumu membuat sushi. Ini akan sulit bagi ibumu" kali ini giliran ayah mereka yang menggoda Mew.  Mew terkekeh.

"Yah .. Aku memang suka sushi tapi aku masih orang Thailand," kata Mew.  Mereka bertiga terkekeh kecuali seseorang.  Seseorang yang belum mandi dan menggosok giginya sudah makan makanan saat mereka mengobrol.  Mew menggelengkan kepalanya dengan tingkah laku Gulf.

"Berapa kali aku katakan sebelumnya kamu harus membiarkan orang tua makan dulu sebelum kamu?"  Tanya Mew dengan nada agak serius tapi Gulf tidak menganggapnya sebagai omelan.  Sebaliknya dia terus makan makanannya.

"Aku sangat lawpar. Kalian sangwat lambat" kata Gulf dengan mulut penuh makanan.

"Dia tidak pernah berubah. Entah kamu di sini atau tidak. Aku yakin setelah ini dia akan menjadi lebih manja berkat dirimu" ucap mama pada Mew.  Mew tersenyum.

"Aku tidak memanjakannya. Aku hanya memanjakannya" kata Mew.  Gulf mengacungkan jempol ke Mew dan mengedipkan mata pada kakak laki-lakinya sebelum dia melanjutkan makan.  Mew terkekeh dan mengacak-acak rambut Gulf yang berantakan.

"Itu sama saja" ucap ibu sambil menggelengkan kepalanya.  Mew hanya menyeringai dan mulai meletakkan makanan di piring dan memakannya.  Termasuk ibu dan ayah mereka.

❀✿ **** ✿❀

Saat ini hanya Mew dan Gulf yang tersisa di dalam rumah.  Ibu dan ayah mereka mengalami keadaan darurat terkait pekerjaan mereka.  Ibu mereka memiliki butik sendiri sementara ayah mereka adalah seorang pengusaha.  Keduanya pasti selalu sibuk meski itu akhir pekan atau hari kerja.

Mew dan Gulf sedang menonton televisi di dalam kamar Mew.  Kamar Mew memiliki televisi besar karena ruangannya lebih besar dari Gulf, jadi itu sebabnya Gulf lebih suka menghabiskan waktu di kamar kakaknya daripada kamarnya sendiri.  Gulf mendaratkan punggungnya ke dada Mew sambil menonton televisi dan Mew melingkarkan tangannya di pinggang Gulf.  Ini adalah kebiasaan mereka saat ditinggal sendirian di rumah.  Mew suka memeluk Gulf sementara Gulf sangat suka dimanja oleh Mew.  Saat ini, mereka sedang menonton Maze Runner: The Death Cure.

"Itu sangat menyedihkan. Mengapa Newt harus mati?"  Kata Gulf saat film itu berakhir.  Dia menyeka air matanya menggunakan lengan bajunya.

"Yah. Jelas karena dia terinfeksi Flare dan berubah menjadi salah satu Cranks" kata Mew seolah film itu tidak mempengaruhinya sama sekali.

"Ugh P'Mew! Aku tahu itu tapi tetap saja aku tidak ingin dia mati" rengek Gulf.

"Oke oke. Maafkan aku. Kamu benar. Sedih sekali dia meninggal" kata Mew.  Tapi Gulf mengira itu adalah provokasi.  Dia berdiri dan pergi dari Mew.

"Hei. Mau kemana?"  Tanya Mew ketika dia melihat Gulf meninggalkan kamarnya.

"Di mana saja di mana aku tidak melihatmu," kata Gulf yang merajuk dan kemudian dia melangkah keluar ruangan.

Mew terkekeh melihat perilaku Gulf.  "Aku baru saja kembali dan kamu sudah merajuk denganku?"  Tanya Mew dengan setengah berteriak untuk memastikan Gulf akan mendengarnya.

Dan kemudian dia berdiri juga dan menyusul adik laki-lakinya yang merajuk karena Mew perlu berbaikan dengannya.

Bersambung......

We Are Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang