“Aku mengagumimu, dari dulu hingga sekarang ini, aku mencintaimu dari dulu, sekarang dan selamanya. Tapi kenapa? Apakah kagum ku lebih besar dari pada rasa cintaku, karena diriku yang lebih memilih mencintaimu dalam diam. Dulu dan sekarang, kau tetap sama, dirimu adalah dirimu, dan sikapmu adalah sikapmu, kau selalu terlihat begitu sejuk bila di pandang, dan sikapmu selalu membuatku berdebar-debar. Satu pertanyaan untukmu. Apa kau masih mengingatku? Marcel.”
~Radia Najda Afifa~
.
.Radia POV
Menjadi seorang cupu adalah keinginanku sendiri. Trauma di masa lalu membuatku menjadi penyendiri dan pendiam seperti sekarang.
Cacian dan makian selalu ku dapatkan setiap harinya. Namun, aku tak pernah memperdulikan itu. Ini diriku hidupku dan sifatku. Aku tidak peduli dengan tanggapan mereka seperti apa.
Saat aku berjalan di koridor, entah mengapa semuanya menatap diriku dengan sorot kebencian. Aku bahkan ingat betul kalau diriku tak pernah mencari masalah dengan mereka, namun kenapa mereka membenciku?
Apa karena aku jelek? Cupu? Miskin? Dan hanya gadis beasiswa?
Apa karena itu mereka bahkan tak mau berteman denganku?
Aku tidak peduli. Sangat tidak peduli. Tujuan ku ke sekolah untuk menempuh ilmu dan juga mendapatkan cinta sang pujaan hati ku.
Pujaan hati? Yah. Aku juga memiliki pujaan hati. Dia adalah Marcel Regal Saputra sang Most Wanted dan pangeran di sekolah ku.
Wajahnya tampan bak malaikat, senyumnya menawan meski lebih unggul tampang datarnya. Kulitnya putih bercahaya. Matanya jernih, bibirnya merah alami, Tubuhnya tegap dan memiliki tangan kekar.
Ia adalah Siswa pandai dan memiliki IQ di atas rata-rata.
Dia.....
Selalu sempurna di mata kaum Hawa.
Marcel tak pernah dekat dengan perempuan, aku tahu itu. Karena begitulah dia, dia adalah tipe cowok yang tidak suka bila di sentuh, apalagi jika yang menyentuhnya itu adalah seorang gadis.
Aku pun tahu diri. Dia bahkan tak pernah memandang murid-murid di SMA Permai Bangsa. Aku juga salah satunya. Salah satu gadis yang tidak ia ketahui. Gadis yang tak pernah ia lihat. Mungkin dia juga tak tahu kalau ada gadis sepertiku yang sekolah di SMA Permai Bangsa.
Mencintainya memang sangatlah mudah. Tapi mendapatkannya tidak semudah mencintainya. Karena itulah aku hanya bisa, mencintainya dalam diam.
Hanya bisa memperhatikannya dari kejauhan seperti sekarang ini, aku tengah menatapnya dari balik tembok koridor.
Ia tengah fokus bermain bola basket karena memang dia adalah ketua eskul basket di sekolah kami.
Sangat banyak siswi yang menontonnya di pinggir lapangan. Aku pun mau ikut menonton di sana, agar bisa menatapnya lebih dekat.
Tapi jika itu ku lakukan, maka hanya caci dan maki yang akan aku dapatkan, jadi biarlah aku seperti ini terus menatapnya dari kejauhan dan mencitainya dalam diam.
Setelah lama aku menatapnya, akhirnya permainan basket pun selesai. Aku melihat Marcel tengah berjalan menuju bangku panjang pinggir lapangan bersama sahabatnya yang ku ketahui bernama Kevan.
Ku lihat Kevan tengah membisikkan sesuatu pada Marcel, entah apa itu, namun hal tersebut membuat Marcel langsung menatap ke arahku.
Namun, sebelum itu juga. Aku sudah terlebih dahulu berlari meninggalkan koridor menuju kelasku.
Sungguh jantungku berdetak begitu cepat, hanya karena dirinya yang langsung saja menoleh ke arahku.
****
Author POV
Permainan basket sudah selesai. Semua pemain pun berjalan ke pinggir lapangan untuk beristirahat sekedar menghilangkan rasa penat yang menjalar ke seluruh tubuh mereka.
Begitupun dengan cowok tampan yang sedari tadi namanya di serukan oleh siswi-siswi ketika permainan masih berjalan.
Cowok itu juga melangkah menuju pinggir lapangan bersama sobatnya yang di kenal dengan nama Kevan.
Mereka berjalan santai kemudian duduk di bangku panjang pinggir lapangan.
Marcel membuka tutup botol air mineralnya dan mulai meneguk air tersebut hingga tandas. Tiba-tiba saja, tepukan pada bahunya membuatnya spontan menatap sang empu bingung.
"Cel...cel... ada cewek yang liatin lo noh!" Seru Kevan sambil menunjuk koridor kelas X yang tak jauh dari arah lapangan.
Marcel mendongak, dahinya mengernyit bingung melihat seorang gadis dengan seragam khusus Sma Permai Bangsa tengah berlari meninggalkan koridor tersebut.
Sayangnya ia tidak begitu melihat wajah gadis tersebut. Entahlah, namun yang ia ketahui gadis itu memakai kacamata bulat.
'Siapa dia?' Batin Marcel bertanya.
●●●
Masih Prolog belum Part 1 hehe... ini cerita baru aku dari akun ke dua ku.
Gimana? Seru nggak?
Semoga kalian suka♡
Gak tahu kenapa, aku kepikiran buat cerita seperti ini, yang ter penting ini murni hasil pikiran aku sendiri loh! Soalnya ada sedikit yang menjadi pengalaman aku. Hehe....
Makasih buat kalian yang sudah baca chap ini, dan jangan lupa juga sertakan vote dan Commentnya:-D
Please jangan di bully :*(
Btw jangan lupa Follow akun i'm yah? Nanti di follback kok InsyaAllah
So, Thanks banget yang udah baca. Luv yu banyak-banyak
Next??
See you again

KAMU SEDANG MEMBACA
Kaulah PelangiKu [END]
Teen Fiction-Judul Pertama Radia And Marcel- " Dia baik, senyumnya menawan, perilakunya nakal, namun hatinya bak malaikat" Radia Najda Afifa " Dia berbeda, sangat berbeda, dia apa adanya, dan aku menyukainya" Marcel Regal Saputra ------------------------- "Bang...