BAGASRadia dan Marcel masih menghabiskan waktu bersama dengan duduk di pinggir danau. Kedua remaja itu menatap danau tersebut dengan perasaan takut, takut jika kisah mereka akan berakhir dengan tangisan.
Radia menyandarkan kepalanya pada pundak Marcel. Membuat sang empunya langsung meliriknya "Kamu kenapa?"
Radia menghela napas kemudian tersenyum "Kamu memang sangat terkenal yah" ucap gadis itu.
Marcel hanya diam yang berarti dirinya tak tahu harus menjawab apa.
"Buktinya ada banyak orang yang mengirim pesan padamu lewat Whatsapp" ujar Radia sambil mendongak sedikit untuk melihat reaksi Marcel.
Sementara laki-laki itu malah terkekeh pelan "Hmm... aku bahkan tidak tahu dari mana mereka semua mendapat nomor ponselku"
Radia terkekeh sembari memejamkan matanya, menikmati semilir angin yang berhembus begitu sejuk. Langit sudah memancarkan warna orange, yang berarti malam akan segera tiba.
****
Setelah menghabiskan waktu berduaan di pinggir danau, Radia dan Marcel pun bergegas kembali ke tenda masing-masing. Namun, saat mereka melewati tenda sekitaran anak SMA Cahaya Bangsa, keduanya tiba-tiba berhenti karena seorang laki-laki yang menghalangi jalan mereka.
Genggaman tangan Radia dan Marcel tiba-tiba saja di lepas oleh sang gadis. Radia yang melepas genggaman tangan Marcel pun menatap laki-laki yang menghalangi jalan mereka dengan pancaran mata yang bahagia.
"Ba-Bagas?" Sahut Radia senang.
Bagas yang menjadi penghalang dari jalan Radia dan Marcel, seketika tersenyum tipis sembari melangkah cepat menghampiri Radia. Tepat setelah itu pun, Bagas langsung saja memeluk Radia erat seakan baru saja bertemu selama bertahun-tahun.
Radia sendiri tak membalas pelukan Bagas karena merasa sangat terkejut dengan pelukan yang tiba-tiba itu. Sementara Marcel terlihat mengepalkan tangannya kuat dengan rahang yang mengeras.
Laki-laki itu hanya diam, tak mau menganggu suasana. Sampai saat Bagas melepaskan pelukannya ia kemudian berucap "Gue kangen sama lo Rad! Gu-Gue nggak tahu kalau lo sekolah di SMA Permai Bangsa"
Radia tersenyum tipis kemudian melirik Marcel yang sedang menatap Bagas tajam. Gadis itu lantas mendekati Marcel dan menggenggam erat tangan laki-laki tersebut.
"Aku juga senang melihatmu di sini, Kak!"
Marcel yang semula menatap Bagas pun langsung saja melirik Radia bingung, "Kak? Maksudnya apa?"
"Bagas adalah kakak sepupu aku, dia anak dari tante Sharla"
****
"Gue mau, setelah acara api unggun nanti, kita bakal lepas topi rajut si Cupu di depan semua orang, gue yakin kalau dia itu pasti udah nggak punya rambut"
Ucapan Queen seketika di tanggapi oleh tawa kedua sahabatnya, siapa lagi kalau bukan Seril dan Ratu.
"Lo benar Queen! Gue yakin kalau si Cupu pasti cewek penyakitan, sampe-sampe pakai topi kayak gitu" timpal Seril sinis.
"Yahh... gue pikir juga sepertinya julukan dia sebagai cupu udah nggak perlu lagi dehh" balas Ratu mendapat tatapan bingung dari Queen juga Seril.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaulah PelangiKu [END]
Novela Juvenil-Judul Pertama Radia And Marcel- " Dia baik, senyumnya menawan, perilakunya nakal, namun hatinya bak malaikat" Radia Najda Afifa " Dia berbeda, sangat berbeda, dia apa adanya, dan aku menyukainya" Marcel Regal Saputra ------------------------- "Bang...