PINGSAN
Marcel berlari menerobos kerumunan orang pada malam hari itu. Laki-laki tersebut berlari tergesa-gesa guna menghampiri Radia yang kini sudah pingsan di atas tanah.
Teman-temannya pun sama, mereka semua bergegas menghampiri Radia bersama dengan Fani juga Bagas yang ikut serta.
"Rad! Radiaaaa!!" Teriak Marcel dengan perasaan yang amat-amat khawatir. Laki-laki itu terus saja menepuk pipi kekasihnya pelan.
Karena merasa sudah tidak ada cara lagi. Tanpa babibu pun, Marcel dengan cepat menggendong Radia. Sesaat ia menatap Queen yang masih terdiam di tempat tajam kemudian secepatnya membawa gadisnya pergi ke area parkiran.
Kevan yang melihat sahabatnya yang sudah berlalu terlebih dahulu pun langsung saja menyusul bersama dengan Fani dan yang lainnya.
"Van!" Panggil Marcel pada Kevan.
"Kenapa?"
"Gue pinjam mobil lo" sahut laki-laki itu.
Kevan memang membawa mobil ke camping hari ini, karena memang Kevan yang di tugaskan membawa banyak box makanan juga minuman. Maka tidak heran lagi kalau dirinya membawa mobil guna menampung box-box itu.
Kevan mengangguk "Gue yang nyetir"
Marcel lantas langsung masuk ke dalam mobil Kevan, laki-laki itu memangku kepala Radia sambil terus menggumamkan kata memohon agar gadis nya bisa bertahan lebih lama.
"Kamu di sini saja" sahut Kevan pada Fani.
Fani tentu menggeleng kuat "Nggak! Aku nggak mau, aku mau lihat keadaan Radia Van!"
"Ta—"
"Aku mohon"
Kevan lantas menghela napas ketika melihat wajah memelas Fani, laki-laki itu menghela napas kemudian mengangguk pelan. Fani yang melihat itu dengan cepat masuk ke dalam mobil samping jok setir milik Kevan.
Sementara Kevan kini beralih menatap teman-temannya.
"Kasih tahu bu Jihan sama pak Geral tentang ini"
Seolah mengerti dengan ucapan Kevan. Banu dan Juna pun segera mungkin meraih ponsel mereka guna memberi tahu kepada kedua guru mereka.
Bagas sendiri bergegas ke arah motor yang ia gunakan ke camping, laki-laki itu akan ikut ke rumah sakit untuk melihat keadaan Radia.
****
"Penyakit Leukimi yang di idap oleh pasien sudah berjalan selama lima tahun. Penyakit kanker darah yang di alaminya sudah masuk stadium akhir. Kompilasi di sebabkan karena penanganan dokter yang terlambat di lakukan. Hal itu kini memperburuk keadaan pasien. Jadi, kami sebagai pihak rumah sakit memohon maaf sebesar-besarnya. Karena penyakit ini sudah tidak bisa kami tangani atau lebih tepatnya kami sembuhkan. Pasien masih memiliki sedikit waktu, dan setelahnya kami serahkan kepada tuhan. Kami harap, anda dan keluarga bisa menerima kenyataan ini" jelas dokter yang baru saja keluar dari ruangan di mana Radia baru saja di tangani.
Semua orang yang mendengar penjelasan dokter tersebut terkejut bukan main. Hal yang paling di takutkan oleh mereka semua kini baru saja di dengar dari sang dokter.
Marcel tak bisa berkata-kata, laki-laki itu merasa tubuhnya lemas seketika.
****
Marcel berjalan memasuki ruang tempat di mana Radia terbaring lemah. Laki-laki itu tak sanggup menahan tangisannya melihat Radia yang kini menoleh ke arahnya dengan air mata yang sudah menderai.
Marcel duduk di atas kursi samping brankar. Laki-laki itu menggenggam tangan Radia yang bergetar hebat.
"Kamu kuat Rad! Aku tahu itu" ucap Marcel pelan.
