KHAWATIRMarcel memasuki rumah sakit tersebut dengan tergesa gesa. Beberapa saat yang lalu, ia mendapat berita, kalau Radia di bawa ke rumah sakit oleh beberapa guru maupun murid.
Dan hal tersebut, membuat Marcel benar-benar merasa sangat khawatir dengan keadaan gadis itu. Semoga saja gadis itu baik-baik saja. Yah, semoga saja.
.
.Semua orang yang berada di depan ruang rawat tersebut, nampak begitu terkejut, oh tidak sangat-sangat terkejut karna kedatangan Marcel yang tiba-tiba.
Dua murid siswa-siswi, dan satu guru bernama Pak Geral guru Mapel Penjas tersebut menatap Marcel penuh tanya.
"Marcel! Kamu, ada apa?" Tanya Pak Geral setelah beranjak dari duduknya.
"Anjir lo Cel! Main tinggal aja" celetuk Kevan yang baru saja tiba bersama Banu dan Juan.
"Eh Pak Geral! Selamat siang Pak!" Sahut Kevan meringis ketika melihat tatapan tajam dari Pak Geral.
"Hm. Pagi"
"Eh! Hehe...maksud saya itu pak, pagi juga hehe" Kevan menggaruk kulit kepalanya yang tak gatal.
Kemudian matanya melotot melihat seorang siswi yang tengah duduk bersama siswa yang di kenal bernama Fano.
"Beb! Kok kamu ada di sini?" Tanya Kevan pada cewek tersebut.
Mercel memutar bola matanya malas melihat Kevan, kemudian ia melirik pria yang berdiri tak jauh darinya "Bagaimana keadaannya?" Tanya Marcel lirih.
"Siapa?" Tanya Pak Geral bingung. Bagaimana tidak? Marcel tidak menyebutkan siapa yang ia maksud. Walaupun, Geral tahu kalau siswa di depannya itu bertanya tentang Radia.
Hanya saja, Pria tersebut bermaksud memancing remaja irit bicara itu agar bisa banyak bicara.
Mengerti kan?
Marcel mendengus "Radia! Bagaimana keadaannya?"
"Oh, Radia.... hem... Bu Jihan Sedang berbicara dengan dokter sekarang" jawab Pak Geral.
Marcel menghembuskan napasnya pelan. Semoga dia baik-baik saja. Semoga Tuhan selalu melindungi gadis itu. Dan Marcel, benar-benar merasa sangat pusing.
Apa ini?
Kepalanya pening, bahkan ketika ia baru saja memasuki rumah sakit pun, ia sudah merasa sangat pusing. Entahlah, seperti ada sebuah kejadian yang hinggap di ingatannya ketika menyangkut hal-hal tentang rumah sakit.
Marcel tidak tahu, ia hanya bisa menahan rasa sakit itu dengan mengambil duduk di samping Kevan.
"Lo gak papa Cel?" Tanya Kevan khawatir, karna melihat gelagat aneh dan perubahan wajah sahabatnya itu.
Marcel menggeleng "gak.....pa-pa....gu-gue ba-"
Brukk....
Marcel ambruk tak sadarkan diri.
****
Laki-laki remaja itu mengangkat sebuah telepon dari seorang Wanita yang ia ketahui bernama Sharla.
"Hal-"
"Marcel!"
Marcel mengerutkan keningnya setelah mendapat telepon dari Sharla keluarga terdekat gadisnya.
"I-iya tante, kenapa?"
"Orang tua Ifa! Orang tuanya me-meninggal"
Deggg....
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaulah PelangiKu [END]
Roman pour Adolescents-Judul Pertama Radia And Marcel- " Dia baik, senyumnya menawan, perilakunya nakal, namun hatinya bak malaikat" Radia Najda Afifa " Dia berbeda, sangat berbeda, dia apa adanya, dan aku menyukainya" Marcel Regal Saputra ------------------------- "Bang...