HUKUMANRadia POV
Aku terbangun dari tidur ku setelah mendengar suara adzan subuh yang berkumandang.
Dengan cepat, aku beranjak menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu.
Setelah itu, barulah aku menggelar sajadah dan memakai mukena ku.
Sholat lima waktu selalu ku terapkan setiap hari, karna bundaku yang selalu mengajariku untuk terus beribadah kepada Allah, mendoakan kedua orang tuaku agar tetap sehat dan tenang di alam sana.
Setelahnya, aku turun ke bawah untuk memakan sesuatu agar perutku tidak terasa sakit akibat kelaparan nanti di sekolah.
Aku hanya menggoreng nasi, aku bersyukur walaupun orang tuaku sudah tidak ada, dan aku hidup sebatang kara. Alhamdulillah, aku masih bisa makan dan bersekolah.
Aku ingin membuat Bunda dan Ayah bangga padaku akan prestasiku selama ini.
Setelah makan, aku kembali ke kamar bersiap-siap ke sekolah.
Tidak butuh waktu lama, aku sudah siap dengan seragam sekolah serta tas yang sudah berada di punggungku.
Aku melangkah menuju pintu. Jam masih menunjukkan pukul 05.23 pagi, itu artinya aku mempunyai banyak waktu untuk sampai ke sekolah tepat waktu pula.
Aku keluar dari pintu rumahku, keadaan di sekitar sini masih begitu sepi, namun beberapa tetanggaku sudah ada yang beraktivitas.
Aku bingung, mereka semua bahkan membenciku, mereka semua sama, suka mengolok-olokku.
Kecuali satu orang.
"Radia! Kamu sudah sarapan?"
Dia. Kak Tina!
Tetanggaku tempatku bekerja untuk mengasuh anaknya.
Dia sangat baik, dan aku sudah menganggapnya layaknya kakakku sendiri.
Dia bertanya padaku, dan sekarang sudah berada di hadapanku.
"Udah Kak! Aku baru aja tadi sarapan" jawabku lembut.
"Ohh...gitu, mau kakak antar ke sekolah?"
Aku menggeleng kukuh, setidaknya masih ada orang baik di sekitarku. Namun, aku pastinya akan menolak, karna dia terlalu baik, dan aku sangat berterima kasih.
"Tidak papa Kak! Makasih, Aku mau berangkat sekarang saja. Lagi pula aku lebih suka berjalan kaki" ujarku padanya meyakinkan.
Ku lihat wanita cantik itu tersenyum dan mengelus kepalaku.
"Baiklah, kalau begitu kakak pulang dulu, nanti Syifa nangis"
Aku mengangguk, dan wanita cantik itu pun melenggan pergi kembali ke rumahnya.
Aku juga kembali melangkah menuju sekolah ku dengan berjalan kaki.
****
Marcel POV
Aku sudah berada di kelasku. Duduk sendiri sambil memandangi taman belakang sekolah yang nampak sangat sepi dan hanya di isi oleh satu sosok.
Yaa...
Dia ada di sana, duduk di bangku panjang dengan buku di tangannya.
Aku tersenyum melihatnya dari jendela kelasku.
Dia tak menyadari kalau aku tengah menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaulah PelangiKu [END]
Teen Fiction-Judul Pertama Radia And Marcel- " Dia baik, senyumnya menawan, perilakunya nakal, namun hatinya bak malaikat" Radia Najda Afifa " Dia berbeda, sangat berbeda, dia apa adanya, dan aku menyukainya" Marcel Regal Saputra ------------------------- "Bang...