BUNDA BAHAGIA"Sejak kapan lo punya pacar?" Tanya Misel masih dengan raut wajah terkejutnya.
Berbeda dengan Raya dan Rian yang hanya diam sambil fokus memakan makanan di depannya, toh mereka berdua juga sudah tahu kalau abang mereka itu sudah berpacaran dengan Radia.
"Iya bang! Kenapa kamu pacaran hah? Bunda kan udah bilang, jangan pacaran dulu!" Sentak Bunda ketika mengetahui kalau sang anak kini sudah mempunyai pacar.
Orang-orang yang berada di meja makan tersebut pun menatap bunda mereka bingung, pasalnya bagaimana bisa bunda mereka marah, kalau di antara mereka semua bundanya sendiri yang ngotot menginginkan Marcel segera mempunyai pacar.
"Kenapa bun? Bukannya bunda yang mau aku punya pacar?" Tanya Marcel ikut bingung dengan sikap bundanya yang suka berubah-ubah.
Bunda memijat pelipisnya lelah "Bukan begitu Marcel! Bunda kangen sama dia, bunda cuma mau kamu pacaran sama gadis itu"
"Siapa bunda? Bunda selalu ngomong gitu sama Marcel, padahal Marcel gak tahu gadis yang bunda maksud itu siapa?" Marcel ikut frustasi dengan ucapan yang selalu saja bundanya lontarkan.
Ia sendiri tidak tahu kalau gadis yang bundanya inginkan itu siapa.
"Pacar kamu yang dulu bang! Bunda cuma mau kamu pacaran sama dia"
Seketika meja makan yang di huni banyaknya orang hening setelah mendengar ucapan dari sang bunda.
"Kamu nggak akan ngerti, karna kamu udah nggak ingat sama dia!"
Marcel diam-diam tersenyum tipis, ia mendongak guna menatap wajah sedih dari bundanya, laki-laki itu menggeleng pelan "enggak bun! Aku udah ingat gadis itu, aku udah ingat siapa dia"
Bunda membulatkan matanya tak percaya, wanita paruh baya itu bahkan tak bisa berkata-kata setelah mendengar penuturan dari sang anak.
"Apa? Abang udah nggak amnesia lagi?" Celetuk Friska sambil tersenyum sumringah.
Marcel mengangguk sembari mengusap rambut sang adik "Iya"
"Tunggu! Jadi kak Radia itu adalah pacar bang Marcel sebelum abang kecelakaan?" Pekik Raya tak percaya.
Yahh...
Raya dan juga Rian, memang tidak tahu menahu tentang siapa pacar Marcel di masal lalu, karena mereka berdua yang di sekolahkan di kampung halaman opa dan juga oma mereka.
Karena itu lah, sejak kejadian kecelakaan, mereka tidak tahu kalau ternyata sang kakak sudah mempunyai pacar kala waktu itu. Namun, sekarang mereka sudah tahu, pasalnya sang bunda selalu saja menceritakan tentang sosok gadis yang bunda mereka idamkan menjadi pacar dari Marcel, namun bunda tak pernah menyebutkan nama gadis itu ketika mereka sudah bercerita tentang masa lalu.
Misel sendiri nampak tersenyum lebar "Dek! Lo beneran pacaran sama Radia? Lagi?" Tanya gadis itu.
"Gue nggak pernah putus sama dia" sahut Marcel membuat Misel menggaruk kepalanya malu.
"Ya juga sih! Eh, tapi beneran pacaran?" Tanya nya kembali.
Dan Marcel hanya mengaggukkan kepalanya sebagai jawabannya.
Regan sendiri masih diam, dan mengingat-ingat gadis yang menjadi pacar dari abangnya. Laki-laki itu seketika membulatkan matanya kemudian mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja makan.
Regan beralih membuka aplikasi instagramnya guna melihat kembali akun yang baru saja ia ikuti, hehe...jangan bingung yah, laki-laki itu tak sengaja melihat salah satu akun dari bagian "@Ra_dia orang yang mungkin anda kenal, ada di instagram" dengan begitu Regan berpikir kalau Radia yang keluarganya maksud adalah Radia di akun ini.
Dengan cepat ia memencet akun tersebut, laki-laki tersebut memicingkan matanya sambil memperhatikan profil kecil di pojok kiri atas itu.
"Jadi kamu beneran pacaran sama Radia bang?" Tanya Bunda.
Marcel menatap bundanya kemudian mengangguk "Iya bun"
"Radia Najda Afifa?" Tanya Bunda memastikan.
Marcel terkekeh dan kembali menganggukkan kepalanya.
Bunda lantas berdiri dari duduknya "Wahhh!! Kabar ini harus bunda kasih tau Ayah kamu! Awww...bunda bahagia sekali!!" Pekik Bunda kemudian meninggalkan meja makan dengan perasaan yang teramat senang.
Marcel menghela napas kemudian menatap saudara-saudaranya yang saat ini menatap bunda mereka dengan kerutan di dahi.
Setelahnya mereka semua tertawa bersama, seolah kejadian lucu baru saja mereka saksikan.
****
Radia terbangun dari tidurnya. Jam menunjukkan pukul 05.45 pagi. Gadis itu mengumpulkan nyawanya yang belum sepenuhnya terkumpul. Setelah merasa sudah cukup, gadis itu mulai beranjak dari atas tempat tidurnya menuju kamar mandi.
Sesampainya di dalam kamar mandi, Radia menyempatkan diri untuk menatap cermin dalam kamar mandi miliknya, gadis itu menghela napas melihat tubuhnya yang terlihat begitu kurus. Wajahnya pun nampak sangat pucat.
Radia menghembuskan napasnya perlahan, kemudian mulai melakukan ritual mandinya.
Setelah menghabiskan waktu beberapa menit, Radia pun keluar dari kamar mandi lengkap dengan seragam sekolahnya, gadis itu duduk di meja riasnya sambil menatap pantulan dirinya di cermin.
Radia menyisir rambutnya dengan begitu telaten. namun entah kenapa, gadis itu merasa, kalau rambutnya semakin rontok kala ia menyisir rambutnya terus-menerus, terlihat dari sela-sela sisirnya yang nampak begitu banyak helaian rambut hinggap di sana.
Tak mau berpikir negatif, Radia beranjak dari duduknya dan mulai berjalan keluar kamar setelah menyambar tas ransel sekolahnya.
Baru saja gadis itu membuka pintu rumahnya, tepat di depan gerbang rumahnya terpakir mobil berwarna hitam yang sangat ia kenali.
Radia menghela napas, kemudian berjalan menuju mobil tersebut. Gadis itu membuka pintu mobil milik Marcel dengan perasaan bersalah, mengingat dirinya yang lupa dengan tanggal jadian mereka kemarin.
●●●
Asekkk...update lagi...
Makasih buat kalian yang sudah baca chap ini, dan jangan lupa juga sertakan vote dan Commentnya:-D
Kalau ada typo, boleh di koreksi :)
Makasih♡
Next??
See you next time :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaulah PelangiKu [END]
Teen Fiction-Judul Pertama Radia And Marcel- " Dia baik, senyumnya menawan, perilakunya nakal, namun hatinya bak malaikat" Radia Najda Afifa " Dia berbeda, sangat berbeda, dia apa adanya, dan aku menyukainya" Marcel Regal Saputra ------------------------- "Bang...