ANCAMAN"Selesai" Sahut Marcel ketika tangannya yang semula cekatan kini perlahan menjauh dari kepala Radia yang baru saja ia perban.
Jangan heran kalau Marcel pandai dalam mengobati luka. Itu karna Marcel memang bercita-cita menjadi seorang dokter.
Baju Radia yang semula juga terlihat lusuh sedikit compang-camping dan di penuhi bekas darah pun sudah ia ganti dengan seragam sekolah baru.
Radia masih diam sambil memandang wajah tampan Marcel. Masih mencerna apa yang baru saja Marcel ceritakan padanya soal kecelakaan yang menimpa pemuda itu.
Marcel memang sudah menceritakan soal dirinya yang mengalami amnesia waktu tahun 2017 yang lalu. Selama ia mengobati luka di kepala Radia, mulutnya juga tak berhenti berbicara mengenai hal-hal yang selama ini menjadi alasan kenapa dirinya tak mengenal Radia.
Marcel menghela napas kemudian menggenggam tangan Radia "Lupakan semuanya dan kita mulai dengan yang baru" ujar Marcel.
Radia memejamkan mata kemudian membukanya perlahan "Apa kau mencintaiku?" Tanya Radia tak yakin.
Marcel mengerutkan keningnya kemudian tersenyum tipis "Aku selalu mencintamu Rad! Dan itu semua tanpa alasan, aku mencintaimu karna kau apa adanya"
Radia tersenyum kemudian turun dari ranjang uks.
"Kau mau kemana?" Tanya Marcel menatap bingung Radia yang kini sudah berjalan meninggalkan ranjang.
Radia menoleh dan menatap Marcel dengan kerutan di dahinya "Aku mau ke kelas" jawabnya kemudian kembali melanjutkan jalannya menuju pintu uks.
Marcel memandang punggung rapuh itu dengan perasaan yang amat begitu sakit.
"Aku akan selalu menjagamu Rad! Aku berjanji kepada aku akan menjaga dan mencintaimu sepenuh hatiku" gumam Marcel penuh keyakinan.
****
"A-apa yang kalian berdua lakukan di sini?" Pertanyaan dari Queen mengundang tatapan remeh dari Fani juga Raya.
"Lo bertiga kenapa tegang gitu? Santai aja kali, gue sama Raya nggak gigit orang" kekeh Fani membuat ketiga gadis di depannya lagi-lagi tak mengerti apa tujuan Fani dan Raya.
"Langsung ke intinya aja Fan! Gue beneran nggak ngerti tujuan lo berdua datangin kita apa?" Seril ikut menimpali kala melihat raut wajah Queen yang sudah berada di ambang kemarahan.
"Ohh. gue cuma mau bilang. Berhenti ngebully orang! Cuma itu kok, emang salah yah?" Fani berucap sambil menaikkan salah satu alisnya.
Queen menggeleng tak percaya "Maaf! Tapi lo nggak ada hak ngelarang gue buat berhenti ngebully orang, jadi tolong! Nggak usah sok peduli dengan apa yang gua lakuin terhadap mereka!"
"Gue sama Kak Fani bukannya peduli sama apa yang lo lakuin, tapi kita peduli dengan orang-orang yang udah lo siksa sampai segitunya, sedangkan mereka nggak ada salah sedikit pun sama elo!" Balas Raya tak tahan dengan sikap Queen yang begitu terobsesi dengan kakaknya.
"Ray! Lo lebih mentingin mereka di banding gue?" Tanya Queen tak percaya dengan sosok gadis yang selalu di puja karna keanggunan juga kebaikan gadis itu.
Raya tertawa sinis "Emang kapan gue mentingin elo?"
Ucapan sinis Raya membuat seorang Queen merasa benar-benar malu. Niatnya yang ingin mengambil hati Raya agar dapat dukungan untuk dirinya dan Marcel sudah habis kala mendengar gadis itu bertanya dengan begitu tak sukanya.
"Gue itu lebih cocok sama abang lo di banding Radia Ray! Kenapa lo nggak ngerti sama sekali? Abang lo nggak mungkin bisa hidup bahagia sama cewek cupu kayak dia! Yang bahkan tidak kita ketahui asal usulnya!" Queen kehabisan kesabaran, ia sudah tak tahan untuk kembali membandingkan dirinya dengan sosok gadis yang sangat tak menonjol di SMA Permai Bangsa.
"Sorry! Tapi gue lebih kenal Kak Radia di bandingkan lo! Dan bahkan, Kak Radia lebih unggul kecantikannya di banding elo! Dan terakhir, kak Radia lebih dulu kenal sama Bang Marcel di bandingkan lo yang bahkan cuma mengenal Bang Marcel lewat nama dan ketampanan laki-laki itu. Lo pikir dong! Kalau lo bahkan gak tahu apa yang Bang Marcel suka dan apa yang tidak dia suka! Jadi please..... nggak usah ngarep bisa dapatin cinta abang gue!"
Setelah mengatakan hal itu, Raya pergi dengan langkah santainya. Ia tak habis pikir dengan jalan pikir Queen yang sangat-sangat berharap akan sosok Abangnya.
Sementara Fani yang melihat Raya pergi begitu saja pun hanya bisa tersenyum tipis kemudian kembali menatap Queen tak lupa pula dengan senyum miring miliknya.
"Lo udah liat kan seberapa besar dukungan Raya pada sosok Radia? Lo bahkan kalah telak dengan Radia yang lo pikir hanya seorang gadis cupu! Ingat Queen, kita tidak bisa tahu kapan orang-orang yang dulunya sangat di kucilkan dapat berubah drastis dan terkenal. Yang gue harap cuma satu, nggak usah sok menjadi penguasa di sekolah ini, karna lo! Cuma unggul dalam fisik, namun batin lo udah kalah duluan"
Queen mengepalkan tangannya kuat-kuat sambil memandang Fani penuh kebencian. Dirinya yang awalnya sangat-sangat menyukai Kevan dan ternyata Fani lebih bisa mendapatkan hati laki-laki itu.
Dan, kenapa di saat ia kemudian menyukai Marcel gadis itu lagi-lagi menghalangi segala cara yang ia lakukan?
"Lo maunya apa sih hah!? Lo pikir lo bisa jatuhin gue lagi, Iya!? Lo belum puas ngambil hati Kevan Hah!!" Tantang Queen.
Fani tersenyum tipis "Gue cuma mau ngasih tau, kalau semua aksi pembullyan lo sudah gue ketahui, dan bukti dari aksi itu juga ada di tangan gue. Cuma satu tahap terakhir........."
Fani memandang Queen dengan raut wajah datarnya.
"......... melakukan pembullyan lagi? Atau bukti jatuh ke tangan kepala sekolah"
●●●
Tadaa....
Update lagi euyy...
Makasih buat kalian yang sudah baca chap ini, dan jangan lupa juga sertakan vote dan Commentnya:-D
Ekhemm...gimana nih part 11 nya? Hehe...
Kalau ada typo boleh di koreksi :)
Makasih juga buat kalian yang udah baca part ini ♡
Next??
See you again :)

KAMU SEDANG MEMBACA
Kaulah PelangiKu [END]
Genç Kurgu-Judul Pertama Radia And Marcel- " Dia baik, senyumnya menawan, perilakunya nakal, namun hatinya bak malaikat" Radia Najda Afifa " Dia berbeda, sangat berbeda, dia apa adanya, dan aku menyukainya" Marcel Regal Saputra ------------------------- "Bang...