29: Do You Want To Be ....

5.3K 430 12
                                    

Holaaaa!!!
I'm back!!!! 😆😆😆
Langsung aja ya~

Gulf telah keluar dari rumah sakit setelah  berminggu-minggu mendekam disana dan juga setelah insiden panas yang terjadi di rumah sakit, dia merasa malu untuk menghadapi Mew.  Mereka belum menyatakan diri mereka sebagai pacar tetapi di sini mereka bertingkah seperti itu.  Dan Gulf sekarang1p dapat mengatakan bahwa Gulf benar-benar tinggal bersama Mew di apartemennya.  Orang tua mereka pada awalnya bingung mengapa Gulf ingin tinggal bersama Mew tiba-tiba tetapi kemudian ketika Mew meyakinkan mereka, mereka sepenuhnya setuju.  Setidaknya Gulf akan tinggal bersama Mew dan mereka tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya. Dan mereka dapat hubungi Mew menanyakan tentang kondisi Gulf.

Dan ya.  Gulf tidak memberi tahu orang tua angkatnya bahwa dia sudah mengetahui yang sebenarnya.  Mew ingin Gulf memberitahu mereka tapi Gulf menolak.  Dia tahu kebenaran masih menyakitinya, tetapi dia tidak ingin ibu dan ayah memperlakukannya lebih sedikit ketika mereka tahu bahwa Gulf tahu tentang kehidupan aslinya.  Bahkan ketika Mew mengatakan kepadanya bahwa ibu dan ayah tidak akan memperlakukannya kurang dan masih mencintainya seperti biasa, Gulf tetap tidak ingin melakukan itu.  Kemudian Mew menyerah.  Untuk alasan apapun yang dimiliki Gulf, Mew akan menghormati keputusannya.  Dia bersyukur bahwa setidaknya, mimpi buruknya tentang Gulf akan meninggalkannya karena keluarga kandungnya tidak akan menjadi kenyataan.

Mereka berada di dalam mobil dalam perjalanan ke sekolah.  Senyuman terpampang di kedua wajah mereka dan mereka bertingkah seperti seseorang yang baru pertama kali menjalin hubungan padahal sebenarnya tidak.  Mew meraih tangan Gulf dan menyatukannya saat mengemudi.

"P'Mew ... Apa kita ini?"  Tanya Gulf tiba-tiba.  Sebenarnya Gulf penasaran kenapa Mew tidak mengajaknya menjadi pacarnya.  Sampai pikiran tentang teman bercinta memasuki pikirannya tapi dia langsung membuangnya.  Setelah malam di mana mereka saling mengaku dan pertama kali bercinta, mereka tetap bercinta tanpa label dalam hubungan mereka setelah itu.  Sialnya bahkan ketika Gulf sedang fokus tentang ujiannya dan menyibukkan dirinya dengan melakukan revisi, dia masih membiarkan Mew menidurinya.  Namun pulangannya, Mew akan membantunya melakukan revisi terutama untuk bidang Biologi.

"Kamu ingin kita menjadi apa?"  Tanya Mew kembali sambil menyeringai.  Tapi matanya masih tertuju ke jalan.

"Kamu tidak menjawab pertanyaanku," kata Gulf sambil cemberut.  Dia menginginkan jawaban, bukan pertanyaan balik.

"Aku serius. Kamu ingin kita menjadi apa? Aku akan mewujudkannya untukmu. Kamu ingin menjadi pacar? Kita bisa. Bahkan ketika kamu ingin menjadi suami, aku akan langsung melamarmu di sini dan  sekarang."  Kata Mew dengan nada sedikit menggoda.  Gulf menampar lengan Mew sebagai akibatnya karena Mew membuatnya marah.  Dia serius tapi Mew menggodanya.

"Au! .... Aku tidak tahu kamu sekuat itu" kata Mew.

"Sekarang kamu tahu," kata Gulf lalu melemparkan pandangannya ke luar mobil.

"Sekuat bulu."  Goda Mew lagi.

Dan kemudian, Gulf meninju lengan Mew berulang kali sampai Mew merintih kesakitan.

"Cukup. Cukup. Aku menyerah. Aku tidak ingin mempertaruhkan nyawa kita berdua karena ini"

"Kamu sangat menyebalkan. Aku membencimu!"  Kata Gulf.

"Aku tahu maksudmu kamu mencintaiku" kata Mew sambil mengirimkan kissbye ke Gulf.  Gulf memutar matanya dengan kesal.

"Oke. Oke. Aku akan berhenti bercanda" ucap Mew.

"Jadi Gulf ...."

Gulf tidak memandang Mew karena dia masih merajuk.  Dia berpura-pura tidak mendengar suara Mew.

We Are Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang