PUTUS ASA?BRAKKK...
Radia tersentak kaget, kala seseorang membuka pintu toilet dengan begitu kencangnya.
"EH CUPU!"
Pasrah....
Radia pasrah ketika tangan Queen menjambak rambutnya kuat.
"Lo sengaja gak pake kacamata buat ngerubah penampilan lo!?"
Radia menggeleng sangat pelan karena rasa sakit di kepalanya.
"Ti-tidak...kamu merusak kacamata ku, jadi aku tidak memakai kacamata ke sekolah"
"Kenapa lo gak beli hah!!? Ohh...gue lupa kalau lo itu miskin, jadi gak bisa beli kacamata kan? Hahaha...kasian banget dia gays"
Ketiga gadis di depan Radia tertawa bersama. Sementara Radia, menahan mati-matian rasa perih di kepalanya.
"Ingat yah Cupu! Gue gak peduli lo itu miskin atau apalah! Tapi karna lo udah ngebuat gue marah! Gue gak bakal tinggal diam"
Bukk...
Queen langsung saja menyentakkan kepala Radia keras hingga membentur tembok dekat wastafel toilet.
Darah segar keluar dari kepala Radia, meski begitu ia masih saja menahan diri agar tidak terjatuh walaupun kepalanya sudah berdenyut hebat.
"Gue tahu lo itu cari muka di depan Marcel kan!?"
Radia menggeleng sambil memegang kepalanya, menahan darah yang terus mengalir dari kepalanya dengan derasnya.
"Aku tidak pernah cari muka di depan Marcel, aku benar-benar tidak pakai kacamata karna kamu merusak kacamataku" lirih Radia.
"Alahh...bitch! Jadi di sini lo nyalahin gue HAH!! JAWAB LO!" Bentak Queen, sementara Radia hanya menggelengkan kepalanya sambil terisak.
"Hikkss...aku tidak berniat un-"
"Ser! Ambil gunting!"
Radia langsung mendongak menatap Queen yang baru saja memerintah Seril temannya.
"Ka-kamu mau apa?" Tanya Radia terbata, masih memegang kepalanya yang terluka, bahkan tangan gadis itu sudah di penuhi darah.
"Gue mau main-main sedikit sama lo!"
Radia menggeleng ketika Queen berjalan mendekatinya dengan membawa gunting. Dan tepat saat itu juga, Seril dan Ratu teman Queen, bergerak menahan kedua tangannya.
Queen tersenyum miring, dan mulai menggunting rambut dan baju Radia, tak sampai situ, gadis itu juga mengambil air bekas pel dan langsung mengguyurnya pada tubuh Radia.
Napas Radia memburu karena kehabisan napas, bagaimana tidak? Queen mengguyurnya dengan air bekas pel di saat kedua tangannya masih di tahan oleh Seril dan ratu.
Belum puas mengguyurnya dengan air bekas pel, Queen juga mendorong tubuh Radia hingga tubuhnya menubruk wastafel dengan kerasnya.
Radia merasakan punggungnya sakit, ia menangis sejadi-jadinya.
"Ingat lo cupu! Selama ada gue! Lo gak pernah bisa bebas!"
Setelah mengucapkan kelimat itu, Queen berlalu dari hadapan Radia yang sudah terduduk di lantai toilet.
"Heh! Dengar tuh kata Queen, lo jadi cupu gak usah deh sok belagu!" Sentak Seril sambil menunjuk Radia.
"Iya! Lo suka kan sama Marcel? Seharusnya lo sadar diri Bitch! Kalau yang bisa sama Marcel itu cuma Queen dan hanya Queen" balas Ratu sembari menendang kaki Radia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaulah PelangiKu [END]
Fiksi Remaja-Judul Pertama Radia And Marcel- " Dia baik, senyumnya menawan, perilakunya nakal, namun hatinya bak malaikat" Radia Najda Afifa " Dia berbeda, sangat berbeda, dia apa adanya, dan aku menyukainya" Marcel Regal Saputra ------------------------- "Bang...