PERMINTAAN MAAFMarcel belum juga menjalankan mobilnya padahal Radia sudah berada di jok samping tempat ia duduk.
Laki-laki itu masih saja memegang setir mobil dengan perasaan berkecamuk, pandangannya menatap jalan di depan dengan datar. Sesaat ia menoleh ke samping, dan mendapati Radia yang tengah menunduk sambil memainkan jarinya gelisah.
Marcel berdehem singkat guna mencairkan suasana. Hal tersebut membuat Radia langsung saja mendongakkan kepalanya dengan tubuhnya yang kembali ia tegakkan.
Mencuri pandang ke sebelah kanannya, dan pada saat itu juga, maniknya bertemu dengan iris hitam legam milik Marcel.
"Ak-aku minta maaf soal kemarin" ucap Radia, pada akhirnya ia tak bisa menahan diri untuk kembali berbaikan dengan Marcel.
Marcel masih diam seolah meminta penjelasan lebih atas permintaan maaf darinya.
"Aku memang lupa tanggal jadian kita, karna aku memang nggak tahu tanggal berapa...."
Marcel menatap Radia tajam, membuat gadis itu langsung menundukkan kepalanya sambil menghembuskan napas pelan.
"Tapi aku akan menebaknya!" Tekan Radia membuat Marcel tersenyum tipis.
"Baik! Tebaklah" pinta laki-laki itu.
"Tanggal 20 Juni 2017? Atau 10 Juli 2020?" Tanya gadis itu ragu-ragu.
Hening.
Tak ada jawaban dari Marcel, membuat Radia mau tak mau mendongak untuk melihat reaksi laki-laki itu.
Dan pada saat ia mendongak, Marcel tiba-tiba saja memeluk dirinya begitu mendadak yang mampu membuat Radia menahan napas untuk sejenak.
"Dua-duanya! Aku dan kamu berpacaran di tanggal, bulan, juga tahun sama seperti yang kamu sebutkan tadi" ujar Marcel sambil mempererat pelukannya.
Radia tersenyum sembari membalas pelukan Marcel "Hmm... jadi kamu udah nggak marah kan?"
Marcel berdehem "Aku nggak pernah bisa marah sama kamu Rad! Apapun itu"
Radia kembali tersenyum "Apapun itu?"
Marcel menganggukkan kepalanya.
"Walaupun aku pergi meninggalkanmu, apa kau tidak akan marah?"
Marcel yang mendengar ucapan lirih dari sang kekasih, lantas melepaskan pelukannya dan menatap Radia begitu dalam.
"Kenapa ngomong gitu?"
Radia menggeleng "Takdir siapa yang tahu"
Marcel memejamkam matanya untuk meredam perasaan tak mengenakkannya "Lupakan. Sekarang kita berangkat!"
Radia mengangguk setuju. Mobil tersebut pun melenggan pergi meninggalkan halaman rumah menuju SMA Permai Bangsa.
****
Raya masih duduk di bangkunya meski bel istirahat sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Gadis itu merasa mager untuk sekedar beranjak dari duduknya.
Tidak lama dari itu, Fani masuk ke dalam kelasnya yaitu kelas X IPA 2.
"Woyy Ray!" Panggil Fani sembari duduk tepat di depan Raya.
Raya hanya mendongak sambil berdehem sebagai jawabannya.
"Lo kenapa?" Tanya Fani bingung.
"Aku lagi mager kak" jawab Raya sambil memainkan penghapus dan pensil dengan begitu malasnya.
Fani berdecak kemudian menarik tangan gadis itu agar segera berdiri "Kita ke kelas XI IPA 2 sekarang!" Finalnya kemudian menarik tangan Raya untuk ikut bersamanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kaulah PelangiKu [END]
Ficção Adolescente-Judul Pertama Radia And Marcel- " Dia baik, senyumnya menawan, perilakunya nakal, namun hatinya bak malaikat" Radia Najda Afifa " Dia berbeda, sangat berbeda, dia apa adanya, dan aku menyukainya" Marcel Regal Saputra ------------------------- "Bang...