Radia terisak, gadis itu balas menggenggam erat tangan Marcel "Ak-Aku bukan gadis yang kuat hiks... buktinya aku tidak bisa melawan penyakit ku sendiri" ucap Radia.
Marcel memejamkan matanya, ia tak tahu harus mengatakan apa lagi, hingga suara Radia kembali terdengar.
"Apa aku akan segera bertemu dengan bunda dan ayahku?" Tanya Radia.
Marcel menunduk, laki-laki itu menempelkan punggung tangan Radia pada dahinya "Aku tidak pernah menginginkan kau pergi meninggalkanku Rad! Aku tidak mau itu terjadi" lirihnya.
Radia menarik napas "Ini sudah menjadi takdir ku Cel.... meski aku menolak kehendak Tuhan, yang aku dapatkan pasti akan lebih buruk dari ini. Tuhan selalu mendengar setiap doa makhluknya. Begitu pun dengan doaku yang selalu berharap agar penyakitku dapat di cabut. Namun ini sudah menjadi takdir ku, jika dari awal aku memang di takdirkan seperti ini, maka pada akhirnya pasti akan sama seperti pada awalnya" ujar Radia.
Marcel menggelengkan kepalanya pelan, laki-laki itu sudah menangis sedari tadi. Ia tak bisa lagi menahan isakannya "Aku sudah tahu keadaanmu sedari dulu" ucap Marcel membuat Radia langsung menoleh ke sampingnya.
"Maksudmu?"
"Waktu kau berjalan menuju belakang sekolah setelah dari kantin. Aku tak bisa menahan diri untuk tidak mengikutimu waktu itu. Dan pada saat aku sudah berada di belakang sekolah, aku melihatmu duduk di perumputan sambil memejamkan mata. Kau terlihat begitu tenang, oleh karena itu aku tidak mau mengganggu ketenanganmu. Dan, pada saat bel masuk berbunyi waktu itu....."
Flashback On
Kringg....
Bel masuk berbunyi.
Marcel yang masih berdiri di tempatnya memandang Radia pun sontak berdecak kesal. Baru saja laki-laki itu berniat untuk mendekati Radia dan mengingatkan gadis itu bahwa bel sudah berbunyi, ia sudah lebih dulu melihat Radia beranjak sembari merapikan rok sekolahnya.
Marcel pun hanya tersenyum tipis. Namun, setelahnya senyuman itu meredup di gantikan dengan wajah yang teramat terkejut.
Di sana. Ia melihat Radia yang terbatuk dengan darah yang keluar dari mulut gadis itu.
Marcel membeku di tempatnya. Laki-laki itu merasa kakinya terasa begitu berat untuk sekedar ia gerakkan.
Matanya masih menatap Radia yang kini hanya membersihkan darahnya dengan tissue yang baru saja di ambil gadis itu dari kantong seragam sekokahnya sendiri.
Marcel tak bisa berkata-kata. Ia hanya diam memandang dengan wajah yang masih tak percaya. Marcel memejamkan matanya erat dengan tangan yang terkepal kuat.
Dan pada saat ia kembali fokus pada Radia, gadis itu sudah tidak ada di sana. Dan Marcel, laki-laki itu terlihat menunduk memandang perumputan yang di injaknya dengan mata yang sudah menitikkan cairan bening.
"Aku tidak tahu kau menyembunyikan luka sebesar ini padaku Rad!"
Flashback Off
●●●
Yahh... sedikit lagi udah mau selesai nih gaess semangat aja terus dan pantau terus my story, wkwk...
Makasih buat kalian yang sudah baca chap ini, dan jangan lupa juga sertakan vote dan Commentnya:-D
Btw, kalau ada typo boleh di koreksi:)
Makasih♡
Next??
See you again> _<
![](https://img.wattpad.com/cover/244862299-288-k903732.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaulah PelangiKu [END]
Genç Kurgu-Judul Pertama Radia And Marcel- " Dia baik, senyumnya menawan, perilakunya nakal, namun hatinya bak malaikat" Radia Najda Afifa " Dia berbeda, sangat berbeda, dia apa adanya, dan aku menyukainya" Marcel Regal Saputra ------------------------- "Bang